9.

9.2K 379 2
                                    

"Saat kebahagiaan datang, kenapa kamu hadir dan menghancurkan semua anganku dengannya?."- Cornelia Azwari.

-

[Lili Pov]

Saat matahari mulai naik ke atas langit, aku pun terbangun dari tidur ku yang nyenyak itu. Aku pun segera mempersiapkan diriku untuk pergi ke sekolah. Seperti biasanya, aku menunggu Marcel di depan rumah ku. Sungguh, menunggu adalah hal yang menjengkelkan menurut ku. Tapi, mau gimana lagi. Aku sudah mulai terbiasa begini, aku juga merasa senang.

Dari kejauhan, akupun melihat Marcel bersama motornya sedang menuju ke arah rumah ku. Marcel berhenti tepat didepan ku. Aku sangat suka dengan sapaan dari Marcel. Sapaan itu selalu membuatku semangat.

"Pagi Marcel nya Lili." Sapa Marcel membuatku tersenyum.

"Pagi juga Marcel." aku malu,jika harus membalas sapaan Marcel seperti itu.

"Kamu kenapa sayang? Kamu sakit." tanya Marcel.

"Nggak ko." kataku.

"Oh, yaudah. Kita berangkat yah sekarang. Aku takut kita kesiangan. Nanti kamu dihukum kan kasian."

"Kan kamu juga di hukum Marcel. Gimana sih." kata ku kesal. Marcel itu gak pernah mikirin dirinya sendiri, emang ya dia itu.

"Jangan mikirin aku, yang terpenting kamu baik-baik aja."

"Kamu selalu kaya gitu." kata ku, aku pun langsung naik ke motor Marcel dan Marcel segera mengendarai motornya kesekolah.

Seperti biasanya, jika sudah di sekolah Marcel selalu menggenggam tangan ku. Malu sih diliatin sama yang lain. Tapi kalo aku lepas genggaman itu, Marcel bisa Marah. Aku gak mau buat Marcel Marah. Aku juga senang dengan sifat possesif nya Marcel.

-Author-

Sesampainya dikelas Lili dan Marcel langsung duduk.

"Li, aku ke sana dulu ya. Nanti kalo ada yang gangguin kamu bilang ke aku aja ya." ucap Marcel.

"Iya Marcel."

"Li?" Marcel menunjuk ke arah pipi nya.

"Apa cel?" Lili bingung dengan tingkah Marcel.

"Ck. Gak peka kamu mah. Cium pipi aku Sayang."

"Ini kan di sekolah Marcel, Malu."

"Berarti kalo di luar sekolah boleh dong?" goda Marcel.

"Ihh, apaan sih." Lili Malu.

"Becanda sayang. Yaudah, aku ke Sana dulu yaa?"

"Iyaa sayang."

Marcel pun nyengir dan segera pergi melangkahkan kakinya ke arah Rafa dan Putra berada. Marcel melihat Rafa sedang menggoda Putra yang sedari tadi diam.

"Woy, kalian kenapa?" tanya Marcel to the point.

"Nggak ko cel. Kita gak kenapa-kenapa. Cuma ini, waktu semalem si Putra ngambek gara-gara sempak kita ke tuker." ucap Rafa. Putra langsung melotot ke arah Rafa.

"Nggak gitu nyet!?" kesal Putra.

"Serius Raf? Kalian abis ngapain semalem waktu gak ada gue? Jangan- jangan kalian." ucap Marcel menggantungkan kata-katanya.

"Ck. Lo jangan percaya sama mulut begonya dia. Gue sama dia gak ngapa-ngapain!" tegas Putra.

"Terus lo berdua kenapa diem-dieman kaya gini?" tanya Marcel Lagi.

"Semalem Si Putra ngambek gara-gara si Queen itu gue deketin."

"Lah? Lo mau jadi tukang tikung Raf? Parah lo ya Raf." cerocos Marcel.

"Dengerin dulu sat! Gue ngelakuin itu cuma pengen si Putra ter motivasi dari gue, gimana cara deketin cewek dengan baik."

"Tapi gak usah ngerangkul juga sat!?" Putra masih kesal.

"Gue bilang itu rezeki Put."

"Udah-udah. Dari pada diem-dieman gini mending lo bae an. Lo berdua kan udah temenan dari SMP masa karena cewek lo berdua ribut." Ucap Marcel menyadarkan mereka yang sedang ribut.

"Lagian lo Put, jadi orang. Punya rasa kok gak berani ngedeketin sih. Nanti di ambil si Rafa baru tau lo." ucap Marcel Lagi.

"Lo berdua itu udah tau kan kalo gue trauma sama cewek. Dan begonya, kenapa perasaan ini harus ada? Padahal kan gue sama si Queen itu gak pernah deket ataupun ngobrol se-intim lo sama Lili cel. Lo tau kan." Ucap Putra.

"Ya maka dari itu, lo harus ilangin rasa trauma lo put. Lo gak bisa kaya gini terus. Gue tau lo trauma. Ya mau gimana lagi. Lo itu hidup maju, bukan mundur. Lo gak boleh terlalu larut dalam masalalu. Lo juga berhak bahagia Put." ucap Rafa. Marcel menganga mendengar kata-kata bijak Rafa.

"Tumben lo bijak Raf?" ucap Marcel.

"Gak usah rusak suasana nyet!" Rafa kesal.

"Iya maaf. Jadi gini aja put. Lo coba ilangin rasa trauma lo dan buka hati lo buat Queen. Kejar Queen sampe dapet. Gue tau lo pasti bisa kok put." ucap Marcel. 

"Udah sekarang lo berdua baikan. Gue mau ke kamar mandi dulu." Marcel pergi ke kamar mandi.

"Gimana? Lo maafin gue gak?" tanya Rafa.

"Udah gue maafin." ucap Putra.

Bel masuk pun berbunyi. Anak di kelas pun mulai kembali ke tempat duduknya masing-masing. Dan guru pun datang, lalu masuk ke dalam kelas.

"Pagi anak-anak." ucap Bu Serly guru Kesiswaan.

"Pagi juga bu." ucap Murid-murid.

"Hari ini kalian kedatangan murid baru. Pindahan dari Canada. Nak silahkan Masuk." ucap Bu Serly.

Dan munculah seorang anak laki-laki berwajah korea itu. Seolah tak percaya mata Lili melebar dan kehilangan kata-katanya. Lili kaget, sangat kaget.  Lili hanya mampu mengatakan satu kata.

"Va...no?!"

-
Tbc!?
Kurang? Maaf ya. Saya tau ini cerita emang gak nyambung. Gak usah di baca aja😪

[SUDAH DI REVISI]

Tempramental Boyfriend [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang