Dua puluh dua

1.8K 79 0
                                    


Rachell tengah membuka banyak kado saat ini. Tadi, ia membuka kado dari Adrella dan hadiahnya berisi case ponsel yang Rachell yakini harganya pasti mahal.

Sekarang ia mulai membuka kado lagi, dan kado itu ternyata dari Farrel, kado yang Farrel beri berisi tas, sepatu, boneka, baju, jam tangan, kalung, gelang dan masih banyak lagi dan kini tinggal satu kado terakhir dari Farrel. Kado itu dimasukkan ke dalam kotak warna hitam dan diikat oleh pita emas.

Di bukanya kotak tersebut dan mata Rachell langsung berbinar melihatnya, ternyata isi kotak tersebut adalah novel yang selama ini Rachell inginkan dan impi-impikan yaitu novel Kenangan Untukku karya Rayuniar. Rachell benar-benar gembira dengan kado yang Farrel berikan. Dengan gerakan cepat ia menyambar ponsel di nakas dan langsung menelpon Farrel.

"Halo..."

"Farrel?"

Belum ada jawaban.

Hingga akhirnya, terdengar suara dari arah sana.

"Halo, kenapa Raya?"

Rachell tersenyum mendengar suara itu, suara yang ia rindukan. Padahal, beberapa jam lalu mereka sudah bertemu.

"Makasih semua kadonya, aku suka banget! Apalagi novelnya!" teriak Rachell senang sembari memeluk novel tersebut.

Terdengar suara kekehan dari Farrel "Aku ikut seneng kalo kamu suka sama kado dari aku. Coba deh buka novelnya sama baca halaman pertamanya."

Dahi Rachell berkerut. Lalu, ia mulai membuka novel itu, dan benar saja di halaman pertamanya tertulis seperti ini 'Selamat ulang tahun Rachell, terima kasih sudah menyukai karyaku. Oh ya, pacarmu sungguh hebat mau membelikan bukunya dan mengantre bersama banyak perempuan. Ringga saja kalah olehnya. Salam, Ray.'

Rachell membaca deretan hruuf itu. Yang benar saja? Ray penulis buku itu mengucapkan selamat ulang tahun untuknya? Plus ada tanda tangannya di sana?

"Rel, kok bisa sih? Aku seneng banget! Makasih banyak!" teriak Rachell lagi.

"Iya, sama-sama. Dan penulis itu titip salam buat kamu."

"Oh ya? Ya ampun aku jadi seneng gini!"

"Jangan terlalu seneng, nanti kamu malah jadi nangis. Kan kasian mata kamu kalo kamunya nangis."

"Kan aku nangis bahagia Rel" ucap Rachell lagi.

"Tetep aja, rasanya kalo kamu nangis aku mau bahagia mau sedih aku nggak suka. Apalagi kalo kamu nangis karena aku."

"Ish! Apasih Rel? Mana mungkin kamu buat aku nangis, kamu kan selalu buat aku bahagia" ucap Rachell lagi.

"Iya deh iya."

Tok! Tok! Tok!

"Bentar Rel." ucap Rachell pasa Farrel.

Rachell yang semula duduk membuka pintu kamarnya dan dilihatnya sang ibu sudah berdiri di hadapannya.

"Ada apa bu?" tanya Rachell.

"Ada... Ada ayah kamu di depan" ucap Ranti dengan raut wajah yang tidak terbaca.

Rachell terdiam, ia bertanya-tanya untuk apa ayahnya datang kemari?

"Nanti Raya nyusul bun."

Ranti hanya mengangguk kemudian berlalu pergi.

Rachell lalu menyimpan ponselnya lagi ditelinga "Rel maaf ya, aku tutup dulu. Ada ayah."

"Iya Raya nggak apa-apa. Oh iya jangan lupa baca surat dari aku!"

"Iyaa!"

Tut.

L D R [The End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang