Bab 9 : Kesal

7.5K 386 1
                                    

"Seseorang akan menyesal, setelah ia terlambat menyadari, bahwa hati itu punya batas dan kapasitas untuk menunggu sebuah kepastian."
-Liam Adiraksa-

---

Farah menatap takjub Faiz yang memaparkan dan mempresentasi materi mereka pada Liam dan Fakhira selaku investor dari proyek pembangunan Villa dengan sangat keren dan berkharisma. Ia mencatat dan mendengarkan rapat kali ini dengan sungguh-sungguh seperti yang Fakhira lakukan. Sesekali Farah juga ikut menjelaskan bersama Gilang dan Tim yang menangani mengenai proyek tersebut karena mereka yang telah mensurvei kelapangan tempat bangunan tersebut akan di bangun. Dan juga sudah mulai menghubungi vendor untuk memenuhi pembangunan mereka. Liam dan Faiz benar-benar luar biasa dalam bekerja.

Wajah tampan mereka yang sedang serius memang membuat siapa saja akan menatap. Karna aura dari Liam dan Faiz yang mereka tunjukkan seperti mangnet yang mampu menarik siapa saja untuk memandang kearah mereka seperti di zaman SMA dulu. Ia jadi teringat bagaimana Liam dan Faiz serta Fauzan berjalan bersama di koridor, membuat para siswi berteriak histeris saking bahagia nya melihat kemunculan para cogan SMA Adiraksa. Ia jadi teringat Fauzan Arham, si tampan yang murah senyum itu. Seperti nya pria itu masih tidak kembali kenegara asal nya dan lebih memilih melanjutkan pendidikan nya didunia kedokteran. Benar-benar pria idaman Terra.

Rapat selesai Faiz tersenyum puas begitu pun Gilang dan Tim. Liam menyetujui kerjasama mereka. Farah bahagia karena bisa membantu Faiz untuk proyek besar seperti ini.

"Bagaimana jika kita melajutkan reuni yang tertunda." Tawar Liam yang diikuti Fakhira disamping nya.

"Kamu tidak keberatan kan?" Tanya Faiz menatap Farah lembut. Fakhira yang menyaksikan itu sedikit gusar namun ia menepis nya dengan cepat. Karena ia sangat yakin Faiz tidak mudah jatuh cinta pada istrinya dan berpaling darinya. Sebab jika itu terjadi maka tamat lah riwayatnya untuk merasa dicintai.

Farah menggeleng dan tersenyum setuju untuk berbincang bersama Liam dan Fakhira disebuah cafe yang tidak jauh dari kantor. Jadi hanya perlu beberapa menit saja mereka telah sampai di cafe tersebut.

"Aku tidak menyangka selera kamu masih seperti dulu. Pencinta strawberry." Kekeh Liam mengomentari minuman yang dipesan oleh Farah.

"Kamu masih mengingatnya?" Tanya Farah antusias membuat Faiz tersentil  secercah rasa cemburu. Fakhira yang melihat bos dan istri dari kekasih nya itu dengan tatapan tidak suka.

"Bagian mana yang tidak aku ingat tentang kamu Ra." Jawab Liam tersenyum lebar membuat Faiz mendengus kesal dan menggenggam erat jemari Farah yang nampak sangat antusias membahasa mengenai strawberry. Fakhira yang mendengar perkataan bos nya itu mendengus sebal dan menjerit tidak suka. Sejak kapan pria es itu tumbuh menjadi manis dan menghangatkan dihadapan Farah. Benar-benar menyebalkan, maki Fakhira dalam hatinya.

Fakhira menatap Faiz tidak suka karena harus membawa Farah kepertemuan mereka. Ia sangat tidak menyukai nya. Sama sekali tidak suka.

"Kamu harus mengajak Fauzan untuk mengujungi cafe milik ku. Disana tersedia berbagai macam aneka makanan yang berbahan strawberry. Bukan kah wajah tampan kalian bisa menguntungkan cafe milik ku." Usul Farah agar Liam bisa mengajak Fauzan untuk mengunjungi cafe lovanella.

"Kenapa tidak meminta suami mu saja, untuk berkunjug. Aku yakin Faiz lebih ahli meramaikan cafe milik mu, dibandingkan aku dan Fauzan." Balas Liam terkekeh pelan dan menatap Faiz dengan seringai.

"Milik ku tidak boleh di tatap oleh orang lain. Cukup aku saja yang menikmatinya." Seru Farah girang tersenyum lembut pada Faiz yang sejak tadi hanya menampilkan raut kesal dan sesekali menatap hangat Fakhira yang juga menatap kearah Faiz.

Fakhira mendengus geli sedangkan Liam tersenyum miris. Wanita yang ia cintai sejak dulu, memang tidak pernah melihat kearah nya. Namun dengan bodoh nya ia masih tetap ingin memiliki dan mengenggam nya menjadi kepunyaan nya.

"Bagaimana dengan hati nya apa juga milik mu?" Kali ini Fakhira sangat muak hingga ia tidak mampu menahan perasaan nya.

Faiz menatap Fakhira yang juga menatap nya dengan tatapan lembut.

Farah tersenyum, Liam mengalihkan pandangannya dari Farah karena ia sangat tidak sanggup menatap wajah sedih itu. Dan ia ingin sekali melayangkan pukulan ke wajah Faiz yang dengan datar nya tidak terusik pada pertanyaan Fakhira sekretaris nya. Sekaligus selingkuhan Faiz tentunya.

"Aku sedang berusaha mengambil hati nya. Karena aku masih diberikan kesempatan dan peluang untuk mempertahankan posisi ku sebelum seseorang mengambil nya. Dan aku berharap semoga Tuhan secepatnya memberikan hatinya untuk ku sebelum seseorang itu ingin mengambil dari ku." Balas Farah tenang, tidak ada emosi sedikit pun dalam nada bicara nya.

Faiz menatap Farah dan mencoba memberikan senyuman serta genggaman erat. Karena hal ini adalah misi mereka.

"Menurut mu apa yang membuat seseorang menyesal?" Tanya Farah pada Fakhira tersenyum manis.

Faiz diam begitu pun Fakhira.
Liam membuka suara dengan lugas.

"Seseorang akan menyesal, setelah ia terlambat menyadari, bahwa hati itu punya batas dan kapasitas untuk menunggu sebuah kepastian." Jawab Liam tersenyum miring menatap Fakhira dan Faiz.

Farah tersenyum pada Liam yang juga memberikan senyuman dukungan kearah nya.

"Aku tidak suka membuat orang yang aku cintai menunggu, karena seperti yang Liam katakan hati punya batas dan kapasitas untuk menunggu jika tidak diberikan kepastian." Tutur Farah lalu mengarah kan tangan kecil untuk menghapus jejak keringat di jidat Faiz dengan lembut.

"Mungkin dia akan mengambil secepatnya dari mu, tunggu saja." Sahut Fakhira tersenyum angkuh.

Farah tersenyum pada Faiz dan mengedipkan sebelah mata nya, bahwa seperti nya misi mereka akan berhasil. Ia tidak ingin Faiz terjebak dalam dosa, maka sudah sepantasnya ia mengikhlaskan nya. Toh, Faiz juga tidak bahagia bersama nya. Ia sudah berjanji dengan Faiz akan berubah dan menjadi lebih baik. Untuk beberapa sisa waktu dan kesempatan ia tetap akan berjuang namun ia sadar jika Faiz memutuskan memilih yang lain dan berpisah dari nya ia akan belajar ikhlas dan tidak akan memakasa seperti dulu. Sudah cukup bagi nya menjadi egois dan serakah.

---

Boleh nanya nggak, menurut kalian lebih baik mencintai atau di cintai?

Kalian tim siapa nih,
Farah dan Faiz?
Fakhira dan Faiz?
Atau Liam dan Farah?

Alhamdulillah BerjodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang