Sejak malam ultahnya Wardono, Nessa beberapa kali diundang Mei Ling ke rumahnya kembali dengan alasan ingin memesan produk yang Nessa jual, dan tentunya ada alasan lain yang tersembunyi, yaitu ingin mempertemukan Bagas dan Nessa, walau beberapa kali harus gagal karena kesibukan Bagas.
Dan saat Sabtu sore rencana Mei Ling barulah terwujud, dia berhasil mempertemukan Bagas dengan Nessa, tapi sayang mereka bertemu hanya sesaat, bahkan Bagas hanya menikmati jamuan minum tehnya saja, tanpa menunggu makan malam. Dia buru-buru pergi dengan alasan ada pertemuan dengan kolega bisnisnya.
Akhirnya, mereka berpisah tanpa sempat menghabiskan waktu berdua. Sepertinya, Bagas berusaha menghindar, walau dari cara dia memandang Nessa, orang awam pun tahu kalau ia sangat ingin menghabiskan waktu berdua dengan gadis itu.
Akhirnya, Nessa menghabiskan malam akhir pekannya di sebuah kafe bersama sahabat dan rekan kerjanya. Tanpa diduga dia melihat Bagas di meja lain di kafe itu bersama beberapa orang yang tidak Nessa kenal, beberapa wanita dan sebagian banyaknya adalah pria bertubuh kekar. Sepertinya mereka para pengurus tempat fitness yang Bagas miliki.
Keduanya tidak saling mendekat atau bertegur sapa, walau sesekali Nessa menangkap basah lalu tersenyum pada Bagas yang kedapatan mencuri pandang ke arahnya.
Sikap Bagas sangat tidak dewasa, memang. Bahkan, kelakuannya kalah dewasa dengan kids jaman now terhadap pacarnya.
Sekitar jam sembilan malam, Nessa sudah berada di mobilnya dalam perjalanan pulang, dia berkendara cukup pelan sambil mendengarkan sebuah lagu yang berjudul Mantan Terindah yang di bawakan Kahitna dari chanel radio mobilnya. Dia mendengarkan lagu itu dengan bayangan sosok Bagas dalam ingatannya.
"Mau dikatakan apa lagi
Kita tak akan pernah satu
Engkau di sana aku di sini
Mesti hatiku memilihmuAndai aku bisa
ingin aku memelukmu lagi
di hati ini hanya engkau mantan terindah
yang selalu ku rindukanMau dikatakan apa lagi
Kita tak akan pernah satu
Engkau di sana aku di sini
Mesti hatiku memilihmuEngkau di sana aku di sini
Mesti hatiku memilihmu
Yang tlah kau buat
Sungguhlah indah
Buat diriku susah lupa"Nessa tersenyum mendengar potongan lagu itu. Sebelah tangannya memegang kemudi dan tangan yang lain menghapus titikan air mata yang muncul dari ujung matanya.
Ya, Bagas memang terlalu indah untuk dia lupakan. Dan dia tidak berniat melupakannya, tapi dia bertekad untuk mendapatkannya, dia optimis akan bisa mendapatkan mantan terindahnya itu kembali. Perlahan ia menarik napas panjang dan menghembuskan napas perlahan lalu menginjak gas untuk mempercepat laju kendaraannya.
*
Tiga hari kemudian Nessa tidak masuk kerja karena harus disibukan dengan tugas akhir kuliahnya. Setiap jam makan siang, seperti biasa sejak hampir dua minggu terakhir Aldo selalu mengajak Nessa makan siang bersama."Bagaimana skripsinya?" tanya Aldo, saat itu mereka sudah duduk di sebuah restoran tak jauh dari kampus dan sedang menunggu pesanan mereka.
"Sudah tersusun semua dan sudah diACC juga sama semua dosen pembimbing, tinggal menunggu sidang."
"Kapan rencana sidangnya?"
"Belum ditentuin, dosen PAnya masih sok sibuk." kata Nessa diakhiri dengan senyum yang membuat Aldo tak bisa mengalihkan pandangannya untuk beberapa saat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan Terindah
RomanceSebuah siksaan yang berat bagi Bagas untuk mengabaikan ketertarikan fisik terhadap mantannya, Nessa, yang saat ini berkali-kali lebih cantik dari Nessa yang dulu pernah ia kenal. Namun, prinsip mereka yang sejak dulu menjadi jurang pemisah diantara...