BAB 25

656 89 9
                                    

"A-A-AKU..."

"Hmm?" Wajah Daniel semakin mendekat, mata liarnya mengamati bibir Fella yang bergetar.

Kaki Fella terpaku, membuat tubuhnya ikut membeku.

Hidung mereka bersentuhan karena jarak yang semakin dekat.

Meja di belakang Fella bergeser menghasilkan suara decitan yang justru melengkapi suasana menegangkan di dalam sini.

"Dan, aku ingin meminjam--"

Jack sialan mengejutkan mereka, keduanya tergelak salah tingkah, Fella langsung bergeser membuat Daniel mendorong meja dan terjerembab ke atasnya, pahanya sakit karena terbentur sisi meja "WHAT THE FUCK AVERY?!!"

"Ma-Maafkan aku, ba-baiklah aku akan pergi, lanjutkan saja, tak apa." Jack hendak keluar sebelum Fella berseru jika ia juga memiliki urusan bersama Rose dengan bibir yang masih bergetar, dan intonasi kaku yang berhasil keluar.

Daniel hanya melongo menatap kepergian Fella kemudian matanya memicing pada Jack yang berdiri di ambang pintu meringis merasa bersalah telah membuat Fella pergi "A-Akan aku traktir."

***

"ROSE,"

"Come in!" Fella masuk ke dalam ruangan Rose, wanita itu menghentikan aktivitas menulisnya.

"Ada sesuatu yang ingin aku katakan," Rose mengangguk tersenyum menyuruh Fella duduk "Katakan saja."

Fella mengulum bibir tampak berfikir "Aku... ingin bertanya kapan tour ini mengambil waktu istirahat? Ada yang harus aku lakukan di Amerika."

Rose berdeham mengangguk "Boleh aku tahu apa 'yang akan kau lakukan' itu?"

"Aku harus melanjutkan pendidikan S2 ku di Amerika, temanku baru saja memberitahu jika aku telah di terima." Cerca Fella tersenyum memohon.

Rose tampak menimang-nimang, kemudian "Baik, tapi aku tidak tahu pasti kapan tepatnya, akan aku hubungi jika kami sudah memiliki pengganti baru."

Mulut Fella menganga lebar, gembira "Terima kasih, Rose, sungguh, aku mencintaimu!"

Rose tertawa "Kau tahu betul betapa dermawan dan bijaksananya aku sebagai pimpinan, bukan?"

Fella mengangguk antusias "Tentu saja, kau satu-satunya pimpinan tanpa kekurangan satu pun!"

Rose merespon dengan anggukan hangat dan mengizinkan Fella untuk pergi saat gadis itu hendak pamit.

"Rose mengizinkan mu untuk melamarku?"

Fella tersentak ketika Daniel mengejutkannya dengan sebuah pertanyaan konyol tepat di depan pintu ruang kerja milik Rose, Fella menggeleng mengangkat alis.

Sungguh, pria ini penuh rasa percaya diri.

Dan memiliki rasa percaya diri yang berlebihan itu tidaklah baik, kawan.

"Lantas mengapa kau begitu bahagia jika bukan karena itu?"

Fella kembali menganga tak percaya "Sejak kapan aku pernah merasakan bahagia selama menjadi assistant mu? Kau tahu, bahkan di langkah pertamamu untuk menghampiriku, aku sudah mulai mencium aroma bangkai menandakan sebuah malapetaka akan datang menghampiriku."

Hi Seavey!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang