☘Blood #05☘

5.1K 771 20
                                    

Koridor sekolah.

"So Hyun-ah."

Sohyun menoleh ke belakang saat seseorang memanggilnya.

"Jungkook sunbae? Ada apa?" Tanya So Hyun ketika mendapati Jungkook sudah berjalan di sampingnya.

"Sudah 1479 kali kubilang? Jangan memanggilku sunbae. Panggil saja seperti biasanya. Arraseo?"

"Nde, nde. Arraseo." Ujar So Hyun mengibas-ngibaskan tangannya di udara. Jungkook memang memiliki daya ingat yang sungguh diluar perkiraan manusia.

"Aish kajja." Laki-laki itu menyeretnya tiba-tiba.

"Tunggu sebentar, mau kemana?" Tanya So Hyun menahan tangannya yang ditarik oleh Jungkook.

"Pabo-ya. Tentu saja masuk ke kelas. Memangnya mau kemana lagi? Sudahlah, aku duluan." Balasnya pergi mendahului.

"Yak! Tunggu aku!" Teriak So Hyun memilih mengejar langkah kaki Jungkook.

Kelasnya dengan Jungkook memang tidak sama, namun searah. Di sekolahnya, So Hyun merupakan junior Jungkook. Tapi di rumah, mereka seperti bocah sepantaran yang sering bermain cakar-cakaran. Kecuali jika mood tidak mendukung untuk bertengkar.

"Dah, Jungkook. Pulang nanti traktir aku makan es krim yah?!"

"Enak saja!"

"Disetujui!"

"Yak!"

~«oOo»~

Jimin melangkah memasuki lorong yang gelap dengan ditemani sedikit cahaya lampu. Langkah kakinya menimbulkan suara seperti tetesan air. Padahal disana tidak ada air sedikitpun.

Ia terus melangkah menuju tempat tinggalnya yang dinaungi kabut beracun---negeri distopia layaknya neraka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia terus melangkah menuju tempat tinggalnya yang dinaungi kabut beracun---negeri distopia layaknya neraka. Pintu ukiran kayu terbuka dan mendatangkan sebuah cahaya menerangi penglihatannya.

Terlihat sebuah mansion yang terkesan elegan nan klasik. Namun mansion itu juga memiliki hawa yang begitu mencekam lantaran dikelilingi pohon kering dan beberapa burung gagak beserta burung hantu yang saling beradu suara.

Jimin memasuki rumah megah tersebut. Kedatangannya disambut dengan pertanyaan yang begitu konyol. Menurutnya.

"Kau sudah datang?" Tanya seorang pria yang sedang menatap keluar jendela. Baru saja ia membuka tirainya.

Blood, Sweat, And TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang