Part 19

179 13 0
                                    


Cinta adalah pengalaman penuh emosi yang dirasakan kebanyakan orang. Tetapi hanya beberapa orang saja yang bisa menikmati rasa itu

***

Seperti biasa apel pagi dilapangan utama SMA 1 tentang kepala sekolah yang memberikan pengarahan agar seluruh kelas Xll lebih giat lagi dalam belajar karena UN akan segera dilaksanakan.

"Siap gerak. Kepada Bapak Kepala Sekolah kita beri salam!"

"Selamat pagi Pak!" tukas seluruh murid-murid SMA 1 dengan semangat 45.

Diperjalanan menuju kelas, tidak sengaja pandangan Alfi dan Adira bertemu.

"Pagi Ra,"

"Pagi juga Al."

Pikirannya melayang pada saat digrup tadi malam. Adira jadi dag-dig-dug sendiri memikirkan chatan Alfi yang menurutnya akan ada harapan dengan kepekaan cowok itu.

Tapi, pagi ini Alfi seolah biasa saja, berbanding terbalik dengan yang dirasakan oleh Adira.

"Ahhh pusing deh jadinya gue." rutuknya berjalan menuju bangkunya.

***

Sudah seminggu Adira uring-uringan dengan sifat Alfi yang menurutnya mangkin cuek saja kepadanya, sangat terlihat kalau cowok itu sedikit berniat menjauhi dirinya.

"Gue salah apa sih," Adira mengacak rambutnya sendiri gemas.

"Perasaan tuh ya gue gak bikin salah! Alfi nyebelin ihh..!"

Adira makin menjadi-jadi ia menghentakan kakinya dilantai, seolah-olah lantai adalah benda yang cocok sebagai tempat pemuas amarahnya.

"Udah sih Ra! kan emang sifat Alfi begitu,"

"Ya tapi ini lain leen.."

"Apanya yang lain?"

"Sifat Alfi. Dia biasa aja tuh sama kalian, ngomong becanda sama kalian, nah di gue dia cuek bebek, udah seminggu loh dari pertama ujian dia diamin gue."

Aileen menarik nafas panjang dan tersenyum kecil pada Adira yang masih kesal akan sifat Alfi akhir-akhir ini.

"Udahlah mungkin dia diamin lo karena ada sesuatu yang pengen dibicarain tapi sulit gitu,"

"Emang dia mau ngomong apa? Masa cuma mau bicara aja sampai ngejauh, ngediamin gue gini, kan gak mungkin!"

Aileen geleng-geleng sendiri melihat tingkah Adira yang menurutnya lucu.

Memang benar sih akhir-akhir ini Alfi sangat terlihat menjauh, tapi cowok itu seperti terlihat menyimpan sesuatu yang dia sendiri masih bingung bagaimana cara mengungakapkannya.

"Mending kita kemading, lihat tuh udah jam 10.00 . pasti pengumuman kelulusan udah ditempel. Lo gak mau lihat siapa yang lulus dengan nilai terbaik?" Ajak Aileen saat sahabatnya itu mulai menenggelamkan wajahnya untuk tidur.

"Males gue gak mood!"

"Ayolah Adira," Aileen manarik tangan Adira paksa, wajahnya memelas memohon agar cewek yang sedang kesal itu mau menemaninya.

Stay [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang