fifteen

362 50 3
                                    

Sore ini, hujan turun dengan derasnya.

Jesun lagi duduk dideket jendela kamarnya. Dia meliat rintik hujan yang turun ke membasahi bumi.

Ia merasa sangat kesepian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia merasa sangat kesepian. Bukan raga, tapi lebih tepatnya jiwa.

Jiwa yang selalu dipenuhi angan angan yang mendalam.

Hujan ini mengingatkan pada memori dimasa yang menyenangkan.

Tangannya perlahan menyentuh dinginnya kaca jendela. Lalu membuka korden, sehingga dia bisa melihat suasana diluar sana. Disitu, dia menuliskan kata "Huhu".

 Disitu, dia menuliskan kata "Huhu"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gw kangen sama lo." sedih Jesun ketika melihat karyanya di kaca jendela.

Jesun bangkit berdiri dan mengambil sesuatu dari kotak yang dia simpan di bawah tempat tidurnya.

Dia mengambil benda yang tersimpan apik didalam kotak itu dengan hati hati. Bagaikan porselen yang mudah hancur.

Didalamnya, ada sebuah kalung dengan liontin berupa bulan dan bolpoint.

Bolpoint itu bukan bolpoint biasa yang dijual di emperan toko atopun di fotocopian. Karna bolpoint itu mempunyai alat perekam dibagian ujung bolpoint nya dan desainnya juga artistik.

Dan jumlahnya juga ada dua doang. Satu Jesun satu Huhu. Limited lah ya.

"Huhu sayang Jesun selalu."

Begitu suara yang terekam ketika Jesun memencet tombol rekam.

Begitu suara yang terekam ketika Jesun memencet tombol rekam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bolpoint | WJH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang