Bab 14: Kalimat perpisahan

6.5K 315 4
                                    

"Kalimat berpisah secara baik-baik, hanya alibi. Karena semua perpisahan mengandung luka."

---

Arisha dan Pak Amir-- supir pribadi di rumah Dirgantara bertos ria, karena misi mereka berhasil. Arisha dan Pak Amir benar-benar menjadi sekutu untuk menyogok para pelayan lain agar membantu mereka melancarkan aksi untuk menyadarkan tuan mereka yang kelewat bodoh itu. Namun mereka tidak menyesal harus kehilangan money asalkan tuan mereka akan sadar betapa sayang nya menyia-nyiakan seseorang yang telah mencintai tuan nya bertahun-tahun itu. Walupun sebenarnya ia kurang yakin, apakah tuan nya itu tadi akan pulang namun mantra nya berhasil. Ia benar-benar berdoa agar tuan nya itu pulang dan tidak menginap.

Dan ternyata Tuhan mengabulkan doa nya. Jadi mereka bisa bernapas lega karena misi mereka membuat tuan Faiz mulai menyadari perasaannya bisa dikatakan cukup berhasil. Terlihat saat tuan nya itu menampilkan raut khawatir yang amat kentara sejak tiba di rumah. Para pelayan dan Pak Amir mulai menjauh dari suami istri itu begitu pun dirinya. Ia juga tidak ingin menonton adegan romantis yang disuguhkan majikan nya itu, nanti ia akan ngebet ingin menikah muda. Dan itu tidak akan Ariana--Bunda nya realisasi kan tentu saja. Ia sudah bisa menduganya.

"Terimakasih." Ucap Farah tulus, setelah Faiz selesai mengobati telapak kaki nya dengan hati-hati.

"Tidak perlu, aku yang harus minta maaf karena membuat mu seperti ini. Aku yang salah karena tidak berhati-hati." Balas Faiz menatap wajah Farah yang cukup memprihatinkan. Wajah sembab dan mata yang membengkak. Seperti nya karena habis menangis.

"Aku ingin mengatakan sesuatu." Ungkap Faiz dan Farah secara bersamaan. Membuat mereka tertawa atas tindakan itu.

"Ladies first." Seru Faiz agar Farah lebih dulu berbicara.

"Kamu saja yang lebih dulu." Balas Farah mencoba tersenyum walaupun sebenarnya ia tidak sedang dalam kondisi yang bisa dibilang baik-baik saja.

"Lamaran ku diterima." Beritahu Faiz.
Farah mengigit bibir nya pelan untuk menahan agar air mata nya tidak tumpah dihadapan Faiz.

"Benarkah? Selamat, aku ikut senang." Balas Farah tersenyum sedih.

Bohong! Perkataan Farah Nariswari adalah kebohongan. Karena hatinya berteriak tidak suka bahkan sangat membenci hal itu. Ia Benar-benar pembohong yang payah. Bisa-bisa nya ia ingin terlihat baik-baik saja padahal hati nya sedang menjerit terluka.

"Aku akan secepatnya nya, memberitahu keluarga kita." Beritahu Faiz dengan tegas.

Mendengar nama keluarga Farah ingin menangis saja. Bagaimana dengan kedua orang tuanya, ia benar-benar takut mengecewakan mereka. Ayah dan Bunda meminta nya untuk menepati janji agar selalu bahagia bersama Faiz. Namun, ia tidak bisa melakukan nya dengan baik. Lagi-lagi ia harus mengecewakan Ayah dan Bunda berserta Gemilang--Abang nya. Gemiliang telah meminta nya untuk tidak menikah dengan Faiz yang tidak mencintai nya. Namun ia tetap keras kepala untuk memaksakan hal tersebut. Dan sekarang, apa yang terjadi? Ia benar-benar tidak bisa mempertahkan pernikahan nya dihadapan dua keluarga. Benar-benar wanita yang mengecewakan.

"Apa tidak ada kesempatan lagi untuk ku, agar tetap bisa mendampingi mu? Ah tidak, maksud ku apakah pernikahan kita tidak bisa dipertahankan." Tanya Farah pelan dan takut.

Faiz bungkam, Farah sudah tahu jawabannya. Ia tidak ingin memperjelasnya lagi. Karena hal itu mungkin akan melukai Farah untuk kesekian kalinya.

"Kamu tidak perlu menjawab nya, aku mengerti. Aku hanya ingin memastikan, bahwa kamu benar-benar telah menolak ku untuk yang kesekian kalinya." Sambung Farah terkekeh namun air mata nya ikut meluncur di pipi mulus nya tanpa izin dari nya.

"Berbahagia lah setelah ini, aku ingin kamu berjanji untuk hidup bahagia meskipun tanpa kehadiran ku." Ucap Faiz menatap Farah dengan senyuman teduh.

"Boleh aku meminta sesuatu untuk yang terakhir kali nya?" Tanya Farah sedikit gugup.

Faiz sedikit enggan, takut Farah meminta sesuatu yang tidak bisa ia kabul kan. Misalnya seperti, menyentuh Farah layak nya seorang istri.

Melihat wajah Faiz yang panik, Farah langsung mengatakan permintaan nya. Takut Faiz salah paham.

"Berikan aku pelukan perpisahan, untuk yang terakhir kali nya." Pinta Farah saat Faiz terlihat enggan. Ia takut Faiz berpikir ia akan meminta hak nya sebagai istri. Ia tidak akan membebankan hal itu, karena Faiz tidak akan pernah menyentuh nya. Karena Faiz tidak mencintai nya.

Faiz memberikan pelukan erat pada Farah sesuai permintaan wanita dihadapan nya itu. Entah mengapa hati nya sedikit bimbang untuk melepaskan Farah, namun secepatnya ia tepis. Karena ia sangat mencintai Fakhira tentu saja. Tidak ada tempat untuk Farah selain sebagai sahabat. Ia menyakinkan hati nya bahwa pilihan yang ia ambil adalah hal yang tepat untuk kebahagiaan nya.

Farah menumpahkan air mata nya dipundak Faiz, ia tidak bisa menahan tangisannya lagi. Ia mengeratkan pelukan yang diberikan Faiz pada nya sambil menangis tersedu-sedu. Ia ingin Faiz tahu bahwa hati nya tersiksa, amat sangat tersiksa dan tersayat.

Faiz hanya bisa mengelus lembut puncak kepala Farah yang tutup hijab sesekali mengecup nya untuk memberikan ketenangan. Ia tahu perbuatan sangat jahat dan menyakiti Farah, namun hati nya tidak bisa dipaksa untuk mencintai sahabat sekaligus istri nya itu.

"Maaf, karena selalu menjadi benalu di hidup mu. Mendekati mu walaupun aku tahu kamu sangat tidak menyukainya. Menempel pada mu agar semua wanita menjauh dari mu. Maaf karena membuat hari-hari mu dipenuhi oleh kehadiran ku. Dan maaf, karena aku juga menerima perjodohan kita tanpa memikirkan perasaan mu dan kekasih mu. Kamu pasti sangat kesulitan karena kehadiran ku. Aku minta maaf. " Tutur Farah disela-sela tangisan nya. Faiz ingin melepaskan pelukan nya dari Farah namun Farah menahannya.

"Tolong jangan lepaskan, aku masih ingin menangis dibelakang punggung mu." Pinta Farah membuat Faiz pasrah.

"Pak Amir, akan mengantar mu ke bandara besok pagi. Aku telah menyiapkan tiket pulang untuk mu." Beritahu Faiz, agar Farah bisa menjauh dari sumber kesedihan nya yaitu dirinya.

Dan ia juga tidak ingin menahan Farah ditempat penuh kesedihan ini. Sudah cukup Farah menangis untuk nya. Jika semakin lama lagi. Farah bersama nya, Farah akan semakin sulit menghilangkan perasaan untuk diri nya.

"Secepat itukah aku dipecat sebagai sekretaris dadakan." Kata Farah lalu melepaskan pelukan nya dan menghapus sisa-sisa air mata dipipi mulus nya.

"Tugas mu sudah selesai, kamu harus kembali. Dan aku ingin menggunakan saran mu untuk melamar kekasih ku dengan romantis." Jawab Faiz agar Farah mengerti dan mencoba mengikhlaskan dirinya. Ia harus membuat Farah sadar bahwa ia hanya mencintai Fakhira.

Farah ingin sekali menjerit, namun ia urungkan. Mengapa ia begitu lancang memberikan saran kepada Faiz untuk melamar Fakhira dengan romantis. Ia jadi memikirkan nya. Ya Tuhan mulut nya, memang keterlaluan. Tidak tahukah bahwa itu sangat menyakitkan dan menyiksa. Baru membayangkan nya saja ia sudah ingin menangis lagi.

---

Faiz jahat banget ya?

Gimana kalo kita doain dia sadar dan menyesal karena telah menyia-nyiakan istri sebaik Farah.

Comment aamiin nya harus 40 orang ya, biar mustajab. Kurang nggak boleh. Lebih lebih baik😘😂

Alhamdulillah BerjodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang