"Hidup emang rumit. Makanya, jalani dulu semampunya. Jangan lari dari masalah, karena bahagia menunggu setelah masalah selesai."
-Rendy Pranata si ganteng kalem😎--
"Kok jahat sih?" ucap Lili kesal.
"Pokoknya aku ngambek sama kamu!""Kok ngambek sih? Jangan dong. Nanti aku diambil orang loh.." goda Marcel.
"Biarin!" Lili kesal. Marcel menarik lengan Lili supaya Lili lebih dekat dengannya. Marcel berbisik di telinga Lili.
"Jangang ngomong gitu. Sekarang kamu milik aku." Bisik Marcel. Lili mematung, merasakan seluruh tubuhnya seperti tersengat listrik.
"Tegang banget, belum aku cium juga." ucap Marcel menggoda Lili. Lili kesa, dan memukul bahu Marcel.
"Marcel? Tau jurang gak? Mau aku terjunin gak dari sana?" kesal Lili
"Kalo aku terjun dari sana, nanti kamu nangis, karena gak ada lagi orang yang gantengnya kayak aku." ucap Marcel dengan percaya dirinya.
"Iya kamu ganteng ko." ucap Lili pasrah.
"Tapi Cel, aku serangan jantung loh tadi. Dan sekarang aku sesek nafas.""Sesek nafas kenapa? Mau ke dokter gak?"
"Aku mau nangis.." dan Lili menangis sesenggukan. Marcel memeluk Lili. Berusaha menenangkan Lili.
"Kamu nangis kenapa?"
"Gak tau. Pengen aja! Aku kesel sama kamu!"
"Jangan, itu berat. kamu gak akan kuat. Aku aja gak kuat kesel sama kamu."ucap Marcel. Lili nyubit pinggang Marcel.
"Marcel, kok aku greget ya pengen bunuh kamu?" kesel Lili.
"Jangan dibunuh. Nanti, kamu sama siapa?"
"Biarin! Kan ada kak David."
"Mau jadi brother complex?"
"Bodo!"
"Yah ngambek. Yaudah deh, aku pergi aja." ucap Marcel lalu berdiri hendak pergi meninggalkan Lili. Lili malah menarik lengan Marcel.
"Kok pergi sih?"
"Hehe.." Marcel nyengir. Dan balik menarik lengan Lili sampai Lili berdiri meskipun sedikit sempoyongan.
Marcel membawa Lili ke dalam pelukannya. Mereka berdua hanyut dalam rasa rindu yang selama ini belum mereka tuangkan. Marcel menikmati setiap detik bersama Lili, ia tak ingin menyia-nyiakan waktu saat bersama Lili. Marcel melonggarkan pelukannya dan mulai memegangi dagu Lili. Membuat Lili sedikit mendongak ke atas. Marcel memiringkan kepalanya dan perlahan-lahan mendekatkan wajahnya ke wajah Lili.
Klek. Suara pintu terbuka.
David Masuk dan melihat Marcel dan Lili hendak Ciuman itu. Refleks David nyengir. David mendapat tatapan tajam dari Marcel. David emang pengganggu suasana.
"Eh anu, kunci mobil gue ketinggalan. Maaf ya gue ganggu. Cuma ngambil kunci doang kok. Seriusan dah. Tuh kunci mobilnya." David mengambil Kunci mobilnya.
"Lanjut aja, gue pergi ya dahh." David pergi.
Lili malu setengah mati. Marcel hanya tersenyum melihat Lili yang tengah menahan malu itu.
"Li, tunggu sebentar ya." ucap Marcel yang langsung pergi meninggalkan Lili. Tak lama Lili disuruh menunggu oleh Marcel, Marcel pun kembali masuk ke ruangan itu dan menghampiri Lili dengan wajah yang sumringah.
Marcel menggenggam tangan Lili. Menatap Lili dengan tatapan yang hangat, tatapan cinta dan tatapan sayang. Lili nyaman dengan tatapan itu. Lili hanya tersenyum malu melihat Marcel menatapnya.
"Li, aku tau ini telat banget buat aku ngucapin segalanya. Meskipun dulu kita pernah putus dan kamu jadian sama orang lain, begitu pula aku. Kamu yang salah menjaga jodoh orang dan aku juga salah menjaga jodoh. Aku malah menjaga jodohnya si Devan dan kamu malah menjaga jodoh orang lain. Aku tau, aku ini bodoh ngelepasin kamu gitu aja. Aku ini sebenernya gak bisa ngeluarin banyak kata sih ya karena ini khusus untuk kamu, aku akan ngomong semuanya ke kamu." ucap Marcel.
"Kamu tau? Waktu kamu nangis-nangis dan minta maaf ke aku. Hati aku hancur Li, aku gak suka liat kamu nangis, apalagi karena aku. Tapi, aku juga gak suka liat kamu ketawa karena orang lain. Dulu juga, waktu kita ke rumah Alm. Opa bareng pas awal kita baikkan. Aku cemburu kamu kenalan sama anaknya Opa. Aku gak tau kenapa."
"Intinya ya Li, dari dulu sampai sekarang itu rasa sayang aku itu utuh ke kamu. Apalagi Cintanya, masih bulat sempurna. Belum habis seutuhnya, ya meskipun dulu pernah terkikis. Tapi, ini seriusan kok aku sayang sama kamu sekarang. Ini tulus." ucap Marcel masih menggenggam tangan Lili.
"Cel, apa kamu juga tau? Waktu kamu putusin aku, aku gak rela cel ngelepasin kamu. Apalagi kamu gitu aja pergi dan ninggalin aku sama Darent. Dan apalagi waktu aku tau kamu deket sama cewek lain. Aku cemburu, aku gak suka. Tapi, mau apa? Dulu aku ini cuma mantan kamu." ini Lili yang ngomong.
"Dan aku juga mau jujur, dari dulu sampai sekarang aku juga sayang sama kamu. Masih utuh juga. Beneran deh, utuh kok." ucap Lili yang di hadiahi senyuman oleh Marcel.
"Te amo Li." Ucap Marcel masih enggan melepas tangan Lili dari genggamannya. Lili nyengir.
"Te amo itu apa ya?"tanya Lili. Marcel tertawa.
"Aku cinta kamu." ucap Marcel.
"Aku juga cinta kamu cel." balas Lili.
"Udah pinter gombal ya sekarang hm?" tanya Marcel. Lili nyengir lagi.
"Li, jangan tinggalin aku ya? Aku tau, suatu saat kita nanti akan berpisah bukan berpisah karena rasa bosan, tapi karena ajal yang menjemput kita Li."
"Iya cel." balas Lili.
"So, Will you marry me Cornelia Azwari?" Ucap Marcel sambil membuka kotak yang berisi Cincin.
"Aku masih mau sekolah." ucap Lili.
"Ngerusak suasana ih. Yaudah nih aku ulang ya." kesal Marcel.
"Cornelia Azwari, Would you be mine?"
"Yes, I will."
--THE END--
---
Makasih ya udah setia sama story gua haha.. Gua sayang sama kalian.Ending nih. Mau epilog nya apa ngga nih? Kalo nggak gua bakalan fokus sama Work gua yang kedua. Baca ya. Bacalah. Gua kasih kecup nih kalo di baca.
[SUDAH DI REVISI]

KAMU SEDANG MEMBACA
Tempramental Boyfriend [COMPLETE]
Novela Juvenil[Private di beberapa chapter. Jadi follow akun gua dulu sebelum menyimpan cerita ini di library?] Mepunyai pacar yang sangat over protektif, Posesif dan temprametal. memang sangat menyebalkan. But, dia itu orang nya penyayang, sesosok yang romantis...