BAB 13 - Bella?

812 108 4
                                    

LANGIT mulai menjingga. Sambil menyesap Milk Tea, Fella membalas pesan dari anak kesayangannya. Bagaimana dengan Sienna? Tulisnya.

Tak lama ponselnya bergetar, Grischa menjawabnya. Lagi-lagi dia datang bersama mobil keluaran terbaru, aku heran sudah berapa kamar hotel yang ia kunjungi dengan para pria demi sekotak dollar dan mobil mengkilat?

Fella: Apa pria itu seorang dokter
yang menanganiku saat aku
pergi memeriksakan penyakit
Maag ku?

Ah, mereka telah berpisah, sekarang tipe prianya berubah berputar haluan menjadi vokalis band.

Fella: Sungguh?

Fella memotong kue Red Velvet pesananannya, melahapnya tanpa jeda, tak lama pesan Grischa muncul pada layar, Andai dia tahu pekerjaanmu, Danila, aku yakin kini wajahnya sudah memerah dan berpikir dua kali untuk terus menyaingimu setelah lima tahun lamanya.

Fella: Tentu saja, begitu pula dengan
aku yang akan berpikir ribuan
kali jika tahu untuk siapa
aku bekerja.

Gadis itu tersentak memeriksa arloji di pergelangan. Segera, Fella keluar dari Cafe mempercepat langkahnya menuju Stadion.

Bukan karena takut Daniel memakinya, tapi, apa kata crew disana jika berpikir bahwa Fella bukanlah pekerja yang profesional. Ia hanya tak ingin saat masa kontraknya berhenti, dia keluar dari Management itu dengan meninggalkan kesan yang buruk.

***

"DANI!"

Daniel menoleh, Bella mendekatinya "Karena bagian backstage pada stadion ini tidak begitu luas, jadi para crew memindahkan ruang tata rias dibagian selatan Stage, jangan sampai kau lupa!"

Daniel tertawa "Aku bukan kakekmu, tentu saja aku akan mengingatnya."

"Woah, kau tahu, setajam apa daya ingatku? Kakek yang mewariskannya!"

"Aku tahu." Cibir Daniel mengetuk dahi Bella.

Bella mengerang, mengusap dahinya.

"Terima kasih untuk semuanya." Sahut Daniel tersenyum.

Bella mengangguk cepat "Aku punya banyak waktu luang, kau bisa mengandalkanku kapan saja, perlu nomer teleponku?" Goda Bella.

Daniel tertawa, merogoh saku menyodorkan ponsel pada gadis itu.

Bella menerimanya dan segera mengetik nomer pada ponsel Daniel "Kini kau memiliki sebuah hutang yang harus dibayar." Bella tersenyum penuh arti saat ponsel miliknya bergetar disaku celana "ada restoran asia yang ingin ku datangi."

Hi Seavey!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang