Tiga belas

2.5K 113 0
                                    


Langit biru mulai menghilang digantikan oleh langit senja yang sudah datang dan siap menemani dua insan yang tengah jatuh cinta itu.

Rachell membujuk Farrel agar mau menuruti permintaannya. Permintaanya yaitu pergi ke Bukit Bintang. Dan di sinilah mereka berada sekarang.

Bukit Bintang ini merupakan spot pemberhentian di pinggir jalan menuju arah Gunung Kidul dari arah Jogja. Bukit Bintang terletak di Wonosari, dari atas sini pemandangan Jogja akan terlihat mengagumkan saat malam hari.

Maka dari itu, Rachell dan Farrel sudah berada di Bukit Bintang saat ini sambil menikmati indahnya senja.

"Farrel..." ucap Rachell sambil menoleh pada Farrel.

"Kenapa Raya?" balas Farrel dengan memanggil Rachell dengan sebutan 'Raya' seperti sang ibu yang memanggilnya seperti itu.

"Aku seneng banget kita bisa ke tempat ini." ucap Rachell dengan gembira.

"Emang kamu nggak pernah ke sini?" tanya Farrel.

"Mm... Nggak, soalnya kan tempat ini buat pasangan gitu, nanti aku malu lah kalo sendirian ke sini."

"Oh, jadi kita ini pasangan?"

Rachell mencubit pinggang Darrel dan Farrel hanya bisa meringis.

"Apapun untuk kamu kamu Raya." ucap Farrel sambil menarik hidung mungil Rachell.

"Aduh! Jangan ditarik-tarik dong Rel, kan sakit!" ucap Rachell.

Farrel hanya terkekeh kecil.

"Farrel! Liat tuh! Sunset!" ucap Rachell sambil menunjuk ke arah barat.

Farrel yang melihat tingkah Rachell hanya bisa tersenyum geli.

Keduanya saling menikmati waktu bersama dengan menyaksikan terbenamnya matahari di Bukit Bintang. Bukit yang menjadi saksi keduanya menghabiskan waktu senja bersama.

***

Selepas salat maghrib, keduanya duduk di salah satu tempat lesehan yang menyediakan wedang jahe.

Bukit Bintang menjadi spot favorit terutama pasangan muda. Karena, di sini, bisa menikmati pemandangan indah yang mungkin tidak biasa dijumpai ditempat lain.

Yaitu pemandangan seluruh kota Jogja dengan pernik warna-warni cahaya lampu yang mengaggumkan. Lampu-lampu itu sesekali berkedip memperlihatkan cahayanya yang terlihat bak sebuah lukisan padahal itu nyata.

Rachell menggosok-gosokkan kedua telapak tangannya. Hawa dingin sudah mulai terasa seiring berjalannya waktu.

Farrel yang begitu peka langsung melepas jaketnya dan memakaikannya pada Rachell. Rachell terkesiap atas perlakuan Farrel itu.

"Rel... Nanti kamu kedinginan." ucap Rachell sambil melirik Farrel.

"Nggak apa-apa, aku kan cowok pasti kuat. Aku nggak mau kenapa-napa." balas Farrel.

"Tapi aku juga nggak mau kamu sakit Rel."

"Jangan dipikirin, aku bakal selalu baik-baik aja. Ok?"

Rachell menganggukkan kepalanya.

Lalu, keduanya memesan wedang jahe dan jagung bakar untuk menghangatkan tubuh mereka.

"Mas, mbak... Ini jahe sama jagungnya." ucap seorang pria sambil membawa dua buah jagung bakar.

"Makasih mas." ucap Rachell dan Farrel serempak.

Farrel mengambil jagung bakar "Aaa, buka mulutnya biar aku yang pegangin jagungnya."

L D R [The End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang