Part 17

163 12 0
                                    

Setahun setelah Ibu Zelvin meninggal. Zelvin dan keluarga pindah ke London.

Dibendara.

"Ra, maaf ya gue gak bisa nepati janji gue buat selalu ada dan ngejagain lo."

"Zelvin lo hati-hati ya, jangan lupain gue juga!" Adira menangis.

"Pasti. Jangan nangis dong! Gue gak mau liat lo nangis, pokonya ini yang terakhir gue lihat lo nangis. Sini peluk." Zelvin merentangkan tangannya, agar Adira memeluk.

"Sini peluk."

Adira melihat Alfi sebentar, yang dilihat tersenyum tulus.

Adira berhambur dipelukan Zelvin, tangisnya makin menjadi.

"Kamu jaga kesehatan ya, harus bisa jaga diri." bisiknya Zelvin.

Zelvin melepas pelukan Adira, mereka bertatapan cukup lama, kemudian saling melempar senyuman tertulus yang dipunya.

Kita Zelvin berjalan kearah Arthur.

"Bro, jangan lupain gue ya! Pokoknya kalau lo balik keindo harus bawa cewek."

"Gue gak bakal lupain lo kok Thur, lo kan sahabat gue yang paling ngeselin." Zelvin terkekeh. Arthur menonjok dada Zelvin pelan karena ucapannya itu.

"Vin, hati-hati ya! Bener tuh kata Arthur kalo balik keindo harus bawak cewek kenalin kekita-kita." Aileen menyetujui saran Arthur.

"Iya deh, yang pacaran mah permintaanya sama !" goda Zelvin pada Arthur dan Aileen.

Kini Zelvin menatap Alfi tajam.

"Hati-hati." kata Alfi tidak mengubris tatapan Zelvin barusan.

Zelvin mendekat pada Alfi berbisik,

"Gue tau lo dan Adira punya perasaan yang sama!" ucapnya tertahan.

"Gue harap lo mau jagain dia buat gue, dan cintai dia dengan cara lo. Jangan buat dia nunggu! Lo gak maukan ada orang lain nyatain perasaanya ke Adira duluan?"

"Dan kalo lo emang bener-bener cinta, jangan gantungi dia!" Zelvin ngomong panjang lebar.

"Saya bakal berusaha!" Alfi merespon.

"Zelvin udah waktunya, anak-anak Om dan Zelvin berangkat ya."

"Hati-hati Om,Vin!"

Pesawat yang ditumpangi Frans dan Zelvin pun lepas landas.

"Walaupun aku menyadari, jodoh itu Tuhan yang mengkhendaki tetapi tetap saja terbesit dihati, kalau memang kita tak berjodoh mengapa Tuhan buat kita saling jatuh cinta saat itu Ra." Batin Zel in, menahan sesak didadanya.

"Vin?"

"Ya Pa!?" Zelvi menoleh pada Frans.

"Lupain dia, bagaimana pun kalian pantas bahagia dengan jalan yang lurus, dengan cara kalian masig-masing."

Zelvin mencerna kata-kata papanya barusan dan mengangguk setelahnya.

"Bahagialah Ra! Dan aku akan cari bahagiaku sendiri." hati dan pikirannya saling menyatu.

________

Stay [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang