"Jun, pulang bareng yuk? Sekalian bimbel. Gua ngga bawa mobil, trus si Samuel udah pulang duluan." ajak Jesun
"Duh ngga bisa. Gua ada urusan." tolak Jun lantas ninggalin Jesun di parkiran sendirian. Padahal udah jam 5 pm dan langit mendung banget!
"Oh ya udah." lirih Jesun pada dirinya sendiri.
Akhirnya dia nelpon si Vernon, entah kenapa dia malah milih si enon, padahal nama kontak cowok di hp nya banyak loh.
"Hoi sat!"
"Paan bitch?"
"Lo dimana?"
"Gua? Udah sampe rumah lah. Kenapa emangnya?"
"Jemput di skolah bisa?"
"Hah?"
"Gua ngga bawa mobil, si Sam udah pulang daritadi, si Junaidi gua ajakin pulang bareng kaga bisa katanya. Gua juga mau bimbel ini."
"Duh, males gua."
"Kok lo tega sih sama istrinya Ju-- eh engga engga!"
"Ha? Ngomong paan lu?"
"Engga, lupain aja."
"Yaoda, tunggu di cafe depan skolah aja lu, biar kaga ilang."
"Lu kira gua setan?! Ya udah. Jan lama lama loh."
"Oke nyai!"
.
.
.
Sekitar 10 menit kemudian si Vernon menghampiri Jesun di cafe.
"Yuk pulang."
"U-uh? Oke."
.
.
.
Di tempat bimbel, Jesun sama sekali engga menemukan Jun. Alhasil dia bimbel sendirian.
'Tuh anak kemana si?' tanya Jesun pada dirinya sendiri.
Karna asik memikirkan Jun, Jesun pun jadi melamun.
"Jesun!" bentak pengajar itu.
"Eh iya iya!" respon Jesun kaget.
"Jangan melamun terus, percuma daritadi saya menjelaskan materi."
"Iya bu, maaf."
"Ya sudah."
.
.
.
"Kenapa lu? Bengong mulu?" tanya bang Johnny yang daritadi diem ngamatin Jesun yang nonton TV tapi pikirannya kemana mana.
"H-ha? Engga ada!"
"Jujur sama abang sini." kata Johnny setelah mendaratkan pantatnya disebelah Jesun.
"Engga ah, orang ngga ada apa apa kok." elak Jesun.
"Beneran nih?"
"Iya."
"Ya udah, makan malem dulu sana. Lu belum makan kan? Sekalian ajakin si Samuel. Daritadi dia asik di kamarnya mulu. Abang jadi khawatir kalo dia kenapa napa."
"Hm, oke." kata Jesun lalu beranjak dari tempat duduknya
Lah si Jun kemana tuh?
Kasian Jesun yang nyariin.
Tapi, Jesun siapanya Jun?
Kok nyariin dia?BTW, baru apdet nih setelah sekian lama
ada yang nungguin gak yaaa
S E E Y O U
❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Bolpoint | WJH
FanfictionKetika sebuah bolpen mempersatukan dua manusia dengan dua sifat, dua rasa, dua hati, dan dua pemikiran jadi satu. Akankah bolpen itu berhasil? Ataukah justru sebaliknya? [ DISCONTINUE ]