☘Blood #06☘

4.7K 770 21
                                    

Malam ini, So Hyun pulang bersama Jungkook. Kegiatan belajarnya yang begitu padat membuat dia tampak lelah. Ia bahkan lupa bagaimana keadaan satu temannya, Yoongi.

Saat tiba di apartemen pun dia tak mencari Jimin, biasanya So Hyun menanyakan keberadaan pria itu pada Jungkook. Tapi kali ini tidak, lelah dan kantuk membuatnya melupakan hal itu.

Setelah menyeret ranselnya dengan 'ogah-ogahan'.

So Hyun pulang memikul beban letihnya dan diakhiri jatuh ditempat tidur dengan posisi terlentang.

"Kuharap tidak ada mimpi buruk lagi."

Tapi, bagaimana kalau ia bermimpi seperti kemarin, kemarin lagi? Jungkook mengatakan semuanya akan baik-baik saja.

So Hyun menurut. Walau terkadang ucapan laki-laki itu tidak bisa menjanjikan. Namun tetap saja, So Hyun butuh tidur. Ia hanyalah manusia biasa yang membutuhkan istirahat barang sejenak.

Waktu sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam. Baru saja satu jam yang lalu So Hyun dapat tertidur pulas.

Namun, kali ini seperti biasa. Keringat membasahi wajahnya, cengkeraman tangannya pada selimut semakin mengetat, kakinya juga bergerak dengan gelisah seolah ingin berlari namun tak bisa.

So Hyun berlari, kakinya begitu perih lantaran dia tidak mengunakan alas kaki.

Dingin menusuk tulangnya, karena ia hanya memakai pakaian yang tak terkesan hangat.

Kini jalanan aspal sudah ia selusuri. Tak ada siapapun disana. Gelap membuatnya takut, namun terlihat aneh ketika sebuah cahaya selalu mengikutinya. Seolah memperlihatkan setiap langkah yang ia pijak dalam kegelapan ini.

Suara langkah kaki mendekat membuat So Hyun memutar tubuhnya kebelakang. Tak ada siapapun, yang ada hanya kegelapan malam.

Hingga sepasang kaki menampakkan wujudnya yang lama-kelamaan memperlihatkan postur tubuh seorang pria.

Dia berjalan semakin mendekat.

Sekarang So Hyun dapat melihat wajah orang yang ada di depannya. Tampan nan menawan.

Dengan tatapan datar dan garis rahang yang begitu tegas. So Hyun dapat mengira bahwa orang itu adalah seorang bangsawan. Namun pikirannya ia tepis.

Mana mungkin ada seorang pangeran yang mengunjungi mimpinya. Yang ia jalani ini bagaikan kehidupan dongeng, dongeng seorang gadis fantasy. Itu sangat konyol, bukan?

Dengan penuh keberanian, So Hyun bertanya sambil menautkan kedua tangannya. "Siapa kau?" Tanyanya hati-hati.

Pria itu tersenyum, lebih tepatnya menyeringai yang membuat So Hyun malah ketakutan.

Gadis itu berangsur-angsur mundur, namun setiap langkah yang ia pijak tetap diikuti oleh orang di depannya.

"Jangan mendekat! Pergi!" Teriak So Hyun, tangannya mengibarkan tanda mengusir. Ia berbalik dan langsung berlari.

Tiba-tiba cahaya yang mengikuti So Hyun mulai meredup dan lama-kelamaan menghilang. So Hyun berhenti, ia mendadak susah bernapas pun dengan jantungnya yang susah dikontrol. Perasaan suram menyelimuti nya hingga ia menagis.

Rasa gelisah yang ia rasakan sekarang, "sungguh, kumohon aku ingin pergi dari tempat gelap ini." Namun ia tidak bisa melangkah lebih jauh lagi.

Dapat So Hyun dengar, suara langkah kaki mendekatinya lagi. Ingin melihat namun ia tak berani.

Yang bisa So Hyun lakukan hanya menutup mata seraya berdoa.

"So Hyun-ah, Kim So Hyun."

Entah mengapa pria itu mengusap lembut kepalanya dan itu sukses membuat So Hyun merasakan ketenangan.

"Ulji maseyo, So Hyun-ah." Bisik pria itu nyaris mencium telinganya.

Seseorang memeluknya dan So Hyun tetap diam tanpa mau melihat siapa pelakunya. Karena ia tahu, lebih tepatnya dapat merasakan bahwa orang itu adalah pria yang ditemuinya tadi. Tubuhnya yang semula bergetar kini menjadi lebih rileks.

"Mianhae." Ucap pria itu lagi.

So Hyun tak merespon. Tubuhnya dilanda kantuk dan lemas. Sebelum ia tertidur dipelukan pria tampan tersebut, So Hyun merasakan tubuhnya diangkat dan semuanya menjadi gelap.

"Egh," So Hyun menggeliat dalam tidurnya. Pelan-pelan dia bangun dan menatap sekeliling kamar.

Kembali, merasakan ada yang aneh. Mimpi malam ini sama tapi tidak seburuk malam sebelumnya.

Biasanya So Hyun bermimpi bertemu dan dikejar oleh seseorang yang memiliki sayap hitam. Ia juga tidak dapat mengenali wajah orang itu. Namun ada perasaan bahwa hawa mereka sama.

Hawa kegelapan yang membara, penuh hasrat dan nafsu.

Sering kali So Hyun merancang strategi bilamana ia bermimpi buruk lagi.

Tapi saat ia berada di alam mimpi tersebut, So Hyun seakan lupa dan membiarkan mimpi itu menguasai dirinya.

Tak ingin ambil pusing, gadis itu memposisikan tubuhnya untuk tidur lagi. So Hyun memejamkan mata dan lama-kelamaan merasakan seseorang mencium keningnya.

Namun entah mengapa ia tak ingin melihat siapa orang itu. Perasaan yang sama juga dapat So Hyun rasakan, sebelum akhirnya ia benar-benar terlelap.

"Jaljayo So Hyun-ah." Ucap seseorang setelah mencium kening gadisnya.

So Hyun benar-benar mendengar bisikan itu meski tk berani melihat siapa pelakunya. Ia hanya merasa kedua sudut bibirnya terangkat membentuk sebuah senyuman tipis namun terkesan manis.

"Besok, jika bermimpi kupastikan aku benar-benar melihatmu lagi."

~«TBC»~

Follow Fy____


Mohon diberi vote guna menghargai penulis yang menyempatkan waktu untuk membuat cerita ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mohon diberi vote guna menghargai penulis yang menyempatkan waktu untuk membuat cerita ini.

Blood, Sweat, And TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang