16

428 24 1
                                    

Matahari mulai menyapa dengan pantulan sinar yang menghangatkan, dinginnya malam kini telah berganti. Audrey mulai mengerjapkan matanya, menatap sekeliling dengan kesadaran yang belum terkumpul penuh.

"Huh..., gue kesiangan", gumamnya ketika melihat ke arah jam yang menempel di dinding.

Audrey masih bernafas lega sebab hari ini adalah hari libur mungkin ia akan mendapat omelan ibunya saja sebab bangun terlambat. Audrey segera beranjak dari tempatnya dan mulai membenah diri, kini tampilannya 180 derajat berbeda sebab kacamata itu tak lagi ia pakai.

Audrey mulai berdiri di hadapan cermin, menatap setiap inci tampilannya yang berbeda.

"Ternyata, gue ok juga kalau kek gini", gumamnya di selingi senyuman.

Audrey terus memerhatikan dirinya, sekilas ia memang mirip dengan sahabatnya yang tak kunjung ia temukan hingga saat ini.

"Gue harap kita bisa ketemu kay, walau hanya sesaat", gumamnya penuh pengharapan.


Tok...... Tok...... Tok......

Tak berselang lama suara ketukan pintu mengintrupsinya, Audey hanya bisa menghembuskan nafas berat mungkin ibunya yang mengetuk dan sebentar lagi ia akan mendapatkan sarapan omelan bak kereta.

Perlahan Audrey membuka pintu tersebut dan dugaannya ternyata salah.

"Hai ka Dey", sapa seorang malaikat kecil disana.

Mendadak Audrey terkesiap ketika mendapat sapaan manis dari adik kecilnya.

"Eh iya, pagi Rara", sapa Audrey yang tak mengalihkan pandangannya pada seseorang yang tengah menggandeng tangan kecil Rara.

"Jam segini kok baru bangun, kebo!", ucap seseorang dengan sedikit menyindiri Audrey.

Tatapan Audrey mendatar seiring mendapat ciribiran tersebut.

"Lo sendiri ngapain pagi-pagi kesini?, minta sarapan?", jawab Audrey yang tak mau kalah.

Senyuman miring Gino tercetak jelas di wajahnya, di dalam otaknya terlintas sebuah ide yang akan membuat Audrey tersentak.

"Kan lo pacar gue", jawab Gino santai.

Audrey mengerjapkam matanya berkali-kali terlihat lucu, di sana Rarapun menyeletuk dengan gaya khasnya yang amat polos.

"Emang pacal itu apa?", tanya Rara.

Gino dan Audrey melihat tepat pada Rara yang begitu kebingungan, dan sebuah senyuman licik terbit pada wajah Gino. Audrey terlihat begitu menyelidik pasti akan ada sesuatu yang buruk.

Gino berdeham dan mulai mensejajarkan diri dengan Rara setelah itu ia membisikan sesuatu di telinga gadis kecil itu.

"Ra, jangan dengerin dia", ucap Audrey memperingati.

Rara tersenyum lebar setelah Gino selesai membisikan sesuatu, Audrey terlihat penasaran dengan apa yang di bisikan Gino pada Rara.

"Lo racunin kata apa sama Rara?", ucap Audrey dengan nada yang sinis.

"Ada deh, ya ngga Ra?", ucap Gino.

"Iya ka Ino lahasia", jawab Rara.

Audrey hanya bisa mendengus kasar, namun rasa ingin tahu Audrey masih tercetak di fikirannya. Perlahan Audrey mensejajarkan dirinya dihadapan Rara.

Audrey  (Completed) RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang