"Mungkin ini memang yang terbaik. " Adira kembali menundukan kepalanya, bulir bening jatuh dari mata coklatnya.Zelvin menghapus air mata Adira dengan lembut.
"Kita masih bisa bertemankan?" tanya Adira hati-hati.
Zelvin terkekeh seraya menganggukan kepalanya
"Adira, kita putus baik-baik. Kita bukan seperti pasangan yang lainnya, yang setelah putus musuhan, jauh-jauhan, kalau bertemu buang muka padahal dulu pernah cari muka. Kita jangan seperti itu." Zelvin tersenyum"Aku janji bakal selalu ada buat kamu, bakal ngejagain gadis yang sering ngambekan ini!" lanjutnya meyakinkan.
"Ih Zelvin.. Aku nggak ngambekan tau!" kilah Adira sembari mengerucutkan bibirnya.
"Iya deh!" kekeh Zelvin
"Yaudah yuk balik udah sore gini!" ajak Zelvin sambi menggenggam erat tangan Adira.
Dimobil, Zelvin maupun Adira tidak berbicara. Mungkin masih canggung karena putusnya hubungan mereka. Tetapi karena dari sananya lelaki itu yang sifatnya humoris, gak suka diam-diam begini, ia langsung merubah suasana.
"Ra, kenapa diam aja. Lagi mikirin gue ya?" goda Zelvin sambil memainkan alisnya yang tebal itu.
"Ge-er lo!"
"Kirain!" ujarnya
"Udah sampai rumah lo nih , nanti langsung istirahat ya. Jangan terlalu dipikirin kali masalah ini, gue gak mau lihat lo sedih, apalagi sampai nangis."
"Iya. Makasih Vin." Zelvin mengangguk dan tersenyum tulus.
"Aku pasti bakal berusaha gak sedih!" batin Adira
Sementara dimobi, Zelvin mengenggam stir mobil semakin keras.
"Mengapa harus perbedaan seperti ini!?" ucapnya menahan emosi.
Disuatu sisi, Adira duduk ditepi ranjang. Ia masih menahan sesak didalam dadanya. Berusaha agar tidak nangis, tapi tetap saja benteng pertahannanya tetap terbuka. Ia menangis. Walaupun mereka putus baik-baik dan mulai sekarang berganti status dari pacar menjadi sahabat, masih saja sulit baginya untuk menghapus dan melupakan sosok seperti Zelvin dan kenangan mereka.
Adira berjalan kemeja belajarnya. Gadis itu mengambil buku bersampul warna kesukaanya. Ia menuliskan sesuatu.
Dear Diary
Sekarang aku paham,
Bahwa yang berbeda tak akan lama.______
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay [Completed]
Teen FictionDia memang bukan cinta pertamaku. Bukan juga seorang lelaki yang terlebih dahulu mengisi hati dan pikiranku. Tetapi dia cinta terakhirku, yang menuntunku melupakan seseorang yang pernah mengisi hatiku karena sebuah perbedaan. Perbedaan yang memang t...