Sore ini begitu gelap nan kelabu, mendukung penuh suasana hati yang sedang ia rasakan. Senyuman itu mulai menghilang terpadu dengan himpitan yang menyesakan dada. Langkahnya semakin melamban dengan pandangan kosong yang tengah menatap lurus jalanan.
Rasa lelah mulai menghinggapi namun ia tak memerdulikan, langkahnya terus berjalan berusaha menghilangkan beban yang terus menindih batin dan fikirannya. Baginya kesendirian cukup membantu untuk menemukan ketenangan.
"Gimana caranya gue bebas dari semuanya?!!!!!", batinnya mulai berteriak.
Rintik hujan mulai turun membasahi bumi namun ia tetap melangkah pergi, banyak di antara pengendara serta pejalan kaki mulai berteduh.
"Untuk apa gunanya berhenti hanya untuk berteduh?, biarlah hujan membasahi beban dan membawanya pergi menjauh", batinnya.
Semakin gelap awan di atas sana dan semakin banyak pula rintik hujan yang turun bahkan diseetai dengan hembusan angin yang mulai menusuk kulit. Mata Audrey perlahan menutup berusaha menikmati apa yang tengah dirasa.
Hingga saat ia tiba di persimpangan tubuhnya seketika luruh begitupun cairan bening nan hangat mulai keluar dari pelupuk matanya.
"Hiks....! Hiks...! Hiks...!", dan tangisnya mulai pecah di tengah derasnya hujan.
Airmata Audrey terus keluar dengan deras, ia berusaha untuk meluapkan apa yang dirasakan, hingga sebuah payung transparan menghalangi tetes hujan yang mengguyur. Audrey terdiam beberapa saat hingga ia tersadar bahwasanya hujan tak lagi membasahinya.
"Kenapa tetes hujan ngga lagi gue rasain?", batinnya.
Saat ia mendongak ia menemukan sebuah payung transparan dan seketika ia bangkit dan berbalik.
"Lo akan sakit kalau terus kehujanan", ucapnya lembut.
Audrey hanya mampu memandang sebab lidahnya terasa kelu untuk mengeluarkan kata.
"Ayo pulang", lanjut orang itu.
"Kenapa lo kesini?, kenapa?!", tanya Audrey dengan histeris.
Gino hanya bisa terdiam, ia berusaha untuk kuat memandang Audrey yang lemah dan kacau seperti ini. Ia tak kuasa untuk menekan kesedihan yang tersalur dalam pancaran mata Audrey.
"Kenapa lo peduliin gue?!, yang jelas-jelas ngerusak persahabatan kalian?!, kenapa No, kenapa?! Hiks.... Hiks..... Hiks", kembali Audrey berucap dengan histeris.
Bahu Audrey bergetar hebat, ia menunduk dan meremas kuat roknya yang basah, matanya mulai merapat merasakan kesedihan yang terus merambati batinnya.
Perlahan Gino memeluk Audrey berusaha menghantarkan kehangatan disana, seketika jantung Audrey berdegub dengan kencang, kenyamananpun mulai tersalur melalui pelukan ini sekaligus aroma tubuh Gino yang menenangkan.
"Gue tau Drey, cukup!, lo boleh ungkapin semuanya", ucap Gino beradu dengan suara hujan.
Perkataan Gino bagai alunan musik yang menenangkan, begitu lembut membelai pendengaran di tengah derasnya hujan dan hawa dingin yang menusuk kulit.
"Tapi gue yang rusak semuanya!!!, lo harusnya jauhin gue No, jauhin gue!!!", ucap Audrey masih dengan suara histeris kali ini disertai dengan pukulan kecil di dada bidang Gino.
![](https://img.wattpad.com/cover/135114985-288-k51937.jpg)