22-LDR

4.9K 461 25
                                    

Author's Pov

Hari ini, (namakamu) menepati janji nya, untuk bertemu iqbaal, tapi untuk kesekian kali ia menghela nafas berat, hati nya takut, takut jika air mata nya tidak bisa diajak kompromi saat menatap iqbaal nanti.

" rileks.. " ucap gadis itu menyemangati dirinya sendiri lalu memasuki sushi tei, tempat nya janjian dengan iqbaal.

(namakamu) melihat sekeliling, lalu mata nya menangkap lelaki itu sedang duduk, posisi nya membelakangi (namakamu), hanya dengan melihat nya dari belakang saja air mata nya sudah mau jatuh.

Percayalah, (namakamu) masih sayang lelaki itu, dan sekarang ia rindu lelaki itu.

" haii " ucap (namakamu) dengan suara parau, entah kenapa firasat nya mengatakan pertemuan ini berakhir buruk, something like perpisahan.

Iqbaal tersenyum menatap (namakamu), " duduk (nam) " ucap nya dengan suara yang menurut (namakamu) lebih lembut dari biasanya.

(namakamu) duduk tepat dihadapan iqbaal, suasana kali ini menurut nya sangat awkward, bahkan untuk menatap mata lelaki itu, (namakamu) harus mengumpulkan keberanian nya.

Iqbaal's Pov.

Kini aku menatap (namakamu), tapi entah kenapa perempuan itu tidak berani untuk menatap ku balik, sungguh, aku rindu dia, rasanya sangat tidak karuan.

Tepat saat (namakamu) mendongakan kepala nya, aku melihat matanya berkaca-kaca, ingin sekali rasanya aku memeluk perempuan itu, tapi logika ku masih berjalan, ini tempat umum.

" are you ok? ", ucap ku saat melihat (namakamu) kembali menundukan kepala nya, padahal seratus persen aku yakin, ia ada apa-apa.

" im ok, baal " dusta nya, dari caranya menjawab pertanyaan ku saja sudah ketauan kalau ia berbohong, suara nya parau.

Aku merogoh sesuatu dari kantung jaket ku, sesuatu yang sudah ku persiapkan, hanya untuk (namakamu), " aku punya sesuatu untuk kamu, (nam) " ucap ku.

(namakamu)  mendongak.

Aku langsung mengeluarkan surat dengan amplop berwarna biru langit, warna kesukaan (namakamu), tak lupa juga dengan dua buah gelang simpel, ditengah nya ada border nama, sudah pasti, tertera nama kami disana.

" aku gak paksa kamu buat pakai gelang ini, tapi aku cuma mau kamu simpen gelang nya, kalau tidak keberatan boleh kamu pakai. Anggap saja, ini gelang----- persahabatan " ucap ku lalu menyodorkan dua buah gelang itu.

Mata (namakamu) semakin berkaca-kaca, percaya lah, tangan ku sudah gatal untuk memeluk nya, " terimakasih baal, bakal aku pakai, punya ku yang mana? " tanya nya.

Aku mengambil gelang dengan bordir kecil, bertuliskan 'iqqi', " punya kamu yang ini, aku pakein ya " ucap ku lalu (namakamu) menyodorkan tangan nya.

Aku tau (namakamu) tersakiti akibat ini, nyatanya, ia hanya pura-pura tegar dihadapan ku, ia tidak mau terlihat lemah dihadapan ku, dan itu fakta yang membuat aku semakin mencintai nya.

" gelang aku tulisan nya iqqi, gelang kamu tulisan nya apa? " tanya (namakamu), namun matanya masih menatap gelang yang sekarang berteger ditangan kiri nya.

" syaqi, aku ngambil dari nama belakang kamu, bisa tolong kamu pakein? " tanya ku, lalu (namakamu) mengangguk dan memakai kan gelang nya ditangan kanan ku " no, disebelah kiri.. sayang " ucap ku kelepasan.

Aku lihat pipi (namakamu) bersemu, lalu senyum kecil timbul diwajah nya, " i will miss you " ucap ku.

(namakamu) tersenyum lalu matanya menatap ku, tanpa sadar air mata itu menetes begitu saja, " jangan nangis, air mata kamu terlalu berharga " ucap ku lalu menyeka air mata yang membasahi pipi (namakamu).

LDR [IDR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang