Tujuh belas

1.9K 90 0
                                    


Posisi tidurnya sudah berganti sejak tiga puluh menit yang lalu. Tapi, tetap saja, matanya tidak mau terpejam sama sekali, berkali-kali ia sudah mengambil air wudhu dan membaca surat-surat pendek agar hatinya bisa tenang. Namun, Rachell merasa ada yang tidak beres, perasaannya tidak tenang sama sekali.

Jam sudah menunjukkan pukul 03.30 pagi. Itu artinya, Farrel sudah sampai di Jakarta pukul dua atau setengah tiga pagi dan harusnya Farrel sudah membalas pesannya atau paling tidak Farrel menghubunginya. Tapi, Farrel tak kunjung menghubunginya.

Sebenarnya, apa yang terjadi?

Kemana Farrel?

Apakah, ia baik-baik saja?

***

Matanya sesekali memejam. Ia benar-benar panik tentang Farrel yang tiba-tiba pingsan dan saat ini ia bertambah khawatir karena dokter yang menangani Farrel tak kunjung keluar juga.

Zacky benar-benar panik dan khawatir. Ia melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Sudah pukul setengah 4 pagi, mungkin alangkah baiknya jika ia segera pergi ke musholla yang berada d irumah sakit untuk menenangkan diri.

Sampai di musholla, ia langsung duduk dan mengecek ponsel Farrel yang sedari tadi ia simpan di kantongnya. Dilihatnya ada 15 panggilan tak terjawab dari Rachell dan juga banyak pesan, diantaranya:

Rachell: Farrel kamu udah sampe?

Rachell: Rel, kamu baik-baik aja 'kan?

Rachell: aku nggak bisa tidur, kepikiran kamu terus

Rachell: Rel, perasaan aku nggak enak sama sekali. Kamu baik-baik aja 'kan?

Rachell: bales pesan aku. Aku butuh balesan Rel, jangan buat aku khawatir.

Zacky membaca deretan pesan itu, sebegitu khawatirnya Rachell kepada Farrel? Sampai-sampai, ia tidak tidur semalaman?

Zacky dilema, haruskah ia membalas pesan itu? Jika ia tidak membalas pesan itu Rachell pasti akan terus menghubungi Farrel. Dan pada akhirnya, Zacky memilih membalas pesan itu.

***

Cahaya matahari mulai menyorot melalui ventilasi udara di jendela itu. Matanya perlahan sedikit membuka, jarinya-jarinya mulai bergerak.

Farrel sudah tersadar.

Farrel melihat ke sekeliling. Sekelilingnya bernuansa putih. Dimana ia berada saat ini?

Suara pintu terbuka membuat Farrel menoleh, dilihatnya seorang suster masuk ke dalam.

Suster yang melihat Farrel tersadar, langsung keluar kamar lagi untuk memanggil dokter. Dalam sekejap, dokter itu masuk dan langsung memeriksa Farrel.

Tidak lama kemudian Zacky masuk ke dalam. "Dok, bagaimana keadaan teman saya?" tanyanya pada dokter itu.

Dokter itu melepas stetoskopnya, "Teman kamu baik-baik saja, hanya saja, dia butuh istirahat yang cukup dan saya harus menyampaikan suatu hal yang cukup penting, apakah ada orang tua pasien?"

"Belum dok, mungkin sedang menuju kemari."

"Baik, saya permisi. Jika keluarga pasien sudah ada, harap menemui saya di ruangan." ucap dokter itu, lalu ia berlalu pergi.

"Baik dok."

"Lo sakit apa sih? Kok bisa...lo pingsan?" tanya Zacky.

"Bisa nggak sih nanyanya nanti aja, gue butuh hp." balas Farrel.

Zacky merogoh kantong celananya. Lalu, menyerahkan ponsel milik Farrel "Maaf kalo gue lancang. Tapi, Rachell sms lo terus, dia khwatir banget, makanya gue bales biar dia nggak khawatir."

L D R [The End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang