"Kayla?!!!!!!!!!", teriak Audrey histeris.
Audrey terbangun dengan peluh yang memenuhi wajahnya, mimpi itu seolah nyata, Kayla memang ada di dekatnya dan pesan Kayla masih teringat jelas di dalam kepalanya.
Nafas Audrey memburu, ia tersengal suhu tubuhnya telah normal. Sungguh mimpi itu membuatnya berangsur pulih. Derit pintu terdengar dan Ianpun muncul dengan mambawa saru botol air mineral.
"Drey, kamu kenapa?", seru Ian panik ketika Audrey tersengal.
"Yan, aku ketemu Kayla tadi", ucap Audrey.
Ian mengerut heran, ia menghembuskn nafas berusaha berfikir logis mungkin kepala Audrey masih sakit kondisinya belum pulih betul sehingga membuat gadis itu berhalusinasi.
"Iya Drey aku tau kamu sakit, jadi nih minum dulu terus istirahat lagi", ucap Ian.
Audrey menggeleng keras, dari kalimat yang Audrey tangkap Ian tak percaya padanya.
"Yan, beneran aku ketemu Kayla tadi", Audrey berucap serius.
"Iya Drey aku percaya, sekarang minum dulu", Ian berucap.
Audrey menghembuskan nafas pasrah, Ian tak akan percaya padanya. Mungkin menurut Ian itu hanyalah karangan sebab Audrey terlalu memikirkan kehadiran Kayla.
"Yan, di dalam tidur aku ketemu Kayla dia bilang dia udah ngga disini dan dia bilang bahwa Gino tak bersalah. Aku beneran ketemu dia tadi Yan disini", Audrey kembali berucap.
"Itu hanya bunga tidur Drey", jawab Ian.
"Tapi itu bener Yan, dia disini dia ada Yan dia ada", lanjut Audrey.
"Aku bilang itu hanya bunga tidur Drey!, Kayla udah ngga ada!, dia udah pergi, meninggal Drey!", refleks Ian mengatakan hal tersebut pada Audrey.
Audrey menatap Ian tak percaya, bukan karena Ian membentaknya namun kalimat yang diluncurkan Ian jelas persis sama yang dikatakan Kayla, sahabatnya tak lagi di dunia.
"Apa yan?, dia meninggal?", ucap Audrey bergetar.
"Emmm ngga maksud aku-"
"Apa itu bener dia meninggal?", Audrey mulai mendesak dengan pertanyaan.
Ian diam memikirkan apapun untuk mengalihkan pembicaraan. Audrey menatap lekat Ian, semakin Audrey mencari maka jawaban itu semakin jelas terlihat.
"Jawab Yan!, apa itu bener?!"
"Drey, kamu belum pulih mending kamu-"
"Jangan mengalihkan pembicaraan!, jawab Ian?!", Audrey terus mendesak.
Ian terdiam apa yang harus di jawab, apakah sekarang saatnya menceritakan masa lalu itu yang berkaitan erat dengan GX. Ian menghembuskan nafas dan iapun siap untuk bercerita.
"Iya memang itu betul, Audrey"
Bukan Ian yang menjawab melainkan Gino dari balik pintu. Makhluk angkuh itu tak sendiri, ia di temani Kai dan Reval. Gino melangkah mendekat tatapan tajam Ian melihat penuh ke arah Gino.
"Bagaimana bisa No?", tanya Audrey.
"Dia pergi ketika...
Flash back***
Malam terus merambat, kerlipan lam
