BAB 8

897 131 21
                                    

Sejak perkelahian didepan pintu utama gedung management Why Don't We, sampai detik ini Fella memilih untuk diam, membuang muka dari Daniel, menatap kearah luar jendela mobil Daniel.

Sepintas ada sebuah pertanyaan dari Fella, tidak adakah kerumunan penggemar dan paparazzi yang mengepung mereka seperti acara tv gosip yang Fella biasa tonton?

Fella tersenyum sinis, tentu saja, Why Don't We tak seterkenal Justin Bieber maupun One Direction.

"Kenapa kau tersenyum sendiri? Tak sabar dengan 'perut membuncit' huh?"

Fella tergelak "Dengar, Tuan Seavey, kau baru saja lulus dan aku baru saja ingin memulai pekerjaan ini, jadi hentikan semua harapanmu tentang 'perut membuncit' ku karena kau tak akan pernah menyentuhku!!"

Daniel tertawa "Baiklah, sayang."

Fella menggeram "Sekali lagi kau memanggilku seperti itu, aku akan melompat dari mobil ini."

"Lompat saja." Ucap Daniel menghentikkan mobilnya didalam pekarangan rumahnya "Kita sampai, kau tak perlu repot-repot untuk melompat, apa perlu aku menggendongmu?"

Fella menahan emosi dan keluar dengan membanting pintu mobil.

Dari balik kaca, Daniel mengulum senyum ingin segera melempar Fella keatas kasur.

Ah, sungguh, gadis itu benar-benar membuatnya semakin gila.

🎶🎶🎶

"Dia fikir dia siapa?! Sungguh aku beruntung bisa melupakannya setelah mada sekolah kami berakhir." Bibir Fella tak berhenti menyumpahi pria itu. Meski Fella ingin menghantamkan kepalanya pada dinding, ia tetap profesional merapikan dan memasukkan pakaian Daniel kedalam koper.

"Ck," decak Daniel bersandar pada pintu "Apa yang harus kulakukan pada bibir itu agar bisa berhenti membicarakanku?"

Entah sejak kapan pria mesum ini berada disana, yang pasti, kesabaran Fella kembali diuji.

"Menciumnya?"

Kali ini, Fella berhasil mengatur emosi dan fokus pada pekerjaannya.

"Sabarah Fella, setelah enam bulan kau tak akan memperpanjang kontrak sialan ini." Tangannya bergerak menutup resleting koper, berdiri "Selesai!"

"Permisi tuan, setidaknya aku tak mau berada dibalik jeruji atas kematianmu hanya karena 'tidak memberi makan tuannya'." Daniel mengusap bahunya karena ulah bahu Fella saat melewati pintu.

Daniel melebarkan matanya dan segera turun mendapati Fella dibalik meja dapur "Wow, bukan bermaksud menghinamu nona, tapi lebih baik aku memesan makanan."

Daniel tergelak mengangkat kedua tangannya saat Fella mengacungkan pisau "Diam atau ini lebih baik daripada alasan atas kematianmu karena kelaparan."

Daniel mengangguk ngeri, Fella berbalik berusaha menali bagian belakang apronnya.

Tangannya tak sengaja bertemu jemari Daniel dari balik pinggang, Fella hendak berbalik tapi pisau digenggamannya menakuti Daniel "Diamlah nona, kau bisa menikamku."

"Sudah!"

"Menjauhlah." Usir Fella memulai aksinya.

"Apa kau tak pernah melihat drama? ini bagian yang paling ditunggu digenre romantis!"

"Apa pisau ini cukup tajam untuk memotong usus manusia?"

Hi Seavey!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang