9

502 24 0
                                    

Audrey tengah menatap cermin di hadapannya, beberapa kali ia melihat pantulan dirinya dengan mata yang sendu dan senyuman yang dipaksakan.

"Sampai kapan gue harus kaya gini kay?", batinnya.

Audrey begitu lelah dengan kehidupannya yang terus tertindas seperti ini, tak ada yang dilakukannya selain mengalah dan pasrah membuatnya terus meneruz merasakan tekanan yang terus menjalar.

"Kay, sebenernya lo dimana?, gue mau ketemu lo kay", batinnya terus berharap akam kedatangannya.

Audrey memejamkan matanya perlahan untuk menetralkan rasa yang terus menghimpit dada.

"Gue harao gue ketemu lo Kay", lirihnya.

Suara ketukan pintu terdengar, perlahan Audrey membuka pejaman matanya namun ia tak ingin beranjak hingga suara itu terus berbunyi keras.

"Duh, ganggu aja, iya sabarrrrrr!!!!!", ucap Audrey dengan intonasi yang lumayan keras.

Audrey segera membuka pintu, saat dilihat ternyata Ian dan adik perempuannya yang mengemakan yang melakukan.

"Pagi ka Dey", sapa Rara dengan nada yang menggemaskan.

"Pagi, sayang", jawab Audrey dengan mengecup pipi Rara singkat.

"Emm, pagi Drey", sapa Ian diselingi dengan senyuman.

"Pagi", jawab Audrey datar.

Ian mengerut heran, mengapa Audrey menjadi datar seperti ini.

"Kamu sakit Drey?", tanya Ian dengan menempelkan punggung tangannya ke jidat Audrey.

"Apaan sih lo?!", jawab Audrey ketus dan langsung meninggakan Ian dan Rara begitu saja.

Ian merasa tidak beres dengan Audrey, kemanakah Audrey yang manis dan lugu, yang ia temukan sekarang hanyalah cewe galak.

"Ra, ka Audrey kenapa?", tanya Ian heran.

"Kurang uang jajan kali ka Yan", jawab Audrey polos.

Ian langsung terkekeh geli ketika Rara menjawab pertanyaannya.

"Mungkin Ra", jawab Ian seraya mengusap kepala Rara lembut.

"Ayo ka Yan, ke bawah cali ka Dey", ucap Rara.

"Ayo", jawab Ian seraya menggandeng Rara.

***

Audrey mendudukan dirinya di ruang makan dengan wajah yang tertekuk, moodnya tengah beruba-ubah akibat siklus datang bulan.

"Kamu kenapa Drey, pagi-pagi mukanya udah nekuk aja", ucap sang ibu yang tengah menyiapkan sarapan.

"Ada pengganggu bu!", jawab Audrey ketus.

"Siapa Drey?", tanya sang ibu.

Tiba-tiba saja Ian datang dengan Rara yang tengah tertawa riang.

"Tuh", jawab Audrey seraya menunjuk Ian.

"Eh, Pagi tante", sapa Ian.

Audrey hanya memutar bola mata malas melihat tingkah Ian yang menurutnya hanya pencitraan.

"Sok baik!", umpatnya dalam hati.

Audrey  (Completed) RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang