Angkasa berlari turun dari atas Rooftoop.
Gadis yang begitu ia kenal lugunya malah berpelukan dengan lelaki lain...?
Ia tak habis fikir, Rain melakukan itu.
Kenapa rasanya sesak, kecewa, kenapa gue sedih, liat Rain berduan dengan Bryan.Angkasa pulang, mengendarai mobilnya dengan kecepatan secepatnya tak peduli dengan tas ranselnya yang ia tinggalkan di kelas.
Ia kecewa teramat kecewa sangat pada Rain dan Bryan.
-----
Rain pulang bersama Bryan. Menaiki mobil Bryan. Tentunya dengan izin kak Revan.
Kak Revan pun juga tidak bisa mengantarkan Rain pulang. Sebab Revan sangatlah sibuk. Ia aktif dalam organisasi.
Didalam mobil suasana diam, hening, mereka tak berbicara satu sama lain.
"Rain, sejak kapan Ayah lo pergi ninggalin Lo...?" Bryan memulai percakapan.
"Sejak gue kecil, gue umur 6 tahun. Dan semuanya berubah drastis ke gue."
"Owchhh, Lo jangan sedih yah dek. Gue bakalan jadi abang yang baik buat lo gue janji." Bryan tersenyum.
Rain pun hanya tersenyum manis.
-----
Sampai dipekarangan rumah Bryan. Rain dipersilahkan masuk oleh Bryan.
"Bunda ada didalem kog lo masuk aja." Suruh Bryan.
"Loh lo mau kemana bang...? Gak ikutan masukk...?" Tanya Rain.
"Gue ada urusan bentar, urusan penting banget. Lo masuk dulu aja dek. Tapi lo ganti baju dulu. Lo pake baju gue ada dikamar gue. Lo ambil sendiri bi Inah yang bakalan anterin lo."
"Bilangin Bunda yah gue ada urusan bentar dahhh dek Rain."
Bryan langsung pergi dengan mobilnya.
"Haissssh, gue ditinggalin." Ucap Rain mengeluh.
"Ayo non, saya antarkan ke kamar den Bryan." Ucap bi Inah.
Aku berjalan mengikuti bi Inah. Dan menuju kamar Bryan.
------
"Yeeeeeeeeeee, gue menang 1- 0" suara Bimo yang sangat gaduh di kamar Angkasa. Yang sedang bermain Playsation.
"Ah, bete lu mah curang. Ogah gue maen." Ucap Bian kesel dengan Bimo.
Lalu Bian menatap Angkasa. Tatapan lelaki itu kosong. Bian dan Bimo datang kerumah Angkasa untuk mengantarkan tasnya Angkasa yang ditinggalkan, dengan seenaknya saja. Pergi dari jam pelajaran tak biasanya Angkasa seperti ini.
"Lo kenapa Sa, muka lo kusut. Apa karena Rain...? Rain Antinugroho...? Lo jadi keg gini." Kata Bian.
Arghhhhhhh, kenapa Bian ngomong kayak gitu ke gue. Gue benci nama itu disebut. Entahlah tak jelas. Aku tak butuh alasan kuat untuk membencinya. Tapi pelukan itu membuat ku benci.
"Gue gak papa, gak usah peduliin gue." Ucap Angkasa Acuh.
"Kenapa sih tuh anak...?" ucap Bian dalam hati.
------
Bryan kerumah Angkasa. Dia tahu sahabatnya itu pasti sangatlah murka.
"Tante Angkasanya ada...??" Ucap Bryan dengan sopan kepada wanita separuh baya.
"Owch, Bryan. Ada kog. Ada Bian, Bimo juga, ntar yah Tante panggilin Angkasa. Kamu duduk dulu gihh." Ucap mamanya Angkasa dengan ramah.
"Kenapa lo cari gue, masih nganggep gue ini temen lo...???" Kata Angkasa dengan marah.
"Sa, Lo kenapa sihhh...? Lo kayak gini marah gak jelas ke gue, lo suka sama Rain....???" Ucap Bryan kepada Angkasa yang sudah mengepalkan tangannya.
Rasanya Angkasa ingin memukuli lelaki dihadapannya ini.
Sahabat busuk itulah Bryan."Lo sahabat macam apa sih, lo masih gak ngerti atau pura-pura bego!!!. Gak usah anggep gue sahabat lo. Gue gak Mauk punya sahabat yang munafik kayak elo...!" Ucap Angkasa dengan lantangnya. Saat ini emosi Angkasa tak dapat dikendalikan.
"Sa, sorry maafin gue, gue gak tau lo ada apa sama Rain. Bahkan gue gak tau lo kenal dia apa enggak. Sorry gue udah meluk dia."
"Buuuugggggggg"
Satu pukulan mengenai pipi Bryan.Angkasa tak dapat dikendalikan. Bian dan Bimo pun turun menghampiri mereka diruang tamu.
"Sa, sabar kendaliiin emosi lo...!!!, Dan elo Yan sebenarnya ada apa...? Kenapa kalian jadi berantem....??? kita kan sahabat" ucap Bian menengahi.
Bimo memegang Angkasa, yang tak dapat dikendalikan lagi.
"Dia bukan sahabat gue, sahabat gak bakalan nusuk sahabatnya." Ucap Angkasa pergi.
Bimo dan Bian kebingungan dengan tingkah kedua sahabatnya.
"Yan ada apa sih sebenarnya...?" Ucap Bian bertanya lagi pada Bryan.
"Gue cabut guys, kalian tenangin Angkasa aja!" Ucap Bryan.
Bryan pergi meninggalkan kedua sahabatnya.
"Waitt, waittt, waittt Bryan....!!!" Ucap Bian.
"Kasihan yah lo Bian gak direspon" ucap Bimo mulai dodolnya.
"Arghhhhhhh, gue lebih kesel lagi sama lo...!!!!"
"Bian.... Jadi kita berantem juga... ??? Bian, Biann, Bian!!!!" Ucap Bimo mengejar Bian.
------
KAMU SEDANG MEMBACA
Kepingan Hidup
Teen FictionSebuah cerita percintaan remaja. Sebagian di private follow me. Gadis mungil yang penuh dengan kehidupan gelap, sunyi, kesepian. Gadis ini bagaikan Hujan dan mendung. Selalu ada tangisan dan beban yang begitu berat memikulnya. Kerinduan yang membuat...