Karna haus, Jesun balik lagi ke dapur. Disana dia melihat para tuyulnya yang ngusap ngusap perutnya.
"Udah kenyang lo pada?" kata Jesun.
"Yoi." kata Dino.
"Btw makasih loh makanannya. Enak enak." kata Mingyu seneng.
"Y." kata Jesun singkat.
"Sini dulu ih Je. Gabung ama kita kita. Masa nyendiri mulu." kata Jun sambil menarik tangan Jesun ketika Jesun ngelewatin Jun. Jesun pasrah aja waktu tangannya digeret Jun.
"Ehem!" -Mingyu.
"Kok gw cium bau bau aneh ya?" -Vernon.
"Bau apaan anjir?" -Jesun.
"Bau P---" -Dino.
"PDKT!" -Hoshi.
"Sapa yg lagi PDKT?" -ogeb Jun.
"Setan!" -kesel Mingyu.
"Hah?" -Jesun.
"Ternyata sama sama ogeb. Ya pasti lo berdua lah. Masa gw ama si Aming." -Vernon.
"Oh." -Jesun.
"Lah gitu doang responnya." -Hoshi.
"Trus gimana? Gw harus teriak teriak sambil ngelive gitu?" -Jesun.
"Ya enggak." -Hoshi.
"Trus lo sendiri gimana ama si Eunha, Ming?" -Jesun.
"Ya gitu." -Mingyu.
"Ya gitu gimana hah?! Awas aja kalo sahabat gw lo gantungin. Pulang ke rumah tinggal nama aja lo!" -Jesun.
MINGYU LANGSUNG KICEP.
JUN DIEM NYIMAK.
VERNON, DINO, and HOSHI cuma NGELIATIN MINGYU.'Mampus lo. ' batin V,H,D.
.
.
.
At taman belakang rumah.
"Btw, udah jam 10 nih." -Dino.
"Trus?" -Jesun.
"Mau balik lah, belom mandi tau." -Mingyu.
"Pantesan lo tambah buluk. Wkwk." -Jun.
"Sialan lo." -Mingyu.
"Ya udah sana balik. Lagian lama lama gw juga sepet liat muka lo pada." -Jesun.
"Tai lo Sun." -Vernon.
"Kita balik dulu ya double J. Dadah." pamit Dino sambil melangkah ke dalam rumah diikuti 3 kawannya.
.
.
.
"Jejejejejejejejejejejeje." kata Jun yang suaranya dimirip miripin kaya anak kecil sambil noel noel pipi Jesun.
'Childish tp gw suka tingkahnya barusan. Eh.' batin Jesun.
"Hm?" balas Jesun.
"Masuk yuk. Ngapain gitu didalem. Bosen diluar." rengek Jun.
"Ya udah ayo masuk. Ke kamar aja. Adem. Ada AC nya." kata Jesun sambil bangkit berdiri diikuti Jun.
.
.
.
Jesun's room.
"Je, buku komik gw mana? Mau gw baca ih." tanya Jun.
"Noh di karpet. Bawa aja plastiknya kesini." jawab Jesun sambil nujuk ruang kosong yang ada di kasurnya.
"Oce." balas Jun lalu dia mengambil plastik gramed dan malah ikutan rebahan disebelahnya Jesun.
Jesun lantas duduk, mengambil plastik gramed dan mengeluarkan isinya.
"Nih komik lo. Ini novel gue. Ini alat tulis lo. Ini alat tulis gw." kata Jesun sambil memilah barang belanjaan.
"Lah bolpen lagi?" bingung Jun.
"Yup." balas Jesun singkat.
"For what?" tanya Jun.
"Gw heran ya ama lo tuh. Dikata pinter ya pinter, orang rangking 1 paralel. Tapi dikata bodo ya bodo, soalnya bolpen aja tanya gunanya buat apaan." heran Jesun.
"Hehehe." Jun senyum senyum aja.
"Buat ganti bolpen lo yang MELUBER, yang bikin gw KENA HUKUMAN SAMA BU SUZY. GARA GARA LO, BUKU PR GW JADI ITEM SEMUA!" kata Jesun kesel.
Ya gimana engga marah coba kalo kasusnya tuh si sempak naga, alias Jun.
"Ih jangan dibahas mulu ih." kata Jun ngambek.
Lah, yang seharusnya ngambek kan si Jesun. Lakok ini malah Junaidi sih.
Haduhhhhhhh.
Tebece.
Jun yang aneh tapi juga nyleneh.
Hhhh.S E E Y O U
❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Bolpoint | WJH
FanfictionKetika sebuah bolpen mempersatukan dua manusia dengan dua sifat, dua rasa, dua hati, dan dua pemikiran jadi satu. Akankah bolpen itu berhasil? Ataukah justru sebaliknya? [ DISCONTINUE ]