TEPAT pukul tiga, Fella nyaris tersandung sepatunya sendiri saat hendak berdiri, dan diwaktu bersamaan ponselnya bergetar, aku sudah menunggumu daritadi, apa kau ingin mati?!
Ya, ini pesan ketujuh yang Daniel kirim padanya.
Fella berdecak, merapihkan topi dan keluar dari kamar hotel "Ha! Ku harap dikonser nanti seseorang menabrak bahumu hingga kau terjatuh dari atas stage dan semua tulangmu patah hingga tak mampu berdiri lagi!!!"
"Sialan!" Umpat Fella berjalan dikoridor hotel.
"Wow wow wow, chillin' girl, apa yang terjadi? Seseorang mencampakkanmu?" Dari belakang Steven berusaha menyamakan langkah Fella.
"Tebaklah." Jemarinya menekan tombol lift, Alis Steven mengerut "Your Big Boss?"
Melihat ekspresi Fella menandakan tebakannya benar "Kau bisa menyuruhku jika kau mau."
Steven menyusul masuk kedalam lift bersama tawa yang meledak.
Lift tertutup, Fella mendesah "Pukul berapa Rehearsal dimulai?"
"Tiga."
"Dan dia memakiku seolah aku telah terlambat dua jam!!"
Tawa Steven kembali menggema dan 'Ting!' lift terbuka, menampakkan seseorang disana, oh! Mereka baru saja membicarakannya.
"Aku baru saja akan menyusulmu."
Semacam hembusan angin, Daniel mengacuhkan ucapan Fella dan malah bertanya "Apa yang kalian lakukan?"
Menyimpan kedua tangan didalam saku celana, Steven mengangkat bahu melewati Daniel, mengerling kearah Fella sebelum pergi meninggalkan mereka.
Fella tersenyum geli, sungguh, hadiah apa yang pantas untuk Rose yang telah membawa pria gila itu kemari. Menghiburnya disaat seperti ini.
Daniel menatap curiga ketika Fella berjalan melewati "Apa yang kalian lakukan?"
"Making out."
Rahang Daniel nyaris jatuh ketanah mendengarnya "Seriously?!"
Fella mendesah "Apa yang akan kau lakukan jika bertemu Rose didalam lift? Berciuman?"
"Kau gila! Tentu saja membicarakan pekerjaan!"
"Lalu mengapa kau bertanya?"
"Listen, Danila Queyla, aku dan Rose adalah partner kerja, kami saling berhubungan, dan kau dengan pria asing bersama otak kotor itu? Bahkan ku yakin kalian tak saling kenal."
Langkah Fella terhenti didepan pintu utama, berbalik "Ah, aku melupakan cerminku, bagaimana dengan kaca jendela mobil itu? Kau bisa memeriksa keadaan otakmu dulu sebelum memaki otak orang lain yang bahkan tak seberapa kotornya dengan otakmu."
"Apa kau tak terkesan orang yang kau idolakan menyukaimu?"
"Apa kau tak punya malu menyukai gadis yang kau putuskan sambungan Skype nya?"
"Hei! Itu kesalahan crew acara tv itu, bukan aku!"
"I know."
"Lantas mengapa kau tetap dendam padaku?"
"Apa ada peraturan undang-undang jika assistant tak boleh meludahi tuannya?"
Daniel bergeming menatap kepergian Fella memasuki mobil hitam beserta tiga bodyguard disana.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi Seavey!
FanfictionAku ingat jelas, saat Grischa menyuruhku untuk mendengarkan lagu mereka, untuk pertama kali, aku mengangguk menikmati, membuka Google mengetik kata "Why Don't We", dan sebuah kalimat tertulis jika mereka sedang mencari seorang asisstant. Aku fikir a...