Suara bel pulang telah berbunyi dari 15 menit lalu. Suasana kantin cukup lengang hanya ada beberapa orang di sini, salah satunya gadis berkacamata yang tengah duduk termenung yang hanya ditemani sebotol air mineral.
BRAK!
Tiba-tiba suara gebrakan meja mengagetkannya, Audrey hanya diam sebab sudah berulang kali ia mendapatkan perlakuan seperti ini, tanpa gentar ia hanya menatap meja itu dan tak menoleh ke arah orang yang melakukannya sebab sudah dapat ditebak.
"Eh cupu!, lo kok belum balik sih?!", tanya si pelaku yang menggebrak meja.
"Kangen ya sama kita?, soalnya belum kita bully seharian ini?", suara Kai mulai terdengar.
Ia hanya membuang wajah berusaha tak peduli apa yang mereka ucapkan.
"Gue denger lo deket sama Ian?", kali ini si angkuh Gino yang berbicara.
Audrey membisu tak mau membalas apa yang dikatakannya, namun sedetik kemudian satu tarikan keras terasa sekali di kepala, ternyata Reval menarik rambutnya dengan keras.
"Sssh, lepasin!!!", lirihnya.
"Kalau di tanya jawab cupu!", ucap Reval dengan nada yang tinggi.
"Gagu kali dia, makannya ngga jawab", lanjut Kai.
Kepala Audrey terus berdenyut, betapa keras tarikan yang Reval lakukan hingga membuat kepalanya teras sakit, cairan bening keluar perlahan seiring rasa sakit yang kian Audrey rasakan.
"Hiks!, tolong lepasin, sakit", rintihnya.
"Yah nangis, cengeng lo!", ucap Kai.
"lemah!", lanjut Reval.
"Siapun tolong saya", gumamnya dalam batin.
Tiba-tiba saja dari arah belakang seseorang menarik rambut hitam Reval.
"Sialan!", umpat Reval.
"Lepasin tangan lo dari rambut Audrey!", ucapnya dingin.
Suara itu terdengar begitu familiar, perlahan rasa sakit perlahan menghilang dari kepala Audrey dan saat benar-benar terlepas seragam belakang Reval ditarik kebelakang hingga terjungkal.
"Pergi kalian semua!", ucap Ian penuh amarah.
"Siapa lo ngusir kita?", tanya Kai.
"Gue manusia!, tapi bukan manusia sampah seperti kalian yang cuman bisa nindas!", nada bicara Ian kian meninggi dan tatapannya mulai menajam.
Gino menghembuskan nafas, "dasar perusak suasana", ucapnya.
Gino mulai bangkit namun sebelum ia melangkah pergi ia mengucapkan sesuatu pada Gino.
"Mulai sekarang lo rival gue!", ucap Gino.
"Silahkan, emang dari dulu lo rival gue", jawab Ian kian menajam.
"Yan lo engga serius kan?", tanya Kai memastikan.
"Biarin aja lah Kai, dia kan sampah mana mungkin di mau gabung sama kita", ucap Reval.