Aku pulang sekolah bersama dengan kak Revan. Kak Revan, menanyai ku dalam setiap perjalanan pulang. Tetapi aku diam saja.
Aku tak membuka mulut ku walaupun Kak Revan mencoba menanyaiku dengan seribu pertanyaannya.
Gadis itu terduduk diam didalam mobil dan disampingnya ada Revan kakak laki-lakinya.
Dia menatap jalanan kosong. Kesedihan dan kepiluan terpancarkan dari matanya walaupun bibirnya tak berucap namun matanya sudah mengatakan segala hal, tentang perasaan sedih yang mendalam dari gadis mungil itu.
Seketika sampai dirumah aku sudah, disambut oleh Keyla Asisten Pribadiku.
Keyla datang diwaktu yang tidak tepat. Aku sedang dirundingkan dengan kesedihan ku saat ini, namun Keyla sudah menyambutku dengan membawakan peralatan baju formal ku.
Aku ingat bahwa aku ada Janji meeting hari ini karena sebuah Perusahaan butik fashion ku.
Keyla memberikan senyuman padaku. Senyum pait, tentulah dia tidak senang melihat ku menangisi hidupku yang penuh liku-liku.
Saat bertemu gadis itu entah mengapa aku selalu saja menangis, ia yang mampu memberi ku semangat dan mengetahui kegelisahan dalam hidupku. Walaupun aku tak pernah mengatakannya namun dia mengerti dengan sendirinya.
"Rain, janganlah difikirkan, hadapilah dengan kesabaran dengan penuh keikhlasan semuanya itu tidaklah akan hadir dalam hidup mu selamanya."
Ucap Keyla, menyadarkan ku dari kesedihan ku.
"Apa maksud mu....?? Ucap Rain
"Ah tidak apa-apa, Ayo Rain aku membawakan sebuah dress panjang untuk mu"
Ucap Keyla, aku masih tak mengerti mengapa Keyla menggantikan baju formal yang dia bawakan untuk ku dengan Sebuah gaun panjang.
------
Sore itu awan seakan menghibur ku dengan kesedihan yang melandaku. Awan itu, sangat cantik dengan warna jingganya dan matahari yang akan tenggelam.
Matahari itu mencoba menyemangati ku bahwa masih ada hari esok, namun bukan untuk bersedih melainkan untuk menghapus kesedihan itu dan kembali bersinar.
Keyla berada disamping ku, dengan dia yang mengendarai mobil mewah ku. Aku masih diam saja, tak membuka mulut ku kepada siapapun.
Selang beberapa waktu kita sampai ditempat tujuan. Tempat Caffe. Aku masih tak mengerti kenapa meeting menggunakan baju gaun seperti ini, kenapa meetingnya harus di Caffe...?
Lagi dan lagi Keyla hanya mempersilakan ku masuk dan berkata
"Rain, kelayen sedang menunggu mu didalam sana."
Aku pun masuk, Lidah ku tak mampu berbicara saat itu entah lah fikiran ku masih saja berlayang-layang di awan sana.
Kini, otak ku hanya mampu menuruti apa kata Keyla.
-----
Rain memasuki sebuah caffe yang megah dan dekorasi yang tersusun rapi, dengan sebuah lilin dan bunga yang indah.
Mata Bulat nan hitam itu menangkap seseorang. Itu sebuah kelayen nya, seorang lelaki, namun dia memakai jass putih yang sangat rapi. Bau parfumnya sangatlah mampu menghipnotis orang yang mencium bau itu.
Rain tak mampu melihat sosok itu, ia hanya mampu melihatnya dari belakang.
"Maaf, apakah Anda kelayen saya...??" Ucap Rain memastikan.
Lelaki itu membalikkan badannya, wajah nya terlihat, dia tampan dan tersenyum manis. Begitulah kata yang mendominasi cowok itu.
Kak Riko datang saat Rain ingin memastikan cowok itu. Kak Riko juga memakai Jassnya yang berwarna Cream. Sungguh kak Riko sangat tampan, dia mengingatkan ku saat Ayah merayakan hari ultah ku dulu. Jass yang mereka kenakan sama berwarna Cream.
Aku tak mengenal lelaki manis ini. Dia sangat manis dan sopan terhadap ku. Dan juga tampan dia mempunyai lesung pipi. Sangatlah manis, apabila dia tersenyum. Seperti tadi.
"Dek, maaf. Kakak bohongin kamu tadi, sebenarnya hari ini kamu akan meeting dengan Sahabat kecil mu. Apakah kamu tidak ingat dia....???? Dia temanmu ketika berada kita berada di Jogja."
Ucap Kak Riko. Aku masih memperhatikannya dia tersenyum dengan lesung pipinya. Ahhhhhh lesung pipinya memukai para wanita yang melihatnya di Caffe ini.
Dasar Lelaki kog genit. Mau pamerin lesung pipi lagi. Aku aja yang chabby gak aku pamerin.
"I'm, so sorry Rain." Begitulah katanya dalam bahasa Inggris.
"Of course, tidak apa-apa lanjutkan tersenyum mu itu." Lanjutku tak mengubriss cowok itu. Kak Riko memandangi kami aneh.
"Lu gak kenal gue Rain...? Apa dulu gue yang gendut lu lupain gitu aja...??"
Lelaki itu berbicara, tapi aku tetap tak mengingatnya, dan tidak memperhatikan apa yang dia bicarakan. Sialnya, lelaki itu tau mata ku yang sendu.
"Kesenduan akan berakhir."
Ucapnya lirih. Mengingatkan ku pada sosok Sahabat lelaki ku. Sahabat satu-satunya yang badannya gentong tapi dia sangatlah pandai berkata-kata.
Vian, benarkah dia Vian.
"Vian Lo Vian kan lo kog berubah jadi gini...???" Ucap ku tak percaya. Dan mencoba menyembunyikan mata sendu ku dari dia.
"Hahahaha, kak Riko bilang apa kalian pasti saling inget dan gak bakal lupain satu sama lain."
Kak Riko angkat berbicara, walau tadi dia diam. Memperhatikan pembicaraan kami.
"Iyah nih kak, Adek kakak yang satu ini gak bakal lupa sama Sahabat nya. Tapi gak salah hehehe" ucap Vian nyengir.
Sungguh Vian sangatlah beda dari dulu.
------
KAMU SEDANG MEMBACA
Kepingan Hidup
Teen FictionSebuah cerita percintaan remaja. Sebagian di private follow me. Gadis mungil yang penuh dengan kehidupan gelap, sunyi, kesepian. Gadis ini bagaikan Hujan dan mendung. Selalu ada tangisan dan beban yang begitu berat memikulnya. Kerinduan yang membuat...