"Chapter 10"

78 4 0
                                    

Angkasa berjalan keluar dari kantin saat ia keluar dari Kantin ia menemukan sosok Peri pucatnya yang kemarin, seketika berubah dengan cantiknya.

Namun kini berbanding terbalik gadis mungil itu tak menampilkan kecantikannya dengan berpoles make up atau apapun. Natural dan sederhana.

Angkasa bergeming dalam hati.

Kog aneh sih si Rain, kemarin kan gue liat dia berpenampilan kaya orang kaya banget kog sekarang beda...???

Kenapa dengan gadis itu...??

Angkasa kebingungan dengan tingkah gadis itu, Jika saja ia menunjukkan siapa dirinya yang sebenarnya, pastinya semua orang tentu akan menyukainya dan banyak yang berteman dengan nya.

Angkasa menghampiri Rain yang bersama temannya.

"Hei Rain..." Angkasa menyapa Rain.

Dan teman Rain bingung kenapa cowok sekeren dia bisa kenal Rain, dari mana dia tau, bukannya Cowok itu adalah cowok koridor. Cowok yang baru pindahan kenapa sekarang memanggil nama Rain.

"Hai Sa, lo ngapain disini...???" Tanya Rain penasaran.

"Rain, siapa sih tuh cowok kog Lo kenal...???" Ucap Ceca lirih pelan ditelinga Rain.

"Ehemmmmmbbbbbbb." Rain berdehem.

"Sa, kenalin ini temen gue Ceca dan Lala. Lala yang megang lolipop, Ca kenalin ini Angkasa gue gak sengaja kenal sama dia."

Lala nyenyengir dengan lolipop ditangannya.

"Hai, gue Angkasa gue anak Ips. Senang bisa kenal kalian."
Angkasa tersenyum manis. Membuat kedua teman Rain syokk setengah mati.

"Gue pergi dulu yah, owhhh Iyah Rain gue tau Lo selalu tepatin janji lo ke gue." Angkasa pergi.

Ceca dan Lala bingung.

"Janji apa Rain...?" Ucap Lala.
"Lo janji apa sama Angkasa...?" Ucap Ceca bergantian dengan lala.

"Kalian, kog nanyain gue seanarkis ituh sih, gue aja lupa gue pernah janji apa ke dia perasaan gue gak pernah janji."

Rain mencoba mengingat ingat, kapan terakhir kali ia janji. Rain merasa bahwa ia tak pernah mengucapkan janji sepatah kata pun pada Angkasa.

Ahhh, atau jangan-jangan tentang dia, yang nyuruh gue masuk sekolah. Ohh ya ampun, Angkasa kenapa dia ingat detail. Tapi itukan bukan janji.

Dia mengganggapnya janji...? Aneh tuh cowok.

"Gue gak kerasa ada janji sama dia, udah ah gue laper, yuk kantin."

Rain tak bercerita kepada kedua sahabatnya, pasti nantinya ia diterkam seribu satu pertanyaan. Jika ia bercerita. Apalagi Ceca pasti akan bla....blaaaa....blaaaaaa.

------

Dikantin Rain melihat Stesa. Cewek cabe. Siapa sih yang gak kenal Stesa cewek genit itu.

"Pasal 1,Stesa ngelirik kita.
Pasal 2, gue yakin mangsanya tuh cowok keren dan tajir di SMA kita.
Pasal 3, gue yakin dia kali ini menghampiri kita huwaaaa......" Ceca heboh.

Ceca berbicara agak keras, gue yakinlah Stesa denger jarak kita kan gak ada 2 meter. Dan, Ceca mulai dengan pasal-pasalnya. Ceca emang dodol, pelajaran PkN aja sangkut pautnya sama Stesa.

Stesa, menghampiri Rain dan kedua sahabatnya. Tatapannya murka merah seperti ingin diguyur es.

"Apa Lo bilang...? Lo siapa beraninya ngomongin gue dibelakang. Lo kira gue budheg...? Pake pasalin gue lagi... Dasar cewek cupu....!!!!!" Bentak Stesa.

Kepingan HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang