SINE 10-selamat tinggal linda

149 13 3
                                    

Rasa tak percaya masih berkeliaran dipikiranku.aku yang harusnya menjadi suami sah linda,kini harus pupus begitu saja.Air mataku mulai merembes ke pipi dan kubiarkan jatuh.

"Maaf nak rassel baru memberitau sekarang.Saya takut,nanti nak rassel sedih".

"Apa dia sudah dimakamkan?"tanyaku tersedu sedu.

"Iya,sudah dimakamkan tiga hari lalu.Kata saksi,dia ditemukan meninggal dengan luka tusuk diperut.Barang barang berharganya hilang,sekarang polisi masih menyelidiki kasus ini".

"Kalau begitu,terima kasih infonya,ibu yang sabar ya?".

"Iya nak,kamu juga harus bisa merelakan dia.Ya sudah,saya tutup ya nak telponnya?".

"Iya bu".

Tanpaku sadari,kelima temanku menguping pembicaraanku.

"Kita turut berduka cita atas meninggalnya calon istri kamu,sel.Sebagai teman dekat,kita ngerti perasaan kamu."kata riki duduk paling belakang dengan enji.

"Terus,apa kita melanjutkan perjalanan ke jogjanya?"tanya rinda yang duduk disampingnya.

"Kita sudah jauh dari jombang.Mau gak mau kita harus menyelesaikan tugas dosen centil itu.dan satu lagi,aku akan balaskan dendamku pada pembunuhnya"kataku sambil menyeka air mata yang keluar tanpa permisi.

"Tapi kita tidak tahu siapa yang membunuhnya?"kata rinda.

Aku menggumam.Kulihat ke arah kanan,ada warung kopi yang masih buka.Padahal ini sudah pukul 01.00.

Aku menatap rinda dalam dalam"Tenang saja,nanti aku pikirkan caranya".

Kuarahkan mobil kehalaman warung kopi dan memarkirnya.

"Kalian ikut tidak?"kataku ke dua punggawa.

"Enggak,aku ngantuk"kata riki sambil menempatkan kedua telapak tangannya dibawah kepala.

"Ya sudah,aku ngopi sendiri"aku langsung turun dari mobil dan kulangkahkan kakiku ke warung.
Dari semak semak disamping warung,aku melihat sosok perempuan berbaju putih.Rambutnya tersisir rapi,wajahnya putih.Seperti linda?gumamku.Dia tersenyum ke arahku.Aku mengucek kedua mataku,apakah aku salah lihat?atau memang ini nyata?.
Sedikit demi sedikit perempuan itu pudar terbawa angin malam,sialnya handycamku masih di mobil.Biar sajalah,sudah terlanjur aku duduk di warung.
"Buk,kopi satu ya?".
"Iya mas,ditunggu"ibu itu berusia kurang lebih 40 tahun tapi suaranya masih lembut.
Ada rasa penyesalan meninggalkan linda disurabaya sendirian.Kenapa aku tidak menemaninya saja?gerutuku.tapi umur tidak ada yang tahu.
Kopi hitam sudah tersedia didepanku.Kutempelkan tanganku dimeja membentuk siku,kutempelkan daguku ke tanganku yang tergenggam.Entah sengaja atau tidak ada sesuatu dipikiranku yang mengatakan"panggil arwah linda melalui permainan jailangkung"diikuti dengan bayangan putih lewat tanpa permisi dikebun samping warung mengusik renunganku.
"Kenapa aku gak main jailangkung aja sambil mengerjakan tugas dosen centil itu?"kataku lirih.
Cepat cepat kuhabiskan kopiku sebelum semuanya buyar.Memang ada benarnya kata iklan'minum kopi secangkir,inspirasi mengalir'.

"Kopinya berapa bu harganya?"kataku sambil berdiri dan membuka dompet.

"3000 nak".

Kuserahkan uang pas dan langsung menuju mobil.Aku juga belum mengerti apa yang akan terjadi nanti di jogja.Tapi,apapun kemungkinannya aku siap menghadapinya.Mobil mulai berderu dijalanan.Tak ada istirahat karena perjalanan masih 3 jam lagi.Setelah meminum kopi,pikiranku mulai tenang.Apalagi saat memandang rinda yang tertidur di kursi sampingku.
Apa ini yang dinamakan MATI SATU TUMBUH SEPULUH RIBU?

Rassel yang belum menerima bahwa linda tewas tidak wajar,dan rassel akan mencoba untuk memanggilnya...
Apa yang terjadi nanti?
Tunggu kelanjutannya yah...

kuntilanak galauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang