Audrey terus berlari, hingga saat ia tiba di persimpangan langkahnya kemudian terhenti.
"Gue pilih jalan yang mana?", batinnya.
Saat sekumpulan perusuh mulai mendekat ia kemudian memilih arah kanan, ternyata jalan yang ia pilih adalah jalan buntu di sini hanya ada tembok besar yang mengelilingi dan sebuah gudang yang tergembok.
"Sial buntu!, apa yang gue harus lakuin?", gumamnya.
Audrey tak bisa menemukan jalan keluar, hanya hembusan nafas berat yang dapat dilakukan, ia terus berfikir untuk menemukan cara agar dapat bisa keluar dari sini tanpa diketahui oleh geng perusuh itu.
Tak lama terdengarlah suara langkah kaki di sana, Audrey yakin langkah itu milik salah satu dari mereka.
"Aduuuuuhhhhh gimana nih?", gumamnya panik.
Audrey segera bersembunyi di balik tembok gudang, di sana ia hanya bisa berharap supaya para perusuh itu tak menemukannya di sini.
"Semoga mereka ngga tau kalau gue ada di sini", gumamnya.
Rapalan doa pengharapan terus ia panjatkan, bibirnya berkomat kamit dan keringat dingin mulai keluar, detak jantungpun tak beraturan hingga sebuah tangan menyentuh bahunya.
DEG!
Tubuh Audrey seketika menegang dan matanya membulat sempurna.
"Sial gue ketauan!", batinnya.
"Drey, kamu lagi apa?", tanya seseorang.
Pendengaran Audrey menangkap suara yang amat familiar.
"Kok gue kaya kenal suaranya", batin Audrey berucap.
Audrey segera melihat si pemilik suara dan iapun menemukan sosok Ian di sana.
"Huh... Ternyata Ian", batinnya berucap dengan perasaan yang lega.
"Yan, tolongin aku. Aku mau pulang", ucap Audrey panik.
Audrey segera bangkit dan mengapit lengan Ian.
"Kamu kenapa Drey?", tanya Ian lembut.
"Aku di kejer-kejer para perusuh Yan", jawab Audrey.
"GX?", Ian kembali bertanya.
"Iya Yan, dia ngejer-ngejer aku tadi", Jawab Audrey.
"Aku juga GX kali Drey, masa kamu cuman takut sama mereka doang akunya ngga?", tanya Ian dengan nada yang menggoda Audrey.
Mood Audrey kembali berubah, perasaan marah mulai menguasi, Audrey langsung melepaskan kapitan tangannya dengan kasar.
"Ngapain aku takut sama kamu?!, emang kamu siapa harus di takutin hah?!, yaudah kalau ngga mau bantu bilang dari tadi!, buang waktu tau!", semprot Audrey.
Ian hanya bisa mengerjapkan matanya, "yah... ngambek si manis", gumamnya.
"GULA KALI MANIS! Minggir gue mau pulang!", ucap Audrey kesal.
Audrey mulai mendorong keras tubuh Ian. Ian hanya bisa menghembuskan nafas, kali ini Ian tidak bisa berbuat apapun untuk membantunya kabur, sebab Gino ingin mereka berkumpul di suatu tempat termasuk dengan Audrey.
