Sebelas

2.7K 120 2
                                    


"Kamu?"

"Hai Rachell." sapa sosok itu.

Rachell masih mematung di tempatnya. Melihat sosok yang mengenakan jaket hitam dan celana hitam itu tengah tersenyum ramah padanya. Sosok itu adalah Farrel.

Tadi, Farrel tidak menghubunginya sama sekali. Lalu, mengapa saat ini ia sudah berada di rumah Rachell lagi? Ditambah mengobrol akrab pula dengan ibunya.

"Kok malah bengong? Cepet ganti baju kamu." ucap sang ibu yang memecah keheningan yang terjadi.

Cepat-cepat Rachell masuk ke kamarnya, mengganti baju tidurnya dengan celana panjang warna abu dan atasan sweater warna putih, rambut sepundaknya ia cepol asal.

Ia tidak sempat memoleskan bedak, karena ia tidak mau membuat Farrel menunggunya terlalu lama.

Secepat kilat Rachell kembali ke ruang tengah menemui ibu dan sosok tersebut.
Ranti yang sedang mengobrol, langsung berhenti berbicara dan mengamati anak gadisnya yang sudah berganti pakaian itu.

"Jadi gini loh Ra. Nak Farrel ini mau ajak kamu keliling Malioboro malam hari, katanya ingin menikmati pesona Kota Gudeh malam begini." ucap Ranti.

Farrel tersenyum "Saya ajak Rachell keluar sebentar ya tante. Nggak bakal lama kok. Assalamualaikum." ucapnya sambil mencium tangan Ranti diikuti oleh Rachell.

Keduanya mulai berjalan, menyusuri jalan Malioboro yang begitu ramai malam ini.

"Kok kamu bisa ada di rumahku?" tanya Rachell tiba-tiba.

Farrel tersenyum, cowok itu sungguh hobby menampilkan senyum ramahnya.

"Mau ketemu kamu aja, sekalian ajak jalan-jalan. Soalnya... "

"Soalnya apa?"

"Aku maunya jalan berdua sama kamu."

Rachell yang mendengar ucapan itu menunduk menahan senyumnya akibat malu.

"Kamu jadi makin gemesin tau nggak?" ucap Farrel sambil mencubit gemas pipi kekasihnya itu.

"Farrel, pipi aku sakit nanti." balas Rachell tidak terima pipinya dicubit.

"Kamu laper 'kan?" tanya Farrel.

"Eng..."

"Ibu kamu bilang, kamu belum makan. Makanya, sekalian kita berdua makan ya?" tanya Farrel.

Rachell hanya memebalas dengan anggukan kepala.

Hingga akhirnya, keduanya memilih berhenti di suatu tempat sederhana yang menjual wedang ronde khas Yogyakarta pastinya. Hidangan itu sangat cocok dimakan malam hari seperti ini.

Tempatnya begitu sederhana, duduknya pun hanya lesehan. Rachell dan Farrel duduk berhadapan sambil menunggu wedang ronde pesanan mereka datang.

Farrel terus menatap wajah mungil Rachell. Rasanya, baru kemarin ia berkenalan dengan gadis itu dan saat ini gadis tersebut sudah menjadi kekasihnya.

Rachell yang merasa sedang ditatap oleh Farrel hanya bisa menyibukkan dirinya. Sampai akhirnya, penjual wedang ronde mengantarkan pesanan mereka.

Hangat. Itulah yang dirasakan saat suapan demi suapan wedang ronde masuk ke dalam mulut mereka.

"Enak." ucap Farrel sambil merasakan rasa wedang ronde yang baru saja ia suapkan pada mulutnya.

"Enak 'kan? Di Jakarta pasti nggak ada yang begini." ucap Rachell.

"Iya nggak ada. Apalagi yang kayak kamu." balas Farrel.

Rachell hanya mengulas senyum tipis mendengar itu.

L D R [The End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang