"Saat cinta terbagi dua, aku bisa apa?"-Cornelia Azwari.
-
"Va...no." Lirih Lili.
Murid baru itupun segera berdiri dihadapan kelas itu dan mulai memperkenalkan diri.
"Hello, my name is Darent Giavano. You can call me Darent." perkenalan dari murid itu membuat cewek-cewek dikelas sana terpukau, murid itu bernama Darent.
"Baik nak Darent, ibu harap kamu bisa menyesuaikan diri kamu di Indonesia. Dan ibu harap kamu cepet lancar bahasa Indonesianya ya Darent." ucap Bu Serly.
"Yes , thank you mrs." ucap Darent.
"Darent, kamu bisa duduk di kursi yang kosong itu."
"Iya bu." Darent pun berjalan ke arah bangku kosong yang berada disebelah Lili. Lili merasakan perasaan itu tumbuh kembali setelah sekian lama ia tutup rapat-rapat. Darent duduk di tempat Marcel duduk.
"Can me sit here?" tanya Darent. Lili masih bengong.
"Gak bisa, i-ini ada o-orangnya." ucap Lili terbata-bata.
"Disini, tidak ada siapa-siapa." ucap Darent.
"Tapi, o-orangnya la-lagi di kamar mandi."
"Oh, yaudah." Darent Pindah ke belakang Lili dan mulai duduk. Tak berapa lama kemudian Marcel pun Masuk kelas dan menghampiri Lili lalu duduk di samping Lili.
"Kamu kemana aja sih Marcel?" Ucap Lili.
"Aku ke kamar mandi tadi, maaf yah."
"Iya aku maafin."
"Nih, di belakang siapa Li? Anak Baru?"
"I-iya." Lili gugup.
"Kok kamu jawabnya gugup gitu sih? Kamu ada rasa sama dia?" Ucap Marcel.
"Ngga Marcel, kamu mah ih su'udzon aja." kesal Lili.
"Aku gak suka ya kamu gugup karena cowok lain. Itu tandanya kamu canggung, kamu tau canggung itu tandanya apa? Itu tandanya Suka Li." kesal Marcel. Marcel pun menghadap ke belakang ke arah murid baru itu.
"Heh! Lo apain pacar gue sampe pacar gue bisa gugup sama lo hah?!" ucap Marcel.
"What do you mean?" ucap Darent bingung.
"Bacot lo. So inggris, lo apain pacar gue hah?!" kesal Marcel.
"Saya tidak apa-apain your girlfriend."
"Jujur lo bangsat!" emosi Marcel meluap Marcel pun berdiri dan mencengkram kerah sekolah Darent.
"Gue paling gak suka kalo pacar gue lo ganggu! Apalagi, pacar gue sampe gugup gitu sama lo." kesal Marcel.
"Marcel udah, aku gak di apa-apain sama dia." ucap Lili berusaha meredam emosi Marcel.
"Tapi aku gak suka kamu gugup karena dia!" ucap Marcel. "Gugup kamu, cuma buat aku Li."
"Iya aku tau. Aku tadi cuma gugup biasa aja Cel."
"I'm not understand you mean." ucap Darent sambil merapihkan kerah baju sekolah nya.
"i'm sorry." ucap Lili.
"Nothing." ucap Darent.
"Udah Marcel, kan kamu yang bilang kalo suatu hubungan tanpa kepercayaan gak akan bener."
"Iya iya aku percaya sama kamu." luluh Marcel.
--
Setelah pulang sekolah Marcel mengajak Lili untuk pergi ke Rumah pohon. Hanya sekedar rekreasi, membuang rasa penat.
Sesampainya dirumah pohon itu, Marcel langsung menggenggam Tangan Lili dan segera membawa Lili ke rumah pohon itu. Saat sudah berada di dalam rumah pohon, Marcel dan Lili pun duduk dengan posisi ber sila, sambil melihat alam yang ada disekitar rumah pohon itu.
"Li, kamu tau. Tumbuhan itu selalu tumbuh walaupun banyak gangguan dari deras nya hujan, angin ataupun topan. Tumbuhan itu tetap tumbuh Li. Sama kaya perasaan aku. Setiap hari, perasaan aku semakin tumbuh ke kamu. Semakin besar Li. Tak peduli sama keadaan sekitar." ucap Marcel sambil Tersenyum manis membuat Lili tersenyum malu.
"Li, ciptaan Tuhan itu gak pernah salah yah. Ciptaan Tuhan itu semuanya indah dan berguna bagi makhluknya." ucap Marcel lagi.
"Buktinya, kamu. Kamu itu ciptaan Tuhan yang paling indah. Yang Tuhan ciptakan hanya untuk aku Li." ucap Marcel sambil mengusap-usap pipi Lili dengan Ibu jarinya.
"Jadi, aku mohon Li. Jangan sia-sia in perasaan aku ini Li. Karena tanpa kamu aku gak bisa ngehadapin cobaan ini Li."
Marcel Memeluk Lili dengan sangat erat seolah Marcel tengah melepas Rindu. Marcel Membisikkan kata-kata di telinga Lili yang membuat Lili Speechless.
"Your is my girl. And you is mine. Don't leave me cause i'm not ready now, tomorrow or when that!". Bisik Marcel.
Marcel pun melepaskan pelukannya dan menatap Lili. Marcel mencoba menguasai dirinya supaya tidak melakukan hal-hal yang tidak sepatutnya ia lakukan. Tapi, Entah atas dorongan apa wajah Marcel semakin mendekat dan mendekat kearah wajah Lili, Lili yang mengetahui itu pun segera menutup matanya.
'Marcel, please. Don't make me shy.'batin Lili.
Sekarang, wajah Marcel tepat satu senti didepan wajah Lili. Lili merasakan nafas Marcel yang memburu, seolah sedang dikejar-kejar oleh anjing. Marcel segera menarik dirinya supaya tidak mendekat dengan Lili.
"Maaf Li." ucap Marcel.
"Ng-nggak apa-apa cel." ucap Lili gugup.
"Aku gak akan ngelakuin hal bodoh itu Li. Kita masih pacaran. Jadi kita belum pantes ngelakuin hal kaya gitu. Maaf Li, aku tadi kurang sopan sama kamu." ucap Marcel menyesal.
"Kamu kenapa? Lagian kan nggak kena ini Marcel. Gak jadi juga. Jadi kamu gak salah. Udah Marcel ih." ucap Lili.
"Maaf ya Li, aku terlalu terbawa suasana Li." ucap Marcel.
"Ngomong sekali lagi aku tinggalin nih." ancam Lili.
"Iya-iya Li."
keadaan pun menjadi hening. Lili dan Marcel masih terdiam dengan pikirannya masing-masing. Sampai pada akhirnya, Lili pun membuka suara.
"Cel."
"Hm?"
"Kalo misalnya aku direbut sama orang lain atau selingkuh sama orang lain gimana?" tanya Lili. Marcel yang mendengar pertanyaan itu pun langsung menoleh ke arah Lili.
"Kamu, gak selingkuh kan Li?" tanya Marcel Curiga.
"Nggak Marcel, aku cuma nanya doang."
"Oh dikirain, kalo kamu selingkuh. Aku bakal benci banget sama kamu. Mungkin aku gak mau kenal lagi sama kamu. Aku akan coret nama kamu dari list orang yang aku sayang." ucapan Marcel membuat Lili tercekat.
"Jadi, jangan pernah selingkuh ya. Lili itu cuma milik Marcel seorang. Gak ada dia atau mereka. Kamu ngerti kan Li?" Lili mengangguk.
-
Tbc?!
2 chapter telah terbuat.[SUDAH DI REVISI]
KAMU SEDANG MEMBACA
Tempramental Boyfriend [COMPLETE]
Teen Fiction[Private di beberapa chapter. Jadi follow akun gua dulu sebelum menyimpan cerita ini di library?] Mepunyai pacar yang sangat over protektif, Posesif dan temprametal. memang sangat menyebalkan. But, dia itu orang nya penyayang, sesosok yang romantis...