FELLA berjalan cepat melewati lorong "Baiklah, aku dalam perjalanan menuju bandara, akan ku telefon segera, bye!" Telepon terputus gadis itu melirik arloji di pergelangan "Daniel, cepatlah!!"
Pria di belakang hanya terus menggerutu menarik koper yang seharusnya Fella bawa.
Dari dalam lift yang akan tertutup, Fella berseru "Bukankah semalam kau tertidur nyenyak? Mengapa begitu lesu?!"
Koper terseret masuk dan pintu lift tertutup, Daniel mendesah "Memang, tapi itu karena aku ingin segera bangun pagi dan menghabiskan waktu bersamamu keesokan harinya, dan hari ini?! Kita justru kembali mengikuti tour?!"
"Bukankah ini juga termasuk menghabiskan waktu bersamaku? Berhentilah merengek!"
"Bukan dalam bekerja, Danila, tapi dalam liburan!!" Rengek Daniel mengekori Fella "Bisakah kita bermalam setidaknya hari ini saja? Mereka semua ikut tour, tak akan ada yang mengganggu kita, termasuk pria asing mesum itu!!"
"Dan meninggalkan semua penggemarmu yang rela mengantri membeli tiket?!"
"Aku lebih baik kehilangan penggemar dari pada kehilangan waktu langka seperti ini, disini, denganmu, tanpa pengacau."
Ting!
Fella tak menggubris rentetan omong kosong pria yang kini berbicara sendiri karena Fella langsung keluar dari lift mendapati mobil pengantar di depan yang sudah terparkir.
Memerlukan beberapa jam untuk ke negara tujuan tour kali ini, Fella pikir pria di sampingnya akan terus mengusik selama perjalanan, tapi ternyata Daniel yang masih merajuk membuat mulutnya diam, menyenangkan! Setidaknya Fella dapat tertidur nyenyak walau hanya beberapa jam meski tangan Daniel tetap tak berhenti memainkan jemari Fella di lengan seat.
Sungguh, Fella seperti membawa seorang balita berlibur semenjak semalam ia mendatangi apartment dan sejak itu lengan Daniel tak henti memeluknya seperti bayi koala.
Setelah beberapa lama dan akhirnya pesawat mereka tiba, kerumunan paparazzi terlihat dari sini bersama kamera raksasa.
"Sini!" Perintah Fella merebut koper.
"Hei! Apa yang akan di katakan mereka jika wanita yang membawakan koper?" Kata Daniel menolak.
Fella memutar mata, benar-benar kini ia menjadi lebih sering memutar mata hingga terasa sakit sejak menjadi assistant Daniel "Hei! Apa yang akan di katakan mereka jika artis yang membawakan koper assistantnya?" Balas Fella dengan nada yang sama.
Daniel hanya memajukan bibir menurut, tak berani membantah.
Sudah sangat merepotkan Fella menjemputnya hingga benar-benar mendatangi rumah orang tuanya dan kini ia tak ingin merusak hari Fella meski melihat batang hidung Daniel saja sudah mampu menghancurkan mood nya.
Cahaya lampu mulai dan semakin menyilaukan ketika langkah mereka keluar dari bandara.
Banyak pertanyaan yang terlontar, begitu padat hingga sulit bergerak masuk ke dalam mobil.
Pipi Fella bersemu, ia seperti menjadi artis papan atas yang di kerubungi banyak cahaya kamera dan suara bising khas jepretan foto.
"Aku tidak menciummu tetapi mengapa wajahmu memerah?" Tembak Daniel tiba-tiba saat Fella berhasil masuk ke dalam mobil "Lihat! Bahkan sudut bibir itu, astaga, apa salah seorang paparazzi baru saja menarik perhatianmu?!"
Garis bibir Fella yang tersungging ke atas mendadak kembali datar dan kian ke bawah "Shut up."
Daniel berdecak menggeleng "Kau bahkan tak akan tahu bagaimana susah payahku lakukan hanya untuk membuat bibir itu terangkat tersenyum dan paparazzi itu? Dengan mudahnya membuat wajahmu memerah hanya dalam hitungan detik?! Sungguh Fella, kau benar-benar memiliki tipe pria yang aneh, pantas saja kau menolakku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi Seavey!
FanfictionAku ingat jelas, saat Grischa menyuruhku untuk mendengarkan lagu mereka, untuk pertama kali, aku mengangguk menikmati, membuka Google mengetik kata "Why Don't We", dan sebuah kalimat tertulis jika mereka sedang mencari seorang asisstant. Aku fikir a...