☘Blood #09☘

4.4K 670 19
                                    

Taehyung membaringkan tubuh So Hyun di tempat tidurnya. Untuk beberapa menit, ia terus memperhatikan So Hyun yang terlelap.

Wajah yeoja itu sembap karena usai menangis. Sungguh, jika boleh jujur, Taehyung tidak tega melihat yeojanya seperti ini. Namun, egonya jauh lebih besar untuk tidak merelakan So Hyun begitu saja.

Menghela napas, ia mengusap mata sekaligus pipi So Hyun yang masih tersisa air mata.

"Yoongi." Igau So Hyun dalam tidurnya.

Yang suskes membuat rahang Taehyung mengeras dengan gigi yang bergemerutuk.

Taehyung mengepalkan tangannya menahan amarah. Ingin sekali namanya yang terucap dari bibir manis itu. Namun, ia tak mau menyakiti So Hyun.

Belum lagi yeoja itu pasti membencinya. Taehyung harus bersabar dan menahan emosi agar tidak membuat So Hyun takut ataupun membencinya lebih banyak lagi.

Taehyung menghela napas dan menyelimuti sebagian tubuh So Hyun. Ia mencium kening yeojanya dan berlalu pergi meninggalkan So Hyun dalam kesunyian di bunga tidur. Ingin rasanya meluapkan segala emosi yang ia pendam saat ini juga.

Langkah kaki ia tapakkan dengan lebar. Tatapan setajam elang ia layangkan pada objek yang ia pandang didepan. Lagi-lagi tangannya mengepal dan memukul sesuatu yang ada di hadapannya.

Crang!

Cermin itu pecah, menimbulkan bunyi dan serpihan yang berhamburan.

"Taehyung-ie,"

Suara Hoseok terdengar, ia sudah berdiri disamping Taehyung sambil bersedekap dada.

"Ada apa?" Tanyanya.

Hoseok memang dapat membaca hati dan pikiran seseorang. Tapi, kali ini berbeda. Taehyung tidak memikirkan apapun seolah ia mengosongkan hati dan pikirannya agar Hoseok tidak mengetahui apa yang terjadi pada dirinya.

Taehyung tak menjawab. Ia hanya memperhatikan tangannya yang berdarah, namun lama-kelamaan luka itu menghilang. Bahkan darahnya dapat meresap kembali dalam kulit dan meninggalkan tangannya yang bersih tanpa noda.

"Ini pasti karena yeoja itu. Sudah ku bilang untuk tidak memilih siapapun dalam hidupmu."

Hening untuk beberapa saat, hingga hal yang sudah lama tidak Hoseok dengar akhirnya bisa didengar lagi dari bibir tegas milik Taehyung.

"Hyung," Panggil Taehyung tanpa berkata dalam hati, kata itu memang selalu ia gunakan ketika masih kecil. "Aku ingin sagwa."

"Mwo? Apa kau pikir sagwa itu bisa mengendalikan emosimu? Maksudku memang bisa untuk kita semua, tapi tidak padamu. Sagwa itu tidak akan berpengaruh pada emosi dan kekuatanmu, Tae." Jelasnya.

Hoseok mengetahui kalau Taehyung memakan buah itu hanya untuk menikmatinya saja. Tanpa ada reaksi sedikitpun, atau mungkin hanya bereaksi pada hasrat Taehyung akan darah.

Taehyung terdiam, tak ada jawaban ataupun sahutan.

"Jika yeoja itu membuatmu sedih seperti ini, aku adalah orang pertama yang akan membunuhnya." Mendengar itu, Taehyung menatap Hoseok dengan tajam.

"Jangan.pernah.menyentuhnya." Ucap Taehyung penuh penekanan. Ia berlalu pergi tanpa mau berbicara pada Hoseok lagi.

"Apa dia marah? Padaku?" Tanya Hoseok pada dirinya sendiri. "Aishh.."

"Ku rasa aku harus memberikan apel itu. Tapi, aigoo!" Ucapnya frustasi, binggung harus melakukan apa.

Jika ia memberikan buah itu, maka ia harus meminta izin pada Seokjin, karena hanya kakak tertua lah yang bisa mengambilnya. Belum lagi akan ada banyak pertanyaan yang Seokjin berikan. Namun, Jika ia tak melakukannya, Taehyung tidak akan menemuinya lagi.

Blood, Sweat, And TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang