24 - LDR

4.1K 467 23
                                    

Iqbaal's Pov.

Disini lah aku sekarang, menetap di negri paman sam, meninggalkan Indonesia untuk waktu yang tidak bisa aku tetapkan.

Bahkan sekarang aku sudah menginjak semester 5 di Harvard University, dengan segala kerja keras ku, akhirnya aku mendapat beasiswa di universitas ternama ini.

Masalah karir ku, walau kenyataan nya, aku tidak bersama cjr lagi, tapi aku tetap berkarya. Aku tetap menciptakan lagu, dan terkadang aku upload nya di youtube.

Kalian jangan mengira aku menjadi youtubers, tidak sama sekali, aku hanya menyalurkan hasil karya ku, tidak ada yang lain, hanya musik di chanel ku.

Aku tinggal tidak lagi di asrama seperti waktu di UWC, kini aku tinggal di apartement pemberian orang tua ku, mereka membelikan nya atas hadiah ku, karena, telah berhasil mendapat beasiswa di universitas ini.

Sudah lima tahun belakangan ini, aku tidak kembali ke Indonesia, bukan apa-apa, aku hanya ingin sukses dulu, baru kembali ke tempat kelahiran ku.

Tidak jarang juga, orang tua dan kakak perempuan ku datang kesini, sekedar liburan atau menjenguk ku.

Disini aku memiliki banyak teman, salah satu nya Catherine dan Simon, mereka teman baik ku selama disini.

Ah iya, aku belum bercerita tentang Sarah, aku masih berhubungan baik dengan perempuan itu, tetapi ia memutuskan untuk kembali ke Sydney, tempat ayah nya.

Sarah pernah berkata padaku, kalau perasaan nya terhadap ku, tidak akan berubah, aku menghargai itu, tapi akupun begitu, perasaan ku terhadap Sarah tidak akan berubah, tetap teman.

Aku sudah menutup masa lalu ku, bagiku, itu semua kenangan di masa remaja ku, tidak perlu banyak menoleh kebelakang, karena itu membuat aku tidak akan maju-maju.

Jika satu saat nanti, aku ingin membuka lembaran kenangan itu, boleh saja, tapi tidak untuk sekarang, aku hanya ingin fokus untuk membahagiakan orang tua dan kakak ku.

" Hei mate! What are you waiting for? Its a break time, c'mon ", ucap Simon lalu menarik lengan ku untuk keluar kelas.

Aku hanya mengikuti langkah Simon dari belakang, nyatanya, aku tidak bisa jauh-jauh dari teman yang masih ada darah Indonesia nya, tapi sungguh, ini hanya kebetulan belaka.

Simon itu blasteran Indonesia-Amerika, sewaktu kecil ia sempat tinggal di Indonesia, sampai usia 10 tahun, sedangkan Catherine, ia murni keturunan Amerika, walau kadang aku mengajari nya bahasa Indonesia. Hanya ingin memperluas bahasa kelahiran ku.

" simon wait, where is catherine? ", tanya ku lalu menoleh kedepan tempat simon berdiri.

" Vanesha's Class, cmon, nanti penuh kantin nya " ucap Simon lalu mempercepat langkah kaki nya.

Ah iya, tentang Vanesha, aku sedikit tertarik dengan gadis itu, bagiku, Vanesha itu gadis yang ceria, apapun keadaan nya ia tetap tersenyum.

Vanesha blasteran Indonesia-Inggris, sama seperti ku, ia mendapat beasiswa disini, bahkan, Vanesha mengenali ku.

" what are they doing? ", tanya ku lalu dijawab gelengan Simon, lalu aku tertawa.

Membuka handphone, aku sekedar scroll timeline di instagram, aku sudah jarang memposting sesuatu di instagram.

Tangan ku berhenti menscroll, ketika melihat postingan dari seseorang di masa lalu ku, seseorang yang sempat aku cintai, bahkan mungkin sekarang nama nya masih ada di hatiku.

Tapi mengapa?

Dengan segera aku membuka aplikasi line, menghubungi seseorang, untuk meminta kejelasan, hati ku berdesir melihat foto itu, fikiran ku bercabang.

1.20 pm
you : jan
you : (namakamu) tunangan?

Aku sedikit menarik rambut ku kebelakang, melepas kacamata yang akhir-akhir aku pakai.

Mata ku menatap gelang yang masih aku pakai, " are you fucking kidding me, (nam)? ", desis ku lalu mengusap air mata yang sudah ada diujung mataku, dengan kasar.

(namakamu)'s Pov.

Aku tersenyum getir melihat pemandangan UI, nyata nya, aku gagal mendapat beasiswa di universitas luar negri. Aku hanya bisa mendapat beasiswa di Universitas Indonesia, jurusan kedokteran, tapi aku sangat bersyukur dengan hal itu.

Sudah lima tahun berlalu, tetapi perasaan ku masih tertuju ke lelaki itu, bahkan sekarang aku tidak tau kabar ia bagaimana.

Aku hanya dapat melihat nya di chanel youtube milik nya, aku bangga dengan lelaki itu, ia sangat pintar dalam segala hal.

Aku tau ini sangat salah, mata ku menatap cincin yang melingkar dijari manis ku, air mata ku jatuh, aku tidak siap.

Tiga bulan yang lalu, aku dijodohkan dengan anak dari rekan bisnis ayah, aku berusaha menolak nya, tapi keinginan ayah sangat kuat.

Aldo, ya namanya Aldo, dia juga kuliah di universitas indonesia, tapi aku tidak perduli dengan itu.

Hubungan ku dengan Nadhif masih baik-baik saja, dia selalu mensupport ku, bahkan disaat aku rapuh, selalu Nadhif yang ada disamping ku.

Terima kasih Nadhif.

Aku menghapus air mata ini, sudah tidak pantas lagi, aku menangisi lelaki itu, aku pikir, setelah perpisahan kami lima tahun yang lalu, semua nya akan terus baik-baik saja.

Tapi ternyata tidak, sudah tiga tahun belakangan ini, aku lost contact dengan iqbaal.

Aku sangat rindu kamu, Iqqi.

Bahkan sampai sekarang aku masih mengenakan gelang yang ia berikan, entah lah, iqbaal masih memakai nya atau tidak.

" hadu, kamu tuh ya, kerjaan nya ngelamun mulu. Ada apa sih? ", ucap lelaki ini tiba-tiba.

Aku tau persis, suara siapa ini, Aldo, aku bingung dengan lelaki itu, sudah berkali-kali aku tegaskan, bahwa aku masih mencintai Iqbaal, tapi kalian tau jawaban nya apa?

Aku tetap tunggu kamu, aku ngerti perasaan kamu, (namakamu).

" ngapain disini? ", ucapku berusaha sedingin mungkin, tetapi respon nya malah tertawa, entah hal apa yang lucu.

" kamu tau gak sih, kalau kamu sok dingin kayak gitu, ngebuat kamu makin cantik, dan hal itu membuat aku semakin cinta sama kamu, (namakamu) ", ucap Aldo lalu mengacak-acak rambut ku.

Aku hanya memutar kedua bola mata ku, beranjak pergi dari tempat ini, bagi ku, gak baik kalau berlama-lama disebelah Aldo, bisa-bisa kepala ku muncul tanduk.

" Jangan terlalu cuek sama aku, nanti aku diambil orang, kamu nyesel (nam)  ", ucap nya setengah berteriak, membuat orang yang ada disekitar kita tertawa.

Astaga Aldo!

Aku semakin mempercepat langkah ku, tidak peduli lagi dengan keadaan sekitar, karena, semakin aku peduli, semakin sakit pula hati ku.

bruk.

Aku menatap ujung sepatu lelaki dihadapan ku ini, aku sangat mengenal siapa pemilik sepatu ini, mau apa dia disini?

" (namakamu) ", ucap lelaki itu lalu mengulurkan tangan nya, untuk membantu ku berdiri.

****

Eh kok jadi gantung ya?

But wait, aku ingin menyampaikan sesuatu, kenapa semakin kesini vote dan comment nya semakin sedikit? Hehe..

Xoxo.

LDR [IDR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang