eighteen

301 41 1
                                    

Hari ini,
Jesun ngerasa ada yang aneh + feeling ngga enak.

.

.

.

"Jes..." panggil Dino, selaku ketua kelas.

"Apaan dah?" tanya Jesun.

"Lo sama temen temen lo dipanggil ama Bu Sunmi." kata Dino pelan.

"Ck! Males banget hih." dumel Jesun.

"Sekarang juga ya Jes, pesennya Bu Sunmi." tambah Dino.

"WOY GIRLS!! AYOK KE NERAKA!! RIGHT NOW!! CEPETAN!! GW KANGEN BU SUNMI!!" teriak Jesun ke pasukannya yang lagi gosip di pojok kelas.

"OKE, YUK CAPCUS." balas Sinb mewakili teman teman yang lain.

.

.

.

AT BK ROOM.

"Kamu tau kesalahan kamu?" tanya Bu Sunmi, selaku guru BK.

"Lah apaan bu? Emang kita ada salah? Orang kita ngga lagi ikutan kuis, kok ada salah." kata Yerin.

"Kamu itu ya!" kesel Bu Sunmi.

"Apaan sih bu?" kata Yuju.

"Kalian tuh udah besar, udah kelas 12, harusnya tuh kasih contoh yang baik. Bukannya memperburuk reputasi sekolah ataupun diri kalian sendiri." kata Bu Sunmi.

"Lah?" bingung Jesun.

"Masih ngga sadar juga kesalahan kalian? Hah?!" kata Bu Sunmi otw ngamuk.

"Salah kita mah banyak kali bu. Yang mana dulu?" tanya Eunha.

"Kemaren. Kalian nge-bully JUNG JINA! Iya kan?! Ngaku kalian!" hardik Bu Sunmi sambil bergaya seolah akan menembak mereka semua.

"Ye, si ibu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ye, si ibu. Maen tuduh aja. Kita ngga nge-bully tau bu. Kita cuma kasih pelajaran kok." bela Jesun.

"Pelajaran apa sih yang bikin orang sampai kek gitu? Hah?!" selidik Bu Sunmi.

"Olahraga tau bu. Iya nggak?" kata Umji yang disetujui dengan anggukan yang lain.

"Kalo sekarang kalian ngga mau ngaku, ngga papa. Tapi ini surat buat orang tua kalian. Suruh besok mengahadap kepala sekolah." kata Bu Sunmi mencoba kalem.

"Lah, kok maennya ngancem sih bu." kata Sinb ngga terima.

"Iya ih." timpal Sowon.

"Makanya cepet ngaku sekarang juga!!" kesel Bu Sunmi udah sampai puncak.

"Iya! Kemarin kita nge-bully si Jinak Jinak itu. Puas?!" bentak Jesun.

"Sst Je, kok lo bilang sih?" bisik Sinb yang duduk disebelah Jesun.

"Biarin! Lagian kalo gita engga ngaku sama ngaku tuh ngga ada bedanya. Bonyok kita juga bakal dipanggil. Kaya lo pada ngga tau aja." jelas Jesun.
"Bener kan kata ibu. Tinggal ngaku aja, apa susahnya sih?" sinis Bu Sunmi.

The Scissors diem aja.

"Dan kalian juga harus tau, gara gara kelakuan kekanakan kalian itu. Sekarang Jung Jina punya trauma dan pindah sekolah. Oh, home schooling tepatnya." kata Bu Sunmi menambahi.

Jesun mah bodo amat, mau dia dikeluarin dari sekolah juga ngga mungkin, karna bonyoknya tuh yang punya yayasan, otomatis yg punya skolah juga kan?

Jesun berdiri.

"Yuks girls, cabut." ajak Jesun ke pasukkannya.

Yang lain ngga jawab, tapi tetep bangkit berdiri. Terus, ngikutin Jesun yang udah jalan duluan keluar pintu.

"Eh! Eh! Mau kemana kamu hah?!?!" teriak Bu Sunmi karna merasa terabaikan.

'Untung anak yg punya yayasan. Kalo engga udah kusuruh cabutin rumput di lapangan upacara tuh. ' batin Bu Sunmi kesel.





































Tebece.
Ye, Jesun bet gel deh.

S E E Y O U

Bolpoint | WJH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang