15.

5.7K 224 22
                                    

"Saya tau, benci itu sangat tidak pantas. Tapi, kalo orangnya pantas buat dibenci. Kenapa tidak?"
-Marcellino Atmadja-

-

"Gimana ini? Kok gak bisa janji?" pak Broto kesal.

"Pak, taukan kalo janji gak di tepatin itu sakit. Nanti kalo dia gak nepatin janji, apa bapak udah siap buat sakit?" itu Carly yang ngomong, bukan Marcel. Marcel berusaha menyembunyikan senyumnya. Pak Broto sedang menganga. Dan Carly pun bingung melirik Marcel.

"Kalo mau ketawa ya ketawa aja. Jangan di tahan kaya gitu, nanti kentut kan bau." Ucap Carly dengan polosnya. Marcel kembali bersikap datar.

"Udah-udah saya pusing sama kalian. Kalian kembali ke kelas. Dan kamu, jangan ulangi kelakuan yang tadi." Ucap Pak Broto lalu pergi dari hadapan Marcel dan Carly. Marcel pun hendak pergi ke kelasnya, tapi Cewek itu malah memanggilnya.

"Woy!" teriak Carly. Tapi Marcel tak menghiraukannya. Carly yang tak mendapat respon dari cowok yang ia panggil tersebut pun mengejarnya sampai mensejajarkan langkahnya.

"Gue panggil lo elah." ucap Carly.

"Oh, gue kira lo manggil burung yang terbang." ucap Marcel.

"Dih, Gak ada burung terbang siang-siang ya."

"Ada."

"Gak ada."

"Gak percaya? Cari aja sendiri." Carly pun menatap langit yang sedang cerah saat itu, mencari objek yang ia cari di sana.

"Gak ada." ucap Carly.

"Udah tau gak ada masih aja dicari!"

"Kan lo yang nyuruh."

"Ya berarti lo bego."

"Lo ngatain gue bego? Gue gak bego ya!"

"Terserah. Lo ngintilin gue mulu, mau ngapain?"

"Tadinya gue mau ngajak lo kenalan, dan karena lo bilang gue 'bego' jadi gue males kenalan sama lo."

"Yang mau kenalan sama lo siapa?" tanya Marcel.

"Ihh ngeselin ya."

"Bodo amat!" Marcel pun masuk ke kelasnya dan duduk di bangku pojok sendirian.

Semenjak kejadian 1 bulan lalu, Marcel memutuskan pindah tempat duduk. Marcel mulai mengeluarkan earphone-nya dan mhlai menyetel lagu kesukaannya yaitu Shawn mendes- Don't want your love. Marcel tidak tahu, kalau ternyata Lili sering diam-diam menatap Marcel. Lili masih sayang sama Marcel, tapi ia juga gak boleh egois. Ia harus memilih. Sekarang Darent lah yang ia pilih jadi pacarnya.

"Babe, apa yang kamu lihat hm?" tanya Darent. Darent pun melihat kearah yang sedang Lili lihat.

"Marcel? Kamu masih sayang?" tanya Darent lagi.

"Nggak Vano, aku gak liatin dia."

"Oh, dikirain. Saya hanya menebak." ucap Vano.

Carly yang masih terdiam di depan kelas Marcel, mencoba mengantisipasi emosinya. Carly kesal dengan cowok itu, Carly tau cowok itu bernama Marcel, ia tau dari pak Broto tadi.

"Sabar Carly, lo itu cantik. Gak boleh marah-marah. Nanti keriput kayak emak-emak kan repot. Gak ada yang naksir kan gue juga yang kasian." gumam Carly mencoba menenangkan diri lalu pergi ke kelasnya sendiri.

-
Bel istirahat berbunyi, Marcel, Putra dan Rafa pun pergi ke kantin bersama. Marcel bersyukur punya sahabat seperti mereka.

Marcel, Putra dan Rafa duduk di bagian meja yang berada tengah-tengah kantin.

Tempramental Boyfriend [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang