21

854 17 2
                                    

Seorang gadis berjalan seorang diri, dengan rasa gugup yang terus menyelimuti. Banyak pancaran tatapan tak suka dari sekeliling, ia memilih untuk menjauh namun naas ia menabrak seseorang.

"Maaf, aku- emm ngga sengaja", ucapnya penuh keraguan.

Mata tajam itu mampu membuatnya ketakutan, dengan tatapan angkuh dan mungkin senyum miring menyebalkan. Dia kira orang itu akan membgeluarkan kata hujatan, ternyata dugaannya salah tak ada kata yang orang itu ucapkan hanya diam menghalanginya.

"Maaf, aku mau lewat", ucapnya lirih sambil menunduk.

"Ngga perlu takut, gue bukan iblis", ucap orang itu.

Ia hanya bisa menunduk tak berani melihat ke arah objek di hadapannya, hingga sebuah tangan menyentuh dagunya, membuatnya mau tak mau mendongak ke arah objek itu.

"Nah gini, lo belajar sopan santun kan?", kembali orang itu berucap.

Ia hanya mengangguk, masih ada ketakutan yang menjalar di dalam tubuhnya bahkan jantungnya berpacu kuat.

"Maaf", ucapnya.

"Ngga ada kata lagi selain maaf?", tanya orang itu.

Ia hanya bisa diam, sedangkan objek itu sudah gemas sendiri sebab yang di ajak bicara hanya mengeluarkan kata maaf dan diam.

"Sebagai ganti lo nabrak gue, lo ikut", ucap orang itu.

"Hah?!, aku mau di bawa kemana?", ia kaget mendengarnya.

"Udah ikut aja", lanjut orang itu.

Perasaannya mulai tak enak, jika makhluk angkuh ini membawanya pergi, apa yang harus ia lakukan. Dirinya berharap cemas, semoga tak terjadi apapun.

Ternyata dirinya di ajak ke arah kolam renang, di rumah elite ini terdapat kolam renang berukuran besar di tengah taman, orang yang mengadakan pesta besar-besaran cukup mengundang satu sekolah untuk datang.

"Kita mau ngapain?", ia bertanya.

"Ngobrol, gue suntuk disana", jawab orang itu.

Ia hanya bisa terdiam, memerhatikan sekeliling mencoba untuk waspada. Sebab apapun bisa terjadi disini.

"Ngga perlu takut, lo bukan sasaran bully gue hari ini", jawab orang itu, seolah tahu akan apa yang ia fikirkan.

Udara malam terus terselimuti, hingga membuat siapapun dapat merasa kedinginan. Begitupun dengan apa tang ia rasakan, dress merah yang ia kenakan cukup memebuat tusukan hawa dingin menyentuh kulit.

Beberapa kali ia mengusap lengannya mencoba memberi kehangatan hingga sebuah jas hitam melakat di tubuhnya.

"Biar lo ngga sakit", ucap orang itu.

"Gino!!!!!!!!!", teriak seseorang dari arah belakang.

Dari kejauhan nampak dua orang sahabat Gino mendekat, mereka tersengak sambil membawa makanan di tangan.

"Ada apa?", tanya Gino.

"Lo ikut gue, ada hal penting", ucap Reval.

Gino langsung mengikuti, namun ia tetingat bahwa jas Gino masih ada pada dirinya dan saat hendak megejar ada genangan air cukup besar dan membuat lantai itu licin hingga ia terpeleset dan jauh ke kolam.

Byurrrrrrr!!!!!

Suara air itu menghentikan langkah Gino, ia melihat ke arah belakang dan matanya seketika melebar.

"Tolonggggg!!!!!, tolonggggg!!!!", teriak Kayla berudaha meminta bantua.

Gino hendak menolong namun pergerakannya terhalang oleh Reval dan Kai.

Audrey  (Completed) RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang