19

403 23 0
                                    

Cahaya mentari mulai menyambut penduduk bumi, hari yang cerah dan suasana yang begitu menyenangkan. Namun tidak bagi seorang gadis pemakai sweeter putih, langkahnya lemah menuju sekolah, wajahnya yang mulus terlihat pucat. Sesekali pandangannya agak kabur sebab kondisi fisiknya tak begitu sehat hari ini.

Akibat kejadian malam tadi, suhu tubuhnya turun drastis. Sang ibu sudah membujuknya untuk tak masuk sekolah, namun gadis ini begitu keras kepala sekali dia mempunyai keinginan kuat tak akan ada yang dapat mematahkannya meski tubuhnya sedang tidak vit seperti ini.

"Hachi!"

Flu mulai menyerang, namun ia terus bergerak menuju sekolah. Gerbang telah terbuka lebar, banyak yang berlalu lalang hingga saat ia memasuki gerbang, seorang remaja berkarakter angkuh menyapanya pagi ini.

"Hai Drey"

Audrey menoleh dan memberikan senyuman kecil, Gino nampak memerhatikan Audrey, terlihat jelas bahwa Audrey sedang sakit. Saat Audrey siap berjalan Gino langsung meraih lengan gadis itu.

"Lo sakit?", tanya Gino.

Tanpa menunggu jawaban Gino refleks mengecek suhu tubuh Audrey, ia menyentuh kening Audrey terasa begitu panas. Audrey menghempas kasar tangan Gino yang tiba-tiba menyentuh keningnya.

"Apaan sih?!, pegang-pegang!", ucap Audrey ketus.

"Kalau lo sakit mending ngga usah berangkat Drey", ucap Gino memberikan pengertian.

"Suka-suka gue lah bukan urusan lo, minggir!", jawab Audrey ketus seraya pergi menjauh.

Gino menatap punggung Audrey yang semakin menjauh, hingga senyumannya terbit begitu saja.

"Ternyata sakitpun lo bisa galak Drey", gumam Gino.

***

Kepala Audrey terasa pening, suhu tubuhnya terus merangkak naik. Entah apakah Audrey dapat bertahan, sesekali matanya menutup mecoba menghilangkan rasa sakit di kepalanya, kali ini lebih parah hidungnya sama sekali tak bisa bernafas, cairan itu menutup saluran pernafasan di hidungnya.

"Hachi!"

Audrey kembali bersin, hidungnya memerah dengan mata yang sayu. Kondisinya buruk namun di kelas ini tak satupun peduli padanya. Hanya helaan nafas yang Audrey lalukan, mencoba untuk kuat walaupun rasanya tak mungkin lagi untuk dilakukan.

Audrey terus memerhatikan setiap materi yang diajarkan, meski kepalanya terasa pening menghancurkan konsentrasinya hingga matanya mulai menutup, ia mencoba beristirahat sebentar berusaha memulihkan kepalanya.

"Hey bangun!, ayo kerjakan soal di depan!", tegur sang guru ketika dirinya telah terlelap.

Perlahan kepalanya terangkat, pening masih menyilimuti kepalanya pandangammya sedikit kabur, kondisinya semakin buruk untuk mengikuti pelajaran.

"Maaf bu", ucap Audrey lirih.

Guru tersebut terkejut ketika menemukan kondisi Audrey nampak sakit, wajahnya memucat dengan hidung yang merah.

"Kamu sakit?", tanya sang guru.

"Ngga ko bu, saya sehat", jawab Audrey berbohong.

Audrey  (Completed) RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang