Dulu dia gendut, item, chabby seperti ku namun masih saja melekat dari dirinya perkataannya tentang sendu itu.
Sendu yang membuat ku pilu. Dia selalu mengatakan itu saat aku bersedih.
"Teruslah tertawa." Ucap ku
"Hahahahahaha, Lo inget gak Rain lo itu pikunan, tentang Teddy bear itu, esok nya lo cariin kemana-mana sambil lo nangis, hahahahha sumpah lo lucu banget Rain lo ngamuk saat Teddy bear lo ilang, padahal Teddy bear itu lo kadoin." Ucap Vian, meledek ku sewaktu kecil dulu.
Sungguh Vian sangatlah Puas menertawaiku. Kemudian dia berhenti tertawa.
"Gue kesini pengen kerja sama. Sama lo, gue punya perusahaan Fashion di Perancis, gue liat Perusahaan fashion lo cukuplah maju di Indonesia makanya gue nawarin lo."
Ucap Vian membuat ku tak percaya, hayolah pasti gue lagi mimpi.
Cubitt pipi gue ....!!!!! Eh gak deh, ntar pipi gue melar kayak elastis.Aku ingin, sempat bertanya pada Vian, kemana dia pergi meninggalkan ku. Namun, kurasa pertanyaan dalam hatiku sudah terjawab dia pergi ke Perancis.
Dengan bisnisnya. Vian sangatlah cerewet lebih cerewet dari Ceca dan Lala. Yang setiap kali mengusik ku.
------
Hari berjalan dengan adanya, seperti biasa jarum jam berdetak detik per detik, menit per menit, jam per jam silih berganti. Namun kurasa waktu ini begitu cepat.
Rain menghabiskan sepanjang waktunya dengan Kak Revan, Kak Bryan, Ceca dan Lala di sekolahan.
Seperti sudah tidak ada lagi sosok beriris mata biru itu. Yang selalu menyapanya.Membuat candaan, yang mampu membuat Rain tersenyum bahkan, pipinya memerah karena Angkasa.
Di Rooftoop sekolah.
Aku disini dengan kedua temanku dan kedua kakak ku. Tampaknya mereka semua saling akrab.
"Kak Revan, Bagaimana Anda menghadapi adek emess, kayak sosok mahluk Astral disamping saya ini....???"
Ucap Lala, dengan sebuah botol nya yang ia pegang bagaikan mix.
"Apaan sih la, gue bukan mahluk Astral kali la, mana ada mahluk Astral seimut gue...?"
Ucap Rain marah karena dibilang mahluk Astral.
"Hahahaha, cukuplah sulit mengatasi makhluk Astral itu. Karena dia sering menangis, dia sering nempel, kadang dia juga, dingin sampai saya merinding."
Ucap kak Revan meledek ku seperti Lala.
"Lalu bagaimana dengan Anda sendiri Bryan sebagai Kakak Angkatnya mahluk Astral. Apa anda tidak merasa terngangu dengan kedatangan mahluk itu...??"
Lala mulai, membuat ku marah, ingin sekali aku mencekek leher wanita itu.
"Jadi begini, saya sempat ternggangu. Pernah suatu ketika, saya membuat susu coklat. Saya taruh susu tersebut dimeja. Saya tinggalkan karena mendapat telefon. Lalu setelah itu, saya kembali, ajib, susu saya hilang seketika."
Semuanya tertawa mendengarkan ucapan Bryan. Tapi memanglah betul yang dikatakan Bryan. Aku meminum susunya. Wkwkwkwkwk aku menahan tawa.
Bryan melanjutkan ceritanya.
"Saya merinding, gelisah galau merana, susu saya hilang. Esoknya, saya melakukan percobaan, menaruh sebuah garam disusu itu. Saya tinggalkan. Lalu seseorang berteriak. Saya datangi, ternyata Mahluk Astral kena batunya, dia meminum susu garam wkwkwkwkw....."
Hehehe, aku tertawa mengingat kejadian itu, Kak Bryan jahat.
"Hahaha, syukurin tuh mahkluk Astral mampus dah."
Ucap Ceca mendukung cerita realita nyata yang diciptakan oleh Bryan.
Bryan patut dijadikan stand up. Sungguh, dia mengambil kejadian memalukan dari diriku dan aib ku sendiri.
Aku pun tak terima semua mentertawakan ku.
"Lagian Kan ada haditsnya minuman yang diangurkan haruslah diminum, tidak baik mubazir. Ya udahlah sesuai perintah hadist itu gue minum. Tapi kak Bryan jahat masak gue dikasih garam."
Ucapku kesal.
"Itu biar lo kena batunya, lagian yang lo minum bakalan gak berkah kalo lo gak izin sama yang punya."
Lagi kak Revan berceramah.
"Emang ada haditsnya...?"
Ceca mulai wajahnya polos, pengen gue cemplungin ke got.
Bisa-bisanya dia bertanya, bagai reporter abal-abal.
"Aukkk ahhhh, gue ngambek...!!!!!"
Ucap Rain yang dijadikan bahan tertawaan.
"Hehehe, adek emessnya Revan, Bryan ngambek nihh ulih-ulihhh pipinya gemesin deh. Ada yang bawa jarum gak...?"
Ucap Ceca.
"Buat apaan nih gue bawa."
Ucap Kak Revan
"Sinih, gue pengen kempesin pipi Rain pake jarum"
ucap Ceca jarumnya sudah didekatkan pada pipiku. Ceca gila, masak pipi gue dikempesin pake jarum.
"Ceca....!!!!! Inihhh pipi bukan balonnnn!!!!"
Ucapku dengan berteriak dan berlari dari kejaran maut Ceca yang ingin mengempeskan pipiku dengan jarum.
"Hahahahahaha".
Semua tertawa senang hari ini. Mereka semuanya, menghibur kesedihan yang mendalam dari gadis itu.
------
Maaf para pembaca. Siapa yang rindu sama Rain.....????😃 Maaf proses updetnya agak lama.
Soalnya, aku kemarin uts jdi fokus buat ulangan nya.
Dan maaf aku masih penulis pemula.
Semoga kalian suka sama cerita aku.
Vote dan komen ya jangan lupa.
Ohhh, ya aku bakalan updet seminggu sekali, berhubungan jadwal kegiatan aku padet banget hehehe 😄
Makasih love you pembaca Setia Trouble Memory "R" dahhhhh..

KAMU SEDANG MEMBACA
Kepingan Hidup
Teen FictionSebuah cerita percintaan remaja. Sebagian di private follow me. Gadis mungil yang penuh dengan kehidupan gelap, sunyi, kesepian. Gadis ini bagaikan Hujan dan mendung. Selalu ada tangisan dan beban yang begitu berat memikulnya. Kerinduan yang membuat...