"Chapter 20"

38 3 0
                                    

Pukul 21.00 WIB

Suasana kantor perusahaan Riko terlihat sepi. Semua kariyawan yang bekerja sudah pulang.

Di sudut ruang kantor ada lelaki dengan menggenakan kemeja dan jasnya.

Tangannya mengusap ngusap kepala. Wajahnya sangatlah berantakan dan kusut. Dia frustasi.

Kala itu, perusahaan Riko sedang tidak berjalan dengan baik. Ia mengalami kesulitan tentang masalah keuangan.

Sedangkan, dia hanyalah anak pertama. Dengan kedua adik, Revan dan Rain. Revan yang hobby menghamburkan uang.

Dengan, Rain yang memiliki perusahaan Fashion yang sedang naik daunnya.

"Masak iya, aku harus meminta uang saham dari Rain. Gak mungkinlah dia kan saat ini sedang banyak masalah."

Gumam Riko bergeming.

"Hufffttt....."

Lelaki itu menarik nafasnya dan menghembuskannya.

Terlihat, ruangan itu porak poranda, akibat frustasi dari lelaki itu.

"Tuan....!!!!"

Kata seseorang lelaki yang sekiranya dibawah ku, umurnya. Dia OB

"Iyahhhh....?"

Ucapku padanya.

"Tuan, maaf saya menganggu. Tapi diluar sedang ada Ibu Tuan yang mencari Tuan. Dia ingin berbicara pada Tuan."

Ucap OB itu lalu mengucapkan permisi dan pergi membawa peralatan kebersihan.

"Bunda...? Kenapa Bunda kesini"

Ucap Riko bergeming.

Riko berjalan cepat meninggalkan ruang kantor dan menuju keluar mencari seseorang yang dimaksud OB itu.

----

Diluar kantor terpakir mobil yang sangatlah mewah dengan para bodygate nya.

Riko, keluar dari kantornya dan menghampiri mobil tersebut.

"Tuan, nyonya ingin berbicara dengan Tuan didalam mobil."

Ucap salah satu bodygate itu.

"Tidak, ucapkan pada nyonya mu itu untuk menemui ku diluar."

Ucap Riko karena tidak ingin menuruti keinginan bodygate tersebut.

Lalu dari arah kaca mobil, kaca tersebut turun melihatkan, seseorang wanita paruh baya dengan pakaian yang mewah.

Serta wajah yang bermake up menampilkan keanggunan nya.

"Riko, masuk."

Ucap wanita separuh baya itu.

"Hufttttttt,"

Riko mendengus kesal dan masuk ke mobil, mencoba menuruti keinginan Bundanya.

"Riko, Bunda ingin berbicara."

Ucap Anti.

"Langsung aja to the point. Apa harus saya panggil Bunda." Ucap Riko sinis.

"Oke, baby nothing. Saya dengar perusahaan kamu kekurangan uang saham...?"

Ucap Anti.

"Lantas kenapa? Apakah itu menjadi urusan Anda, apakah Anda peduli..? Apa itu membuat Anda senang?"

Ucap Riko tak tahan.

"Hahahaha, kamu gak berubah Riko kamu memang selalu suka menentang."

Ucap Anti sinis.

"Tidak usah basa-basi langsung saja apa yang ingin Anda mau."

Ucap Riko menahan emosinya yang menggebu.

"Bodygate.....!!!!"

Ucap Anti memanggil. Lalu bodygate tersebut membawa uang di dalam koper persegi. Lalu menyerahkan, pada Riko.

"Apa maksud anda...?"

Ucap Riko tak mengerti.

"Itu uang, untuk perusahaan kamu. Ambil saja. Saya tau kamu membutuhkannya."

Ucap Anti tak memandang wajah Riko.

"Hahh....? Apa saya tak salah dengar Anda memberikannya...?"

Ucap Riko.

"Tidak, asal ada satu syaratnya." Ucap Anti sinis.

"Syarat? Apa.... Maksud anda?"

"Jangan coba, urusin adik kamu Rain. Biarkan ia hidup sendiri. Jauhin dia. Apa kamu sanggup...??"

Ucap Anti memasang kaca matanya.

"Apaaa...? Rain itu anak Anda sendiri....!!!, Tidak, saya tidak mau."

Ucap Riko.

"Baiklah, kalo kamu tidak mau saya bangkrutkan perusahaan mu, dan jangan harap Rain tenang."

Ucap Anti

"Apaaa...? Jangan apa-apakan Rain. Biarkan ia tenang. Baiklah saya bersedia. Tapi tolong jangan apa-apakan Rain."

Ucap Riko memohon pada Anti.

"Pilihan tepat."

Ucap Anti dengan penuh kemenangan.

------

Vote me please Reader😞




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 06, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kepingan HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang