13.

6.1K 262 13
                                    

"Apa kebahagian tidak pantas saya dapat kan?" - Marcellino Atmadja

-


"Cel, kakak lo udah pergi." ucap Melinda Panik.

"Mel, Please jangan becanda dulu. Ada saatnya buat becanda mel, bukan sekarang."

"Gue seriusan bangsat. Kakak lo udah pergi cel."

"Mel, kakak gue masih hidup mel. Kakak gue masih hidup. Dia baru bangun tadi, gak mungkin dia pergi lagi mel. Lo gak pinter buat bohong mel."

"Marcel, sadar lo. Kakak lo udah pergi."

"Kakak gue masih hidup mel. Dia gak akan pergi gitu aja mel. DIA BELUM MATI MEL!"

PLAK. satu tamparan melayang di pipi Marcel.

"Cel, lo dengerin gue gak sih? Kakak lo udah meninggal. Sekarang, saatnya kakak lo istirahat, terbebas dari alat-alat itu cel. Sadar Marcel sadar." ucap Melinda.

"Kak Ara." Lirih Marcel. Marcel menangis sejadi-jadinya. Marcel memeluk Ara.

"Baru tadi mel gue bisa ngobrol sama kakak gue mel, baru 10 menit mel gue ngobrol sama kakak gue baru tadi mel baru tadi. Apa orang kayak gue gak pantes buat dapetin kebahagiaan Mel?" ucap Marcel melepas pelukan dari kakak nya dan beralih duduk dipojokan. Marcel terlihat sangat kacau dikala itu.

"Mel, gue benci kehidupan gue mel. Gue pengen mati aja mel. Cuma kak Ara penyemangat hidup gue sekarang. Dan sekarang, kak Ara pergi ninggalin gue mel. Kak Ara jahat mel." Lirih Marcel. Melinda pun menghampiri Marcel dan membawa Marcel ke pelukannya.

"Cel, ada saatnya kita berpisah dengan orang yang kita cinta. Gue tau cel kehidupan lo pedih, dan asal lo tau, banyak orang yang lebih-lebih dari lo cel." Ucap Melinda. Pelukan dari Melinda pun dibalas oleh Marcel, Marcel mengeratkan pelukannya itu.

"Gue takut mel, gue takut. Mama Papa gak peduli sama gue, Pacar gue jadiin gue selingkuhannya dan sekarang kak Ara pergi ninggalin gue! Gue sendirian Mel disini." ucap Marcel

"Cel, gue tau lo kuat, lo itu gak cengeng. Lo selama ini bisa cel ngehadapin ini semua."

"Gue bisa, karena ada Kak Ara mel. Kak Ara penyemangat hidup gue mel sekarang. Dulu kak Ara yang sering nyuapin gue makan, sering cium kening gue sebelum tidur, dia yang selalu ada saat gue susah mel. Gue pengen itu semua kembali mel."

"Cel, udah yang terpenting sekarang kita kuburin kakak lo dengan layak oke. Lo jangan se depresi ini Cel." Melinda melepaskan pelukan itu dan pergi keluar untuk mencari pertolongan untuk menguburkan jasad kakaknya Marcel.

Suasana pemakaman lumayan ramai. Marcel masih mengenakan baju sekolahnya. Satu-persatu orang yanga ada dipemakaman itu pun berpergian meninggalkan Marcel dan Melinda disana. Marcelpun Bersimpuh didepan Nisan Kakak nya itu. Batu nisan itu bertuliskan.

Damara Atmadja
Binti
Sudiro Atmadja
Lahir: 11 feb 1996
Wafat: 7 feb 2018

Marcel mengusap batu nisan tersebut dan menatapnya. Marcel kembali menangis disertai hujan yang datang dengan teman-temannya tersebut, suasana yang pas untuk menangis. Marcel menangis tanpa mengeluarkan kata-kata. Melinda yang melihat itu sangat merasa kasihan kepada Marcel.

"Marcel, gue rasa temen lo perlu tau masalah ini. Gue gak tega sama lo." ucap Melinda sedikit berteriak karena suara hujan. Dan Marcel hanya diam sambil menatap batu nisan itu. Melinda pun pergi ke dalam mobilnya dan mengambil hp Marcel. Melinda pun menghubungi Rafa dan Putra. Setelah itu Melinda kembali ke makam itu. Terlihat Marcel sangat terpukul dengan kepergian kakaknya itu.

Tempramental Boyfriend [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang