6

583 31 0
                                    

"CCTV..... Masih mau ngelak lo!!!", bisiknya membungkam Gino.

Gino terus menatap tajam wajah Ian, nafanya mulai menderu seiring emosinya yang terus meluap.

"Itu kecelakaan!, kalau lo punya mata!, liat baik-baik rekaman itu!!!", jawab Gino dengan suara yang keras.

Kringgggggg!!!!!!

Gino mendorong Ian keras hingga ia dapat melepaskan cengkramannya dan mulai melangkah pergi.

"Cabut!" ucap Gino datar.

Mereka semua meninggalkan Ian seorang diri, tak ada niatan Ian untuk beranjak pergi, ia hanya bisa terdiam dengan emosi yang masih mengumpul di dalam dada.

"Gue benci kalian semua!!!!!!", teriaknya.

***

Audrey terus menghela nafas, hari sudah menjelang sore namun tugasnya belum juga usai. Fikirannya terus mengarah pada sosok si pemberi warna, ada rasa janggal ketika Ian menolak permintaannya namun ia terus berusaha berfikir positif.

"Mungkin dia sibuk", batinnya berucap.

Kini pandangannya terus mengarah pada pintu yang terbuka, hatinya berharap Ian akan datang menemuinya, namun di sana ia hanya tersenyum miris ketika ia melakukan pengharapan itu.

"Ngapain sih aku berharap?, dia juga ngga akan dateng", batinnya.

"yasudahlah", gumamnya di sertai dengan hembuskan nafas berat.

Di tempat lain

Seseorang tengah memantulkan bola di tengah lapangan yang sepi, sesekali ia memasukan bola tersebut ke arah ring. Raganya memang ada di sini namun fikirannya tengah melayang jauh memikirkan seorang gadis manis berkacamata.

"Dia pulang belum ya?", batinnya bertanya.

"Mungkin dia masih di sekolah, eh tapi bisa aja dia udah pulang. Aaaaarrrrrgggg bodo amat!, gue samperin sekarang", ucapnya dalam batin.

Ia memantulkan bola yang ada di genggamannya kesembarang arah lalu bergegas pergi mencari gadis itu.

"Mungkin dia ada di kelas", fikirannya mulai menerka.

Ian segera melangkahkan kakinya menuju kelas Audrey.

"Gue harap lo ada di sana Drey", ucap batinnya.

***

Suara langkah kaki memenuhi koridor yang mulai sepi, Audrey dapat menangkap suara itu dari dalam kelas. Awalnya ia tak peduli namun suara itu semakin membuatnya penasaran, di tengah suasana yang sepi ia mulai melangkah untuk melihat siapakah pemilik langkah itu.

Saat berada di depan pintu ia tak melihat satu sosokpun di sana, hingga akhirnya iapun memutuskan untuk kembali ke dalam kelas dan melangkah menuju tempat duduknya hingga tiba-tiba terdengar suara pintu terbanting keras.

GRUB!

Audrey terkejut ketika mendengar suara itu, detak jantung Audrey berpacu kuat, ia berbalik memandang pintu. Rasa penasaran terus menguasai dirinya.

Audrey  (Completed) RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang