"Menangis lah sampai anda sadar bahwa pria brengsek itu tidak layak untuk dicintai. Hati itu mahal, dan anda berikan secara gratis tanpa feedback dari si penerima. Lantas mengapa masih bertahan, jika sudah pasti anda tidak akan dipungut melainkan ditendang seenak hati."
-Arisha Larisa----
Farah yang mendengar lamaran suami nya diterima menangis tersedu-sedu. Pelayan muda disampingnya masih betah untuk menemani nya. Namun menampilkan raut tidak suka dan sangat kesal padanya.
"Menangis lah sampai anda sadar bahwa pria brengsek itu tidak layak untuk dicintai. Hati itu mahal, dan anda berikan secara gratis tanpa feedback dari si penerima. Lantas mengapa masih bertahan, jika sudah pasti anda tidak akan dipungut melainkan ditendang seenak hati." Ucap pelayan muda itu dengan kesal sambil membiarkan bajunya menjadi kain lap untuk menghapus air mata serta ingus dari istri majikan nya. Kurang baik apalagi coba ia sebagai pelayan?
"Dua setan, lagi jalan kearah kita, ayo nunduk. Kalo anda ketangkap basah sedang melakukan pengintaian, itu benar-benar aib. Dan sungguh memalukan." Perintah Risha pada istri majikan nya itu.
Mau tak mau Farah mengikuti perintah pelayannya itu.
Faiz dan Fakhira melewati mereka dengan tangan yang saling menggenggam. Benar-benar malam yang sangat menyedihkan bagi Farah tentu nya. Menjadi terbuang dan ditinggalkan walaupun kamu telah mengetahui nya, tetap saja menyakitkan.
Setelah kepergian Faiz beberapa pelayan berdatangan untuk membereskan halaman belakang yang telah mereka dekorasi sedemikian rupa. Arisha menarik tangan Farah untuk berdiri dan membantu beberapa pelayan membersihkan bunga mawar dan lilin yang mereka hias di area halaman.
"Anggap aja sebagai balas budi, karena saya telah menemani malam anda yang menyedihkan plus memberikan wejangan yang sangat berarti untuk anda sadari mulai detik ini. " Kata Arisha menarik Farah untuk ikut membantu.
"Nyonya tidak perlu ikut membantu, biar kami saja. Beristirahat lah ini sudah malam. Tuan bilang dia akan mengantarkan teman nya terlebih dahulu." Ucap Pelayan paruh baya yang juga berada dihalaman belakang bersama Arisha dan Farah untuk membereskan halaman.
"Tidak bibi, biar Farah bantu. Dilakukan dengan jumlah yang banyak pasti akan cepat selesai. " Balas Farah membuat Arisha tersenyum mengejek.
"Bunda kan selalu bilang, obat paling mujarab untuk menghilangkan patah hati adalah dengan mencari kegiatan yang bermanfaat ketimbang diam karena hal tersebut pasti akan menyebabkan perih hingga tidak kuat menahan air mata." Seru Arisha pada Ariana-- bunda nya yang juga pelayan dirumah milik keluarga Dirgantara.
Ariana mendelik tajam atas perkataan putri nya. Ia sangat paham apa yang di maksud oleh putri nya itu. Gadis hiperaktif itu benar-benar membuat nya pusing. Ia menduga bahwa putri nya itu pasti memberikan nasehat dan wejangan seperti orang dewasa saja. Ia sangat hapal dengan tingkah putri kecil nya itu.
"Jangan dengar kan perkataan Arisha nyonya, dia memang suka keterlaluan. Maafkan putri saya." Ucap Arina merasa sungkan pada Farah selaku istri majikan nya.
"Anda mendidik nya dengan sangat baik. Saya senang mendengar semua nasehat dan perkataan nya." Balas Farah tersenyum tulus lalu membantu para pelayan lain membereskan dekorasi dan sisa-sisa bunga mawar dan lili yang telah dibersihkan oleh pelayan lain.
"Sebenar nya dibalik pohon itu kami telah menyiapkan meja kecil yang berisi semua makanan berbahan dari strawberry yang diperintahkan tuan untuk diberikan kepada anda. Serta cincin untuk anda." Beritahu Ariana pada Farah membuat Farah menghentikan kegiatan nya.
"Apa bibi, mengetahui makna dari cincin itu?" Tanya Farah pada Ariana ia pikir Ariana tahu makna dari hadiah Fauz untuknya. Karena pria itu tidak mungkin ingin melamar nya dengan cara romantis karena mereka telah menikah. Bukan kah mustahil pria itu melamar nya lagi.
"Perpisahan untuk pernikahan anda. Tuan mengatakan cincin itu sebagai permintaan maaf dan tawaran persahabatan untuk nyonya." Jawab Ariana dengan jujur karena majikan nya meminta nya untuk mengatakan yang sebenarnya tanpa mengurangi atau melebihkan nya.
"Bisa temani saya untuk menghabiskan makanan yang diberikan Faiz." Pinta Farah pada Ariana agar pelayan lain bisa mengikutinya untuk mendekat kearah pohon itu.
Farah menahan air matanya saat ia telah sampai dibawah pohon itu karena secara otomatis lampu yang digantung di pepohonan itu memberikan cahaya akibat kedatangan nya. Dan ia tidak ingin terlihat menangis lagi. Faiz memang sangat ahli membuat malam nya semakin menyedihkan. Ia mengambil cincin yang berada diatas buah strawberry yang menjadi toping dari kue dihadapan nya. Ia akan menyimpan nya dan mengingat malam yang menyedihkan ini.
Arisha mendekat bersama Ariana begitu pun dengan pelayan yang lain. Mereka menatap sedih istri majikan nya. Namun apa boleh buat mereka tidak bisa membantu. Apalagi tentang urusan hati majikan nya. Itu bukan kuasa mereka untuk ikut campur.
"Anda harus makan, berpura-pura untuk telihat baik-baik saja membutuhkan tenaga." Kata Arisha mengambil kue rasa strawberry itu lalu memasukkan nya ke dalam mulut Farah.
Ariana dan para pelayan lain hanya bisa menghelan nafas melihat sikap Arisha sangat hiperaktif.
Farah terkekeh pelan, namun air mata nya juga ikut terjun bebas di pipi mulus nya.
"Sungguh, saya tidak ingin menangis. Tapi kue lezat ini, memberikan efek samping yang menyakitkan. Hingga menyebabkan air mata saya meluncur tanpa permisi." Tutur Farah sambil menangis kencang. Ariana dan pelayan lain memeluk dan menenangkan istri majikan mereka terkecuali Arisha, ia tidak ingin bajunya menjadi kotor lagi.
---
Buat kalian yang masih pada bingung sama cerita ini, aku mohon maaf ya. Karena aku lagi proses rombak isi cerita berjalan. Jadi siapapun yang udah baca Sampai akhir mungkin akan bingung. Dan pasti bertanya2 kok, cerita kacau, acak adul dan berantakan tentu nya, hehe.
Mohon jangan lupa vote and comment guys. Love you!
KAMU SEDANG MEMBACA
Alhamdulillah Berjodoh
Spirituelles"Maaf karena aku, tidak bisa mencintai kamu secara sembunyi-sembunyi. Karena mencintai mu secara terang-terangan adalah usaha ku untuk memperjuangkan mu menjadi miliki ku." -Farah Nariswari- "Perempuan itu harus punya sifat malu yang tertanam dalam...