Part 12

215 13 0
                                    


Dikamar, Adira hanya menguling-gulingkan tubuhnya dikasur, sesekali memainkan ponsel dan membuka media sosialnya. Ia bosan dirumah. Papa dan Mamanya sedang pergi keacara pernikahan teman semasa kuliah mereka.

Ting

Bunyi notifikasi dari ponselnya. Ia langsung membukanya layar kunci. Senyumnya mengembang saat melihat nama seseoang dilayar ponsel.

NaufAlfian_Martinez
Ra kaki kamu nggapapa kan?

Adira mengernyitkan. Sepontan melihat kakinya.

Nadira_AF
Nggapapa kok.

NaufAlfian_Martinez
Bisa jalan kan?

Nadira_AF
Bisa

NaufAlfian_Martinez
Yaudah yuk jalan.

Refleks Adira tersenyum. Ternyata Alfi hanya menjahilinya dengan mengajak jalan. Dasar cowok aneh! Pikirnya.

Nadira_AF
Yaudah gue mau. Tapi kemana?

NaufAlfian_Martinez
Nanti juga kamu tau.

Read.

***

Disinilah mereka sekarang. Pantai.

"Wah, Alfi gue udah lama banget gak kepantai!"

"Kamu suka?" Adira hanya mengangguk, matanya sibuk nemandang hamparan pasir putih dan birunya lautan.

"Kita kesana yuk Ra!"

"Yuk!"

Mereka berdua berjalan menuju jembatan. Jembatan yang dikenal dengan nama Jembatan Cinta. Yang panjang jembatan ini kira-kira 800 meter. Saat pagi atau sore hari, Jembatan ini menjadi tempat yang romantis untuk melihat matahari terbit dan terbenam.

"Dari atas gini pemandangannya makin bagis ya Al!"

Alfi mengangguk dan tersenyum, sungguh Alfi sangat suka melihat Adira senang seperti ini.

"Mitosnya Jembatan Cinta ini adalah penghubung cinta, dan yang menyebrangi Jembatan ini akan membuat pasangan langgeng." ucap Alfi dengan pandangan lurus.

"Tapi gue kan jomblo!"

Alfi menoleh dan sedetik kemudian ia terkekeh.

"Suatu hari nanti kalau kamu sudah punya pacar!" ujarnya

Adira diam. Pacar? Ia sempat menyandang status tersebut sebelum perbedaan memisahkan mereka.

"Al, perbedaan itu salah gak sih?"

Alfi mengerti arah pembicaraan ini matanya kembali menghadap lurus.

"Perbedaan itu gak salah Ra, terkadang orang-orang lah yang salah mengartikan." Alfi memandang wajah Adira yang juga memandangnya.

"Perbedaan itu bukan hal buruk, itu semua mengajarkan kita untuk menghargai satu sama lain, Tuhan menguji manusia tentang perbedaan itu untuk memastikan apakah manusia lebih mencintai penciptaNya atau ciptaanNya. Kamu ngertikan?" Adira mengangguk paham.

"Kamu juga harus tau bukan hanya persamaan yang membuat kita bahagia. Jika memang jodoh kelak Tuhan akan menyatukan dengan atau tanpanya dan dengan cara apapun." lanjut Alfi tersenyum tulus.

Adira juga membalas senyum tersebut. Sekarang ia mulai mengerti semua ini.

"Yaudah kita pulang ya?"

"Ok."

___

To be continued





Stay [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang