Dua puluh tujuh (End)

2.6K 93 8
                                    


"Farrel!"

Tubuh Farrel yang terlepas dari pelukan Rachell pun limbung dan jatuh ke lantai. Rachell langsung memindahkan kepala Farrel ke atas pangkuannya dengan terus berusaha membangungkan Farrel, wajah Farrel terlihat begitu pucat belum lagi terlihat jelas ada bekas darah yang keluar di hidungnya.

"Farrel!"

"Farrel! Kamu... kenapa? Aku mohon bangun...jangan bercanda kayak gini, ini nggak lucu sama sekali, Farrel.... bangun... "ucap Rachell sambil terisak.

Rachell berusaha berteriak. Namun, hasilnya nihil, sepertinya...tidak ada orang yang akan mendengarnya. Kemudian, ia mencoba mencari ponsel Farrel. Beruntung, ia menemukan ponsel di saku tuxedo milik Farrel. Dengan tangan gemetar, ia segera mencari kontak Zacky. Entah kenapa nama Zacky yang terlintas di pikirannya saat ini.

"Hal--"

"Halo! Zack! Ke lantai dua sekarang!" lalu Rachell langsung mematikan sambungan teleponnya.

"Farrel bangun! Kamu tadi baik-baik aja. Kenapa sekarang gini, aku mohon bangun... Hiks... Hiks... "

Tidak lama kemudian terdengar derap langkah kaki "Farrel!"

Zacky, Dava, Javier dan Rafhael langsung menghampiri Rachell yang tengah memangku kepala Farrel.

"Hel, Farrel kenapa?" tanya Rafhael.

Rachell menggeleng lemah "Aku...nggak tau."

"Rel...Bangun Rel..." ucap Dava.

"Udah! Langsung bawa aja ke rumah sakit!" teriak Javier.

"Ayo!"

Keempat cowok itu segera membantu membawa Farrel turun dari lantai dua. Rachell mengikuti dari belakang sambil terus terisak.

Farrel dibawa menggunakan mobil yang dikendarai oleh Zacky, di belakangnya ada Rachell yang memangku Farrel. Sedangkan Dava, Javier dan Rafhael mengikuti mereka dari belakang.

"Rumah sakit terdekat dari sini lo tau kan?" tanya Zacky dengan mata yang fokus kejalanan.

"Iya, lurus terus belok kiri." ucap Rachell.

Mobil pun melaju dengan cepat menuju rumah sakit terdekat.

Sesampainya di rumah sakit. Farrel segera dimasukkan ke urang UGD.

"Mbak dan mas tunggu di sini saja." ucap salah satu perawat.

Keempatnya duduk di ruang tunggu di depan UGD.

"Lo! Kenapa Farrel bisa pingsan?!" teriak Dava dengan nada tinggi.

Bibir Rachell bergetar karena terkejut mendengar teriakan dan juga tatapan tajam dari Dava.

"Aku...aku...nggak tau, tiba-tiba aja Farrel pingsan dan aku liat... Liat...darah di hidungnya." ucap Rachell gugup.

"Dav, tahan emosi ente, ini rumah sakit." ucap Javier menenangkan.

"Tunggu, tadi...lo bilang hidungnya berdarah?" tanya Zacky.

Rachell hanya mengangguk.

Zacky mencoba berpikir, Farrel pernah mengalami ini sebelumnya. Atau jangan-jangan Farrel belum sembuh sepenuhnya?

Satu jam berlalu...

Keempatnya masih setia menunggu di depan ruang UGD dengan raut wajah cemas, khawatir dan takut kehilangan.

"Rachell, ini udah malem, lebih baik lo pulang, gue yakin, tante Ranti pasti khawatir sama lo" ucap Rafhael.

Rachell menggeleng "Aku mau di sini, aku mau nunggu sampe Farrel sadar."

L D R [The End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang