BAB 32

595 88 15
                                    

BUNYI pintu menggema.

Hari semakin larut.

Fella bersumpah jika semua staff sudah kembali ke hotel, mengemasi barang dan bersiap ke negara berikutnya.

Sudah banyak negara yang mereka kunjungi, tak terasa.

Di balik segala gangguan yang Daniel berikan, pekerjaan ini sepenuhnya menyenangkan.

Membuang energi tapi Fella menikmati.

Bicara tentang Daniel, hei, kemana pria mesum itu saat ini? Apa saja yang telah ia hancurkan selama Fella tak di samping?

Selain isi koper dan barang bawaan, mood Fella tentu saja.

Gadis itu khawatir pekerjaan yang sudah ia selesaikan dari minggu lalu kembali berantakan dan sia-sia.

Jadi, ia memilih segera kembali ke hotel memeriksa koper Daniel.

Menghela nafas bersiap menghadapi rengekan dan sepasang lengan kekar milik Daniel yang entah membuat Fella heran karena dia hanyalah bocah sembilan belas tahun.

Juga, Fella belum pernah melihat pria itu melakukan latihan atau datang ke pusat gym.

Lalu darimana datangnya bisep kuat dan semua garis urat yang samar timbul dari sisi lengan?

Sepintas bayangan Daniel saat menghalangi di depan ambang pintu kamar Fella kemarin kembali muncul.

Kenapa dia begitu seksi saat itu?!

Fella menggerutu dalam hati, dan kembali menggerutu setelah menyadari jika, LORONG INI GELAP SEKALI!!

Tak adakah seseorang yang masih berjaga disini? Staff mungkin? Atau security?

Ayolah, siapapun yang dapat menormalkan detak jantungnya saat ini karena ini begitu menyeramkan!!

Benar-benar sunyi hingga decit ujung sepatu Fella terdengar dan bahkan menggema.

Gadis itu berjalan cepat menuju pintu keluar, cepat dan semakin cepat.

Suara asing terdengar nyaring dari arah yang berbeda.

Ha! Terima kasih untuk siapapun yang telah membuat suara asing itu meski hanya sepersekian detik,

Dan berhasil membuat Fella berlari!!

"BOO!!!"

"ARRGHH!!!" Fella terperanjat, memekik begitu nyaring menghasilkan getaran gema yang tak kunjung usai.

Suara tawa itu pecah,

Suara Daniel.

Fella mengusap dada, belum melancarkan reaksi memukul Daniel seperti biasa.

Pertama-tama, selamatkan jantung dulu.

Mencoba menormalkan kembali karena temponya lebih cepat dari lari marathon.

"Fuck you, Danny." Desis Fella tajam.

Daniel mengangkat bahu "Tak akan terpengaruh bagiku, kau memang selalu mengucapkan kata itu setiap bersamaku."

Fella berdecak menghentakkan kaki, melangkah cepat berjalan pergi.

"Aku menunggumu selama tiga jam, sendiri, disini, bersama stadium gelap dan kini? Kau meninggalkanku? Baiklah, terima kasih!" Cibir Daniel menyusul langkah Fella di depan.

"Bukan salahku, kau tak mengatakan jika akan menunggu."

Daniel memutar mata "Its called 'Surpised', Ms."

Hi Seavey!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang