14

397 24 0
                                    

Di dalam kesendirian Gino termenung, fikirannya tengah melayang jauh hingga hembusan angin mulai menyapanya di atas rooftop. Hari ini ia memutuskan untuk tak mengikuti pelajaran sebab konsentrasinya terpecah, ia sulit sekali menyerap materi yang diajarkan.

Hembusan nafas terus ia lakukan, matanya terpejam menikmati setiap hembusan angin yang membelai wajahnya, di dalam kesendirian ia merasa tenang nan damai.

Perlahan ia membuka mata lantas melihat ke atas langit, cukup indah pemandangan yang di tampilkan dimana langit begitu membiru dan gumpalan awan putih yang bergerak mengikuti alur angin.

Sekelebat bayangan masa lalu mulai memenuhi memorinya dan tertampil kejadian yang membuatnya bergumam dalam kesendirian,"gue akan pegang janji gue Kay"

Pandangannya mulai mengarah pada area koridor dan iapun menemukan sesosok manusia yang akhir-akhir ini membuatnya merasakan hal yang aneh.

"Ngapain dia keluar jam segini?, apa dia bolos?, atau... nyariin gue?", batinnya mulai menerka dari hal yang logis bahkan mustahil.

"Emang gue udah gila", gumamnya.

Ternyata gadis itu pergi ke toilet. Gino terus mengintai hingga iapun menemukan hal yang janggal sempat ia melihat ada beberapa orang yang membuntuti disana.

"Perasaan gue ngga enak", batin Gino.

Merasa ada yang tidak beres Gino memutuskan turun dari rooftop dan memastikan Audrey baik-baik saja.

"Ngga beres", gumamnya.

***

Audrey hendak menghilangkan rasa kantuknya dengan membasuh wajah. Ini semuanya karena ulah si angkuh yang tiba-tiba saja berubah menjadi sangat manis hingga membuatnya insomnia seperti ini.

Audrey menuju toilet yang masih terbilang sepi untuk menghilangkan rasa kantuknya, betapa segar air yang ia rasakan saat mengenai wajah dan rasa kantukpun berangsur hilang.

Saat Audrey selesai membasuh wajah, pandangannya mulai mengarah ke cermin yang menampilkan bayabgan dirinya sekaligua seseorang yang tengah memandangnya dengan sorot kebencian.

Audrey berusaha mengacuhkan namaun ketika berbalik tiba-tiba saja ia diguyur dengan air yang berisikan beberapa bongkahan es, hampir semua bongkahan itu menghantam tubuh hingga membuatnya tersungkur.

"Rasain lo cupu!, lo mau liat bagian terbaiknya", ucap salah seorang dari mereka.

"Dia kan minus, eh buta ding", lanjut yang lain dengan suara kelewat centil.

"Udah, langsung injek aja kacamatanya", lanjut salah seorang mereka.

Rasa dingin terus menjalar ke seluruh tubuhnya, ia tak bisa melakukan apapun, suhu tubuhnya terus menurun.

Krck....! Krck....! Krck....!

Kacamatanya diinjak keras walaupun samar Audrey dapat mendengarnya dan disusul tawa mereka yang menggelegar.

Tenaganya telah terkuras habis, Audrey meringkuk memegang lutut, ia tak lagi berdaya untuk melawan dingin yang terus menjalar. Ingin sekali ia berteriak namun sulit sekali dilakukan hingga pandangannya mulai menggelap.

Audrey  (Completed) RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang