Tujuh

3.4K 140 0
                                    


"Carina!"

Gadis berhidung mancung itu menoleh pada seseorang yang meneriakkan namanya. Dilihatnya, sosok cowok bertubuh tinggi tengah berjalan ke arahnya dengan menenteng sebungkus cokelat sambil terus menyunggingkan senyum.

"Jangan teriak-teriak bisa nggak?" ketus Carina.

"Judes amat Na, nih buat lo." ucap cowok itu sambil menyerahkan sebungkus coklat pada Carina.

Carina menghembuskan napasnya, "Dava Aldino, berapa kali gue bilang, gue nggak terlalu suka coklat. Dan lo tau nggak sih? Hampir setiap hari lo ngasih gue coklat. Dan hampir setiap hari juga kebuang."

Dava menggaruk tengkuknya, sepertinya ia salah lagi.

"Carina Meralda, gue janji deh, ini yang terakhir."

"Thanks." ucap Carina sambil berlalu pergi. Tanpa Dava ketahui gadis itu menyungginggkan senyum tipisnya. Sangat tipis, hingga semua orang tidak dapat melihatnya.

Dava hanya bisa diam menatap kepergian Carina. Kapan Carina bisa menerimanya? Bahkan, Dava sudah mendekati gadis itu sejak awal semester satu, dan sekarang sudah mau ujian akhir semester. Tetapi, Carina masih belum juga menerima seorang Dava Aldino.

Tetapi, bukan Dava Aldino namanya jika berhenti berjuang. Karena baginya hanya Carina Meralda yang bisa mengambil hatinya.

***

Koridor kelas sepuluh social terlihat sepi namun sedetik kemudian suasana yang sepi langsung riuh oleh suara anak cowok dan anak cewek yang kejar-kejaran seperti tom and jerry.

"JAUH-JAUH DARI GUE!"

"RAFHAEL! TUNGGU AKU DONG!"

"OGAH!"

"SAYANG! TUNGGU AKU DONG!"

"SAYANG-SAYANG PALA LO PEYANG!"

"DAVA! JAVIER! FARREL! ZACKY! TOLONGIN GUE!"

"SIAPAUN! TOLONG LINDUNGI HAMBA DARI SPESIES CABE PINK INI!"

Cabe pink adalah panggilan khusus yang diberikan oleh Rafhael pada gadis yang tengah mengejarnya. Mengapa cabe pink? Tingkahnya yang mirip cabe-cabean dengan rambut ombre pink muda dan acceccoris yang digunakan gadis itu hampir semuanya berwarna pink. maniak pink.

Yang satu terus berlari, yang satu terus mengejar. Romantisnya mereka. Seolah saling melengkapi nyatanya tidak sama sekali.

Rafhael sedang dikejar-kejar oleh Cecillia anak bahasa yang tergila-gila padanya. Rafhael sudah mengusir dan memberikan penjelasan pada Cecillia dengan berbagai cara namun hasilnya nihil, Cecillia seolah tidak lelah berjuang dan tebal muka, sepertinya.

Rafhael sudah menyebut nama para sahabatnya, namun tetap saja. Para sahabatnya malah diam dan tak mau ikut campur. Sahabat macam apa mereka?

***

Javier baru saja selesai melaksanakan salat dhuha di mesjid sekolah. Saat ini, ia sedang memakai sepatu sambil duduk diteras mesjid. Dari jauh ia melihat sosok gadis. Gadis yang membuat hatinya berdegup sangat kencang saat Javier melihatnya.

Azzahra. Nama gadis itu Azzahra, gadis sholehah, baik hati, tutur katanya sopan dan anggota rohis itu membuat seorang Javier bisa diam seketika dan tak berkutik seperti sekarang.

"Assalamualikum warahmatullahi wabarokatuh." ucap Azzahra sambil menundukkan pandangannya.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarokatuh." balas Javier dengan mata yang masih memandang gadis di hadapannya. Hingga

L D R [The End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang